chapter 8

803 153 32
                                    

Seokjin tersenyum miris. Tangannya
menatap layar handphonenya yang
menampilkan berita terbaru. Bukan berita gosip seperti biasanya. Itu adalah berita pertunangan Jungkook.

Jungkook....

Pria itu bertunangan.

Seokjin melirik namja cantik yang ada
disebelah Jungkook. la ingat Namja itu, seseorang yang bersama Jungkook di pertemuan terakhir mereka. Seokjin sudah tahu itu adalah kekasih Jungkook, tapi ia tidak menyangka Jungkook serius dengan hubungan mereka.

Seokjin mengernyit saat merasakan nyeri di dadanya.

"Apa ia sakit jantung?"' pikirnya
aneh. Ah ini bukan sakit, ini sesak.
Kembali ia berpikir 'apa dia Asma?

Tidak Seokjin menggelengkan kepalanya. Ia tidak memiliki penyakit apa pun, meski pola hidupnya buruk ia selalu rutin check kesehatan dan hasilnya selalu baik.

Seokjin kembali melihat berita itu. Kedua
pasangan itu tampak sangat bahagia.

Seokjin tidak heran jika berita pertunangan Jungkook menjadi topik utama semua berita. Pria itu sukses sebagai seorang model dan kini memiliki perusahaan agensi sendiri di usia muda. Pria yang beruntung.

Memikirkan pertunangan itu. Seokjin baru menyadari ia tidak diundang. Ada sedikit rasa kecewa di dirinya. Meski hubungan mereka sedikit buruk tapi mereka pernah menjadi sahabat....

Sahabat.. Ah, sepertinya hanya ia yang memiliki pemikiran itu.

"Apa yang kau lihat?"

Seokjin buru-buru menyembunyikan
Ponselnya. Meski setelahnya ia merasa aneh melakukan itu.

Hoseok tertawa.

"Kau kenapa?"

"'Aku... Baik." Jawab Seokjin gugup. Sial,
kenapa ia harus gugup.

"Aku tidak menanyakan kabarmu"
Hoseok sekarang menatapnya dengan wajah jahilnya.

"Kau merahasiakan sesuatu?" Matanya mencuri pandang pada ponsel milik Seokjin.

Seokjin semakin menyembunyikan ponselnya. Wajah gugupnya terlihat jelas.

Hoseok semakin curiga. Sahabatnya itu
memang selalu tanpa ekspresi, tapi
itu karena ia tidak pernah perduli pada
semua hal. Tapi jika sampai segugup
ini. Tentu saja hal itu pasti sesuatu yang
besar hingga menarik perhatian Seokjin.

"Kau sakit?" Hoseok bertanya dengan
mata membulat.

"Tidak!" Jawab Seokjin tegas.

"Tidak... Kita harus ke dokter, semakin hari kulitmu semakin pucat. Tubuhmu pun semakin kurus. Oh, ya ampun hidungmu juga memerah. Tidak salah lagi kau sakit!"

Hoseok segera mencari tasnya.

"Hari ini tidak usah bekerja aku akan meminta cuti untukmu." Putusnya sepihak.

"Apa yang sakit coba katakan padaku."
Seru Hoseok setelah keduanya masuk ke dalam mobil.

Seokjin memijat dahinya, pusing dengan
tingkah Seokjin. Sahabatnya itu memang selalu bertingkah berlebihan.

"Tidak perlu ke rumah sakit. Aku sungguh baik-baik saja." ucapnya meyakinkan.

"Kau yakin?" Hoseok masih menatap
Seokjin dengan khawatir.

"Sebenarnya aku sedikit merasa sesak."
Jujur Seokjin.

"Tapi itu tidak berlangsung lama." Jelas Seokjin, namun sedetik kemudian Seokjin menyesal mengatakan itu. Hoseok menatapnya horor seraya berkata,

Hostility becomes LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang