chapter 15

1K 158 24
                                    

"Do you want to sleep with me baby?"

Seringai itu masih menghiasi wajahnya. Jungkook berjalan mendekati Seokjin. Namja itu masih membelakanginya.

"Jin" Suara dari ponsel Seokjin terdengar.

Jungkook menyeringai licik. Ah, ternyata Seokjin nya menghubungi seseorang. Yah, ia tebak itu hanya dua teman bodohnya. Bukan masalah besar untuknya.

Seokjin tersentak. Kedua tangan besar itu memeluknya dari belakang. Menariknya ke belakang hingga punggungnya menyentuh dada bidang Jungkook. sementara jungkook sendiri asik menghirup aroma rambut milik Seokjin.

" Tell me, sweetie... Mana yang kau pilih? Beritahu sahabatmu dan aku dengan senang hati menidurimu atau menuruti semua perintahku dan aku jamin kau aman."

Seokjin masih diam.

"Kau tidak punya banyak waktu, baby."
Peringat Jungkook.

".. Kedua." Jawab Seokjin bergetar.

"Good choice." Raut wajah puas terpapar diwajahnya. "Sekarang katakan padanya kau baik-baik saja dan tutup teleponnya."

"Hobi, aku hanya sedikit merindukanmu." Jawab Seokjin menahan ringisnya. Jungkook menggigit bahunya dan itu menyakitkan. Itu adalah bentuk protes pria itu.

"Oh, kau bosan. Aku tidak bisa
menemanimu malam ini. Tapi aku janji akan menemuimu besok." Jawab Hoseok disana.

"Say No..." Jungkook menggeram. "Aku bisa berubah pikiran, Jin."

Seokjin menggigit bibirnya. Entah siapa yang ingin ia salahkan. Kenapa ia harus berurusan dengan pria seperti Jungkook.

"Tidak perlu Hobi. Mungkin besok aku
akan sibuk." Jawab Seokjin meyakinkan.

"Sungguh?" Tanya Hoseok diseberang sana.

"Ya." Jawabnya sebelum Jungkook
dengan geram merampas ponsel itu dan menyimpannya di saku celananya.

"Kalian terlalu lama bicara." Mata dingin itu menatapnya jenuh. Kini Jungkook sudah melepasnya, tapi ia membalik tubuh
Seokjin hingga namja itu menatapnya sepenuhnya.

la melirik kunci di samping Seokjin dan
mengkode lewat ekor matanya.

"Kuncinya. Berikan padaku."

Dengan berat hati Seokjin memberika kunci itu. Setelah mendapatkan kunci itu, Jungkook berjalan keluar dari kamarnya dan Seokjin dapat mendengar suara pintu yang dikunci.

Jungkook menguncinya.

Untuk beberapa saat Seokjin merenung. Tapi ia kembali mendengar suara kunci pintu. Jungkook kembali masuk ke dalam kamarnya dan kembali mengunci kamar itu.

Ditangannya ia membawa satu gelas air dan ditangannya yang lain ada tali plastik
yang entah pria itu dapat dari mana. Kali ini Seokjin tidak melihat seringai di wajah pria itu karena mulutnya menggigit obat.

Obat? seokjin mengernyit heran melihat
tingkah Jungkook. Jungkook tidak mungkin menyiksanya.

Pria itu memang gemar berkelahi dan
didiagnosis memiliki sifat psikopat tapi ia tidak pernah membunuh, meski korbannya selalu berakhir di rumah sakit.

Jungkook hanya merasakan kesenangan tersendiri saat melakukan itu dan ia tidak pernah merasa bersalah atas semua dosanya. Tapi itu dulu, Dan seingat Seokjin, Jungkook tidak pernah melukai orang yang ia cintai.

Sibuk dengan pemikirannya sendiri hingga Seokjin tidak sadar pria itu sudah berada di depannya. Jungkook meminum air di dalam gelas dan mencium Seokjin cepat. Pria itu dengan sengaja memasukkan obat yang tadi ia bawa ke dalam mulut Seokjin dan melepaskan Seokjin setelah yakin seokjin meminumnya.

Seokjin terbatuk dan menatap nyalang ke arah Jungkook.

"Do you want to play game with me?" Tawar Jungkook.

Seokjin ingin mengumpat rasanya.

"It's easy rules" Lanjut Jungkook "Aku
tidak akan menyentuhmu. Tapi tidak menolak jika kau yang menyentuhku
duluan. Satu sentuhan darimu ku anggap kau menginginkanku. Bagaimana mudah bukan?" Jungkook menatap Seokjin dengan tatapan mendamba.

"Obat yang baru kau minum..." la mengelus kepala Seokjin dengan tulus.

"ltu obat perangsang." Lanjutnya dengan senyuman.

Seokjin melotot dan segera menarik dirinya menjauhi Jungkook.

"Kau licik."

Jungkook terkekeh.
" Calm down, babe. Aku akan membantumu. Karna itu aku membawakan mu ini." Jungkook melempar tali plastik yang tadi ia bawa ke arah Seokjin.

Seokjin menatap tali itu dan Jungkook dengan kesal secara bergantian.

"You're crazy!"

Jungkook menggidikkan bahunya acuh. la
membaringkan tubuhnya di kasur milik
Seokjin

"Biar kuberi tahu. Obat itu memiliki
dosis yang tinggi." jungkook tersenyum
dan mengedipkan satu matanya untuk
menggoda Seokjin.

"Aku akan menunggu disini. Hanya satu
sentuhan Jin-"gumamnya mengejek. Pria
itu dengan tanpa dosanya memejamkan matanya dan bersiap tidur dengan damai.

Seokjin meringis saat merasakan tubuhnya mulai memanas. Seumur hidup ia tidak pernah meminum obat itu. la tidak tau bagaimana cara mengatasinya. Dengan terpaksa Seokjin mengambil tali itu dan mengikat dirinya sendiri. la hanya bisa berdoa semoga tali itu jauh lebih kuat dari kelihatannya.

Jungkook tersenyum dengan mata terpejam. Oh, ia pasti sangat menikmati malam ini. Pikirannya bahagia.

***

Seokjin merintih, menangis dan memohon
padanya malam itu dan Jungkook hanya
menatapnya jenuh. Berbeda dengan Seokjin yang meraung di lantai. Jungkook hanya menontonnya dan duduk manis di pinggiran kasur.

"Menyerah?" Tanya Jungkook memancing.

"Ya.. ya... Aku menyerah." Seperti balita
yang merengek. Seokjin menatap Jungkook penuh permohonan, tapi saat Jungkook berdiri dari duduknya, Seokjin akan berteriak menyuruhnya menjauh dan semakin bergerak mundur dengan berguling-guling seperti ulat.

Jungkook terkekeh di tempatnya. Oh, ini menyenangkan. Seokjin nya sangat keras kepala dan bodoh.

"Kemarilah, aku akan membantumu." Tawar Jungkook lagi.

Seokjin menatapnya penuh harap. "Ya...." lirihnya sebelum kembali berteriak. "TIDAK!" la harus terus menjaga kewarasannya.

Jungkook mendengus. Sebenarnya ia
berbohong tentang dosis obat itu.
Sebenarnya itu hanya obat perangsang biasa yang bahkan tidak berguna menurutnya tapi siapa sangka obat itu ternyata sangat mempengaruhi Seokjin.

"Baiklah... Terserah dirimu." Jungkook kembali merebahkan dirinya di kasur dan kembali memejamkan matanya.

"Tau begini harusnya kuberi lebih."
Dengusnya kesal. Karena kini ia sendiri
yang tergoda tapi apa boleh buat ia sudah berjanji.

Dan juga...

la masih ingin melanjutkan rencananya.








Seokjin tetap kekeuh ya readers bagus jin biar Jungkook semakin penasaran dan frustasi mengejarmu😅

Hostility becomes LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang