chapter 16

1K 168 36
                                    

"What's wrong with you, Jungkook!"

Yugyeom berjalan tergesa setelah berhasil masuk ke dalam ruangan Jungkook dengan sangat tidak sopan.

Jungkook memutar bola matanya, Oh ayolah... Meski terkesan santai ia tetap seorang bos. Seharusnya Yugyeom lebih sopan padanya.

"Apa!" Tanya Jungkook malas.

Yugyeom menatap Jungkook dengan sangat kesal. Mungkin jika ia tokoh Kartun maka kepalanya akan mengeluarkan asap.

"Come on, Jungkook! Tidak biasanya kau seperti ini. Katakan padaku apa rencanamu? Ini berbeda dengan rencana terakhirmu." Yugyeom menatapnya dengan tatapan penuh selidik.

"Kau mengubah rencanamu?"

Bukannya menjawab, Jungkook seolah
tak perduli pendapat Yugyeom. Baiklah ini hidupnya. la raja dihidupnya. Dan Yugyeom tentu tidak akan setuju dengan rencananya.

" Tell me. This boys is Seokjin?" Melihat Jungkook yang diam tanpa berkomentar membuat Yugyeom semakin kesal.

"Jungkook!" Geramnya.

Yugyeom mendekati Jungkook memutar kursi pria itu agar menatapnya dan mengunci pria itu dengan kedua tangan nya. Jungkook  menatapnya tidak suka. Dengan tanpa perasaan Jungkook menendangnya hingga Yugyeom mengaduh kesakitan.

"Hey, itu menyakitkan!" Seru Yugyeom.

"Kau memilih posisi yang menjijikkan.!" Marah Jungkook.

Yugyeom terkekeh. la duduk di atas meja milik Jungkook. .

"Baiklah, baiklah. Katakan padaku kau
mengubah rencanamu?"

"Ya." Jawab Jungkook singkat.

Yugyeom memajukan wajahnya dan menatap Jungkook dengan penuh selidik.

"Singkirkan wajahmu!" Perintah Jungkook,merasa terganggu.

"Tidak. Kau harus memberitahu dulu."

Jungkook menggeram melihat kekeras kepalaan sahabatnya.

"Baiklah kau menang Apa maumu?"

"Beritahu aku sedikit tentang rencanamu." Jelas Yugyeom untuk kesekian kalinya.

Sebenarnya biasanya ia tidak terlalu tertarik dengan urusan orang lain, tapi ini Jungkook. Sayang jika ia melewatkannya.

" Dia ternyata sadar lebih cepat."
Jawaban Jungkook malah membuat Yugyeom semakin menggerutu.

"Bisakah langsung pada intinya."

Jungkook menghela napasnya kesal.

"Aku tidak bisa membuatnya bertekuk lutut padaku. Kau puas!"

Yugyeom menganggukkan kepalanya.

"Aku sudah menebaknya."

Jungkook menatapnya sengit.

"Lalu untuk apa kau bertanya?"

"Hanya memastikan." Jawab Yugyeom seraya menggidikkan bahunya.

"Tapi kau yakin pada rencanamu. Kenapa tidak kau tiduri saja dia. Masalah selesai. Bukankah dari dulu kau penasaran jika kau sudah menidurinya, apa kau masih tertarik padanya."

Kedua tangannya terkepal. Ya, seandainya semudah itu. Tapi ia adalah seorang Jungkook. Tidak pernah sekalipun ia tunduk pada seseorang hanya untuk melayaninya. banyak yang suka dan rela memberikannya bahkan beberapa mengemis padanya.

Memaksa seseorang hanya akan melukai egonya. Sama halnya ia mengemis dan akhirnya memaksa saat tidak mendapatkannya. Oh, ia tidak akan menjadi serendah itu.

"Oh, really! Jadi apa yang akan kau lakukan? Mengancamnya?" Yugyeom tertawa meremehkan.

Jungkook menggeleng.

"Aku tidak butuh mengancamnya. Aku tidak memiliki apa-apa untuk mengancamnya. Tapi..."

Jungkook menegakkan tubuhnya. la mulai memeriksa hasil pekerjaan Yugyeom. Senyumnya mengembang saat puas dengan apa yang ia dapatkan.

"Aku bisa memaksanya."

"Lalu kau akan meninggalkan Jimin?"
Tanya Yugyeom langsung pada intinya.

Jungkook menatapnya dengan raut wajah marah.

"Kenapa aku harus melepaskan Jimin?" Tanyanya tidak setuju.

"Oh, come on, Jungkook! Kau akan menikahi keduanya?" Yugyeom menatapnya dengan pandangan tidak bersahabat. Bagaimana pun ia perduli pada Jimin. la yang membuat namja baik itu berada di posisi sulit seperti sekarang.

Jungkook tertawa, entah apa yang ia
tertawakan. "Aku memang akan menikahi
Seokjin. la akan menjadi istriku.... Tapi semua orang hanya akan tahu tentang Jimin, bukan Seokjin" Jelasnya. Kali ini nadanya terdengar serius.

"Seokjin adalah istri simpananku."
Lanjut Jungkook terdengar puas dengan
pemikirannya.

Yugyeom menggelengkan kepalanya.

"Kau hanya membakar dirimu sendiri." Yugyeom tau apa pun ucapannya tidak akan diindahkan Jungkook maka ia lebih memilih untuk tidak ikut campur.

"Seharusnya kau ikuti saja rencana awalmu. Mengikatnya menjadi istrimu hanya akan mengikatmu juga." Dengus Yugyeom untuk terakhir kalinya.


***

Seokjin terlihat gusar dan panik. la berlarian kesetiap kamar menyiapkan keperluannya.

la sudah memutuskan. Untuk sementara
la akan mengungsi ke rumah saudara
di busan.

Matanya menatap dua koper miliknya
yang sudah siap. Sesaat kemudian ia
sadar. Tidak mungkin ia membawa
kedua koper itu. Terlalu merepotkan dan
mencurigakan untuknya. Akhirnya setelah menimbang-nimbang Seokjin memilih membawa satu tas ranselnya.

Persetan dengan hidup tenangnya. Setelah Jungkook datang. Hidupnya tidak akan pernah tenang lagi. la merutuki dirinya yang bisa-bisanya terbuai untuk yang kesekian kalinya pada sosok iblis bernama Jungkook. Kenapa juga ia bisa melupakan kegilaan pria itu.

Melihat Jungkook menyiksanya semalam membuatnya ingat pada semua tingkah gila pria itu di masa lalu.

Jungkook pernah memecahkan kaca toilet saat Seokjin menolak ciumannya. Jungkook juga menghajar semua pria yang mengajaknya berkencan. la juga pernah mengurung Seokjin di gudang karena Seokjin melupakan janjinya. Jungkook juga hampir membakar perpustakaan karena Seokjin lebih banyak menghabiskan waktunya disana. Terakhir, pria itu hampir memperkosanya hanya karena ia tidak datang ke pesta ulang tahunnya.

Seokjin menggelengkan kepalanya. Oh, kenapa ia melupakan semua kejadian gila itu. Sebenarnya Jungkook menguncinya dari luar kamarnya. Entah apa yang dipikirkan pria itu. Apa ia pikir Seokjin tidak bisa keluar. Tentu saja ia bisa. Ini rumah nya, ingat!

Seokjin membuka pintu kaca yang menjadi penghubung antara kamar dan balkon miliknya. Rumahnya hanya dua lantai. Jungkook pernah memanjat rumahnya tentu saja ia juga bisa. Ya, pasti. meski ia memiliki ketakutan akan ketinggian.







Apa jin berhasil 🤔

Hostility becomes LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang