[Mencintai dan Mengejermu Secara Ugal-ugalan]
.
Aleena Balleza adalah sosok yang sempurna, cantik, pintar, dan berpendirian kuat. Prestasinya yang gemilang dan pesonanya membuat banyak pria terpikat, hingga ia menetapkan satu prinsip: pria yang meng...
"Terkadang Perhatian Kecil Dari Dia Cukup Buat Hati Bergetar, Walau Dia Mungkin Tak Sadar Dampaknya Begitu Besar"
...
Notifikasi pesan dari Evan terlihat di layar kunci. Aleena buru-buru membuka pesan itu, tetapi masih melihat dengan satu mata. "Oke," isi pesan Evan. Setelah melihat pesan itu, kedua mata Aleena terbuka dengan lebar.
Dengan perasaan gembira dan senyum yang lebar, Aleena memukul-mukul kasurnya. Kebahagiaan itu membuat senyum Aleena tak bisa lepas. Aleena jadi salah tingkah dengan balasan yang berisi 3 huruf. Meski begitu Aleena rasa itu adalah hal baik karena bukan penolakan yang ia khawatirkan akan terjadi.
Malam itu Aleena tidur dengan nyenyak. Ketika bangun di pagi hari rasanya begitu segar dan entar kenapa terasa berbeda dari hari biasanya. Efek dari jatuh cinta memang sungguh luar biasa. Tetapi akan terasa luar biasa jika itu adalah hal menyenangkan, jika tidak maka akan terjadi sebaliknya.
Jadi ketika jatuh cinta maka hanya akan mengalami dua hal. Bahagia hingga membuat harimu indah dan nampak luar biasa. Atau patah hati yang membuat dirimu menderita hingga semua hal menjadi buruk. Kebahagiaan atau kehancuran, hanya itu pilihan yang ada.
Aleena turun ke ruang makan. "Pagi mah, pagi pah," sapa Aleena dengan ramah. Senyuman manis miliknya membuat David heran.
"Ada kabar baik apa nih? Senang banget keliatannya," tanya David.
"Pah, Aleena kan emang ceria," keluh Aleena. Walaupun mengeluh, wajah Aleena tetap saja nampak senang.
"Ada lomba yang mau di ikutin yah?" sela Dina yang tiba dengan segelas susu untuk Aleena. Lalu duduk di kursi.
"Aleena ga senang Cuma karena itu aja mah. Walaupun itu yang utama." Aleena tetap dengan senyumannya.
"Terus senangnya karena apa?" balas David.
"Karena hari ini cerah, terus suasananya bagus?" jawab Aleena.
David menghela nafas panjang karena jawaban konyol putrinya. Sekaligus merasa aneh karena tidak biasanya Aleena bersikap konyol begitu. Walaupun Aleena jahil dan banyak tingkah. Kali ini terasa sedikit berbeda.
***
Aleena dan Nora baru saja keluar dari ruangan kelas setelah menyelesaikan jam mata kuliah. Mereka berniat untuk belajar di perpustakaan. Jadi mereka sedang berjalan menuju ke sana.
Di perjalanan, Aleena berniat untuk mengajak Evan untuk belajar bersama. "Ra, cara ngajak belajar bareng tanpa kelihatan ngajak gimana?" tanya Aleena.
Nora berpikir sejenak. Ia berpikir sangat keras. Ini situasi yang tak pernah Nora hadapi sebelumnya. "Suasana hari ini cocok buat ke perpustakaan ga si?" ucap Nora. "Gimana?"
"Terlalu biasa. Yang lain."
"Di perpustakaan nyaman banget, ada ruangan khusus nugas juga," saran Nora lagi.
"Jelek," tolak Aleena.
"Ih... serah deh, tinggal ajak aja susah banget." Nora yang kesal akhirnya berjalan lebih dulu dengan cepat. Meninggalkan Aleena dibelakangnya.
Aleena akhirnya mengirimkan pesan menurut keyakinannya sendiri. Pesan yang ia kirimkan kepada Evan itu bertuliskan, "aku lagi di perpustakaan."
Pesan berisi informasi. Entah apa yang Evan pikirkan setelah menerima pesan itu. Apakah pria sepertinya akan peka mengenai makna dibalik pesan itu? Kita lihat nanti.
Perpustakaan utama kampus begitu ramai didatangi oleh para mahasiswa dari berbagai latar jurusan. Walau begitu untung saja Aleena dan Nora masih mendapatkan meja yang bisa diisi oleh 4 orang. Aleena dan Nora duduk bersebelahan di meja itu.
Meja tempat mereka berada sudah di penuhi oleh beberapa buku yang telah masing-masing dari mereka pilih. Jadi ada dua tumpukan buku di meja.
Aleena yang telah duduk di kursi, mengecek ponsel miliknya. Ia membuka pesan yang telah dikirimkan untuk Evan. "Belum dibaca," gumam Aleena dengan helaan nafas panjang. Wajah murung dengan kekecewaan.
Nora yang sedang fokus membaca menoleh, ia terganggu dengan helaan nafas Aleena yang terdengar penuh dengan tekanan. Nampak jelas bahwa sahabatnya sedang gusar, Nora menanyakan apa yang sedang terjadi dengan Aleena.
"Evan ga bales chat. Udah hampir sejam," keluh Aleena.
"Lagi kelas paling. Dia kan anak teladan, ga mungkin cek hp," ucap Nora.
"Bener juga." Aleena seketika terpikir ide cemerlang. Mahasiswa teladan tidak akan mengecek ponsel ketika pelajaran berlangsung. Sebaliknya, mahasiswa yang tidak teladan akan sering mengecek ponsel.
Kemudian Aleena mengirimkan pesan kepada Ryan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kenapa senyum-senyum?" tanya Evan yang duduk di sebelah Ryan.
"Gapapa. Kalau habis kelas ke perpus, lu bisa ga?" tanya Ryan.
"Bisa." Evan mengangguk.
Mereka berdua kembali mendengarkan dosen yang sedang menjelaskan materi di depan kelas.
Sementara itu Aleena yang sudah menyampaikan keinginannya kepada Ryan merasa sedikit lega. Ada kemungkinan jika Evan akan datang.
Aleena yang dipenuhi oleh rasa senang melanjutkan bacaannya. Semua hal yang sedang dilakukan akan terasa menyenangkan jika melakukannya dalam keadaan senang.
"Hi manja," sapa Ryan yang tiba setelah setengah jam Aleena mengirimkan pesan.
Mata Aleena langsung tertuju pada pria di sebelah Ryan. Tak lain dan tak bukan adalah Evan. Aleena melemparkan senyumannya ke arah pria itu.
"Nora kemana?" tanya Ryan. Ia mengisi kursi kosong yang ada di depan Aleena. Sementara Evan duduk di kursi kosong sebelahnya.
"Ke toilet," jawab Aleena. Rasanya ingin sekali meminta Ryan untuk bertukar tempat duduk dengan Evan. Tetapi itu akan terlalu terlihat jelas. Apa yang akan Evan pikirkan jika sikap Aleena semena-mena begitu? Citra Aleena akan semakin buruk. Apalagi setelah kejadian di rumah Evan waktu itu.
Tak lama berselang, Nora tiba. Aleena langsung beranjak dari kursi.
"Ra, buku yang lagi kamu baca bagus," ucap Aleena dengan senyum lebar. Nora dibuat bingung karena tingkahnya.
"Aku duduk balik ke kursiku yah," sambung Aleena. Ia lalu duduk dikursi yang ia klaim adalah kursinya. Padahal itu adalah kursi Nora.
Nora dengan wajah bingungnya hanya menuruti perkataan Aleena tanpa membantah. Nora seolah tau bahwa sikap Aleena begitu pasti karena ingin duduk berhadapan dengan Evan.
Kegiatan belajar itu berlangsung tentram. Jika ditanya siapa yang paling bahagia disana tentu saja jawabannya adalah Aleena. Dari jarak itu Aleena dapat melihat wajah Evan dengan jelas. Itu membuat Aleena semakin terpesona dan terpikat akan pesonanya.
Tatapan lekat Aleena membuat Evan terlihat sedikit canggung. Karena Aleena bahkan tak mengalihkan pandangannya saat Evan menciduk dirinya sedang menatap. Aleena malah dengan terang-terangan menunjukan bahwa tatapannya tak bisa berpaling.
"Evan, nonton film bareng yuk?" ajak Aleena. Sontak Evan, Ryan, dan Nora bersamaan melihat ke arah Aleena.