[Chasing Idol by SADNESS SECRET]
"Terkadang Hidup Seperti Novel Misteri, Dan Plot Twist Yang Tak Terduga Adalah Bab Terbaik Yang Mengubah Segalanya."
...
"Aleena, bisa ke lapangan depan rektorat bentar ga?" ucap seorang wanita yang tiba-tiba datang di tengah Aleena, Nora, Evan dan Ryan.
"Buat apa ya?" tanya Aleena bingung.
"Ada hal penting yang mau di omongin sama seseorang. Please... kamu ke sana dulu aja," jelasnya.
"Oke," jawab Aleena. Ia kemudian mengajak Aleena untuk pergi bersama. Sedangkan Evan dan Ryan tak di ajak oleh Aleena.
Ketika Aleena dan Nora pergi, Ryan menunjukan ekspresi aneh. Itu karena Ryan merasa ada sesuatu yang mengganjal. Tetapi ia tak tau apa itu.
Aleena dan Nora sudah pergi jauh dari mereka. Sementara Ryan terus berpikir dengan kerasnya.
"Van, kok gue ngerasa ga enak yah?" tanya Ryan.
"Kenapa?" tanya Evan. Evan juga jadi berpikir dengan kerasnya. "Yan, lapangan depan rektorat kan tempat Angga mau nembak cewek yang dia suka," lanjut Evan.
Mereka berdua lalu beranjak dari kursi, mengambil tas yang tergantung di kursi dan berlari menuju lapangan depan rektorat.
Sementara itu Aleena dan Nora beserta wanita yang membawa mereka sudah tiba di lapangan. Aleena begitu heran dengan penampakan yang sungguh berbeda dari biasanya. Ada begitu banyak balon berwarna pink dan putih. Bahkan ada lilin di tengah-tengah lapangan yang juga terdapat kelopak bunga mawar yang ditabur.
Kemudian wanita yang membawa Aleena dan Nora tadi, menarik lengan Aleena hingga Aleena berdiri tepat di tengah lapangan. Bahkan tepat di garis bundar yang dikelilingi oleh kelopak bunga mawar dan lilin yang nampak begitu indahnya.
"Ini kenapa?" gumam Aleena, bingung.
Tak lama kemudian, seorang pria berparas indah dengan rahang yang tegas, kulit yang begitu putih, dan tubuh yang tinggi berjalan mendekati Aleena. Tak hanya itu saja, pria itu juga membawa sebuah buket bunga mawar merah di genggaman tangannya.
Pria itu semakin mendekat ke arah Aleena. Para penonton yang hadir lalu memberikan teriakan dan tepuk tangan yang begitu meriah. Aleena benar-benar berada pada kebingungannya.
"Angga?" gumam Aleena ketika pria itu berdiri tepat di hadapan Aleena.
"Hi, Aleena," sapa Angga.
Aleena dan Angga di kerumuni oleh begitu banyak mahasiswa yang sedang melihat mereka berdua. Para penonton itu berdiri pada jarak sekitar sepuluh meter dari mereka berdua.
Kemudian, Angga mengangkat bunga yang tengah ia pegang. "Al, mungkin kamu ga akan percaya kalau aku ada disini. Walaupun kita sebelumnya ga terlalu dekat, tapi kamu selalu ada di ruang kecil dalam hati aku. Aku ga tau sejak kapan perasaan ini tumbuh. Tapi yang jelas, perasaan ini nyata. Aku mau kita lebih dekat, bukan sebagai teman, tapi sebagai seseorang yang saling menspesialkan satu sama lain." Angga kemudian berlutut dihadapan Aleena.
Suara gemuruh teriakan terdengar semakin jelas.
Bunga yang sedang Angga pegang itu ia angkat hingga nampak seperti sedang memberikan bunga itu kepada Aleena.
"Aleena Balleza, kamu mau kan jadi pacar aku?" ungkap Angga.
"Terima.... terima... terimaaa...." suara teriakan gemuruh dari para mahasiswa yang sedang menonton.
Aleena yang mendapatkan pengakuan cinta secara mendadak tentu saja syok hingga bingung untuk merespon. Otaknya masih mencerna kejadian yang sedang terjadi. Bagaimana tidak, pria yang tak begitu dekat dengan Aleena tiba-tiba mengungkapkan bahwa ia memiliki perasaan untuknya, itu gila.
Kebingungan itu membuat Aleena terdiam cukup lama. Ia bingung harus berkata apa. Jika ditolak, itu mungkin akan melukai harga diri Angga di depan begitu banyak orang. Tetapi Aleena juga tak mungkin menerima Angga, karena Aleena tak punya perasaan untuknya.
"Aku..." gumam Aleena ragu.
"Aleena punya gue." Evan tiba-tiba berdiri di antara Aleena dan Angga. Berdiri menghadap Angga, dan menyembunyikan Aleena di balik tubuhnya.
Semua orang yang melihat itu dibuat kaget dengan sikap Evan yang tiba-tiba. Tetapi orang yang paling kaget tentu saja Aleena. Evan tiba-tiba berkata bahwa Aleena adalah miliknya, apa artinya itu?
Angga kemudian berdiri. "Apa maksudnya? Kalian pacaran?" tanya Angga.
Evan kemudian berbalik menghadap Aleena. Mereka berdua bertatapan dengan begitu dalam. Ditengah moment yang seharusnya bukan untuk mereka berdua.
Kebingungan menyelimuti hati Aleena. Kejadian tadi bahkan sudah membuatnya sangat syok. Tetapi ia malah mendapatkan sesuatu yang jauh lebih mengejutkan. Di tengah puluhan mata yang sedang menyaksikan, mereka nampak begitu romantis. Walau hanya berdiri dengan jarak satu jengkal.
"Al, kamu tau kenapa aku ke rumah Ryan setiap hari sabtu?" ucap Evan.
"Kenapa?" tanya Aleena.
"Karena Cuma di hari sabtu aku bisa liat kamu yang lagi berdiri di balkon, yang setiap hari bakal kasi makan kucing di depan rumah. Cuma di hari sabtu aku bisa liat kamu santai dan jalan-jalan di sekitar rumah, ke minimarket dan ke taman bermain. Aku pernah datang ke rumah Ryan hari minggu, aku di sana seharian, tapi aku ga pernah liat kamu satu detikpun. Karena itu, aku Cuma ke sana setiap hari sabtu aja."
"Bro, maksud lo apa ganggu acara gue," sela Angga.
Ryan kemudian berlari ke tengah lapangan. Ia menarik Angga sekuat tenaga untuk menjauh dari sana.
"Jadi sebelum pertemuan pertama kita, kamu udah tau aku?" balas Aleena.
"Iya. Aneh yah, padahal selama ini cuma aku yang liat kamu, tapi setelah 3 tahun, kamu datang sendiri ke hadapan aku. Dunia emang unik, aku yang ga berharap apa-apa ini, tapi semesta kirim kamu buat datang sendiri ke aku."
"Kenapa kamu ga muncul di depan aku?"
"Di saat kamu lagi sama cowok lain?" balas Evan.
"Aku ga bener-bener suka ke mereka. Kamu cowok pertama yang buat aku jatuh cinta."
Semua mata larut dalam moment itu. Mereka semua menatap Aleena dan Evan dengan lekat dan penuh haru. Seperti sedang menyaksikan sebuah drama romansa.
"Aleena, perasaan aku ada jauh dari hari ini. Aku ga pernah ngebayangin kalau kamu akan hadir dan ngisi hari-hari aku. Aku ga mau kisah aku sebelum ada kamu itu terulang lagi. Aku mau kita sama-sama terus. Kamu mau kan jadi pacar aku?" ucap Evan.
Aleena menutup mulutnya dengan telapak tangan, karena haru dan kagetnya. Siapa sangka jika hari ini akan tiba. Hari yang datang tiba-tiba, tanpa persiapan apa-apa, begitu mengejutkan dan tak terprediksi. Hari ini akan menjadi sebuah kenangan. Hari ini juga menjadi tanda, bahwa dunia punya banyak teka-teki yang ia sembunyikan.
"Terima... terimaa.... terimaaa..." sorak para penonton berkali-kali.
Aleena mengangguk kuat. "Aku mau," ucap Aleena dengan senyuman lebar. Mereka berdua lalu berpelukan dengan erat. Evan mengangkat tubuh Aleena yang tengah berada dalam dekapannya, dan berputar dalam tawa kebahagiaan.
Sementara itu, ada yang sedang marah di tengah kebahagiaan Aleena dan Evan. "Ini itu acara gue. Gue yang siapin semuanya, gue yang beli semua ini, kok jadi mereka yang jadian," keluh Angga.
"Bro, perasaan itu ga bisa dipaksa. Udahlah terima aja," balas Ryan.
Semua orang memberikan tepuk tangan yang meriah untuk pasangan yang baru saja menjalin hubungan itu. Suasana penuh haru itu membuat banyak senyum terjadi. Kisah Aleena dan Evan kini sudah diketahui oleh banyak orang.
TO BE CONTINUE
KAMU SEDANG MEMBACA
Chasing Idol [END]
Romance[Mencintai dan Mengejermu Secara Ugal-ugalan] . Aleena Balleza adalah sosok yang sempurna, cantik, pintar, dan berpendirian kuat. Prestasinya yang gemilang dan pesonanya membuat banyak pria terpikat, hingga ia menetapkan satu prinsip: pria yang meng...