chapter 5

957 162 24
                                    

Laki-laki dengan hoodie hitam itu
bersandar di samping mobil hitam
miliknya. Tatapannya mengarah pada
sebuah rumah minimalis yang terlihat
terang di setiap sudut ruangan dengan
cahaya lampu berwarna kuning .

Jungkook tampak santai disana. Mengamati objeknya yang terlihat sama sekali tidak menyadari kehadirannya.
Seseorang dengan balutan kaos oversize putih itu masih asik mengamati bintang di langit lewat balkon kamarnya. sepertinya namja itu masih asik dengan dunianya sendiri.

Ya, begitulah Seokjin yang Jungkook kenal. Seseorang yang cuek pada sekitarnya dan memiliki dunia nya sendiri.

Sudah hampir satu bulan dan Seokjin
tidak pernah meninggalkan kediaman nya, hanya sesekali teman nya itu mengunjunginya dan membawakan beberapa bahan makanan untuk seokjin.

Jungkook tahu semuanya. la tersenyum.
Jadi, si cantik Seokjin tidak mau
meninggalkan sarangnya..? Oh,hamster yang malang. Apa dia tidak mau berkeliaran di luar melompat dan berlari bersama temannya? Pikirnya gemas membayangkan betapa lucunya Seokjin.

Apa ia harus memberikan kejutan untuk
Seokjin?

Tidak... sepertinya terlalu tergesa-gesa.
Nanti hamster nya kabur. Jungkook terkekeh dengan segala isi pikirannya.

Sebenarnya ia tidak ingin mengejutkan
hamster nya., Tapi apa boleh buat Jungkook sudah merindukannya. Seharusnya ia tidak pernah mendekati Seokjin lagi. Seharusnya ia tidak lupa jika seorang Seokjin adalah candunya...

Memanjat bangunan lantai dua bukanlah hal yang sulit untuknya. la sudah sering melakukannya sejak mengenal Seokjin. Dengan gampangnya Jungkook sudah
melewati tembok bangunan itu dan
sampai pada atap gedung.

Seperti dugaannya. Seokjin tersentak. Namja itu melotot saat melihatnya dan berdiri kaku.

"Merindukanku.., Sweety." Jungkook
tersenyum yang tentu saja senyuman itu tampak mengerikan untuk Seokjin.

Seokjin segera berlari hendak memasuki kamarnya dan menutup pintu yang menghubungkan kamarnya dan balkon itu. Sialnya Seokjin lupa. Pintu itu hanyalah dilapisi sebuah kaca.

Praannnk!

Seokjin berteriak histeris.

Jungkook memasang wajah sedih,

"Seharusnya kau berlaku sopan padaku jin dan membiarkan aku masuk." Ucap nya berjalan melewati pintu yang sudah hancur karena kacanya yang sudah berserakan dilantai.

Jungkook berdecak. la hanya memukul pelan kaca itu dengan lengannya kenapa pecahannya harus menyebar terlalu jauh.

Jungkook melihat Seokjin yang sudah terduduk lemas di lantai.

"Seharusnya kau jangan duduk disana, atau tubuhmu akan tergores jin. Jungkook Berjalan mendekati Seokjin.

Seokjin semakin panik.

"Kau... Monster." ucapnya gemetar.

Jungkook memutar bola matanya. Setelah berada di depan Seokjin yang masih duduk di lantai ia menundukkan tubuhnya.

"Apa yang kau mau?" Seokjin berusaha kuat.

"Kau sudah membuangku." Ujarnya getir.
Dalam hati ia terus menyemangati dirinya agar tidak terintimidasi oleh sosok di depannya.

"Aku menyukaimu Jin." Jungkook membelai wajah Seokjin.

"Sebagai sebuah mainan." Desis Seokjin
tajam.

"Kau tidak perlu memungut mainan yang sudah kau buang!" Kali ini nada Seokjin mulai meninggi. la tidak ingin terlihat lemah, atau Jungkook akan terus mengganggunya.

Hostility becomes LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang