Chapter 3 - Never Sharing What's Mine.

24.4K 1.2K 47
                                        

Welcome!

This story is made with love, so please respect it. Read, enjoy, and support!

Jangan lupa follow Instagram aku ya [@astihrbooks_]

ֶָ֢𐚁๋࣭⭑ֶָ֢

Gedung itu menjulang megah, seakan menantang langit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gedung itu menjulang megah, seakan menantang langit. Kilauan kaca jendelanya memantulkan sinar matahari, menciptakan siluet yang mendominasi cakrawala Melbourne.

Di jantung kota, di antara hiruk-pikuk metropolitan, bangunan itu berdiri sebagai simbol kekuasaan dan ambisi. Sebuah mahakarya arsitektur modern yang tak hanya menjadi landmark baru, tetapi juga pusat kendali bagi kerajaan bisnis Galen Barnaby.

Barnaby Tech. Barnaby Cloud. Barnaby Fashion. Barnaby Energy.

Empat pilar utama yang membangun imperium pria itu kini berada dalam satu atap—menjadikan gedung ini sebagai pusat komando bagi salah satu nama paling berpengaruh di dunia bisnis.

Digadang-gadang, Galen Barnaby, yang telah mengukuhkan posisinya sebagai orang terkaya ke-10 di Amerika, kini siap merebut tahta baru. Dalam hitungan bulan, ia akan menjadi orang terkaya nomor tiga di Melbourne.

Dan seperti kebiasaannya, jika Galen Barnaby menginginkan sesuatu—dia akan memastikan itu terjadi.

Langkah tegap Galen menggema di sepanjang koridor gedung megah itu. Setiap karyawan yang melintas otomatis melambat, beberapa menyapa dengan suara hati-hati, yang lain hanya sekadar membungkuk hormat.

Namun, tak satu pun yang berani menatap langsung ke matanya.

Itulah Galen Barnaby.

Pria yang dihormati dan ditakuti dalam satu tarikan napas. Bukan hanya di kalangan karyawannya, tapi juga bagi siapa pun yang cukup berani untuk berdiri di jalannya.

Suara lift berdenting—pertanda ia telah sampai di puncak gedung.

Lantai tertinggi. Ruang kendali. Tempat di mana ia menghabiskan waktunya menatap layar laptop, menandatangani dokumen bernilai jutaan hingga miliaran dolar, serta menghadiri rapat-rapat yang bisa mengubah arah industri dalam hitungan jam.

Namun, sebanyak apa pun kesuksesan yang ia raih, sebanyak apa pun angka yang bertambah di rekeningnya… tetap ada satu hal yang tak bisa ia miliki.

Satu hal yang, bahkan dengan segala kekuatannya, tetap tak dapat ia genggam.

Cintanya. Kasihnya. Mantan istrinya—Ainsley.

“Ini semua informasi yang Anda minta tentang Wild Corner.”

Pria berseragam rapi itu berdiri tegak di sisi meja, menyerahkan map tebal yang berisi laporan rinci.

“Seperti yang Anda tahu, dia adalah putra sulung Hasan Corner. Lalu, tentang hubungannya dengan mantan istri Anda...”

LOSE OR GET YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang