Chasing Idol [END]

18| Apapun Demi Dirimu

[Chasing Idol by SADNESS SECRET]

"Jika Cinta Tak Datang Secara Tiba-Tiba Ketika Pertama Kali Bertemu. Bisakah Cinta Itu Dibentuk Dari Rasa Kagum? Jika Iya, Aku Akan Membuatmu Kagum Padaku."

...

Evan dan Ryan mengucapkan salam ketika tiba di rumah Aleena. Di sana mereka masuk ke ruang makan seperti instruksi dari Aleena melalui chat yang dikirimkan kepada Ryan. Aleena meminta mereka berdua untuk langsung masuk dan datang ke ruang makan.

Ketika tiba di ruang makan, Evan dan Ryan langsung di sambut oleh Dina yang sedang duduk.

"Halo tante," sapa Ryan.

"Kalian udah sampe. Ini siapa?" balas Dina.

"Saya Evan, tante." Evan salim kepada Dian setelah Ryan.

"Aleena sering cerita soal kamu. Ternyata ganteng yah," kata Dian.

Evan tersenyum malu mendengar pujian dari Dina. Sedangkan Ryan memasang ekspresi bingung dan heran karena ternyata Aleena sering bercerita mengenai Evan kepada mamanya. Ryan tak menyangka akan hal itu. Karena sejak dulu Aleena selalu berpacaran dengan diam-diam. Bahkan meminta Ryan untuk tutup mulut.

Tak disangka sekarang Aleena dengan terang-terangan membahas Evan dengan Dina. Walau mereka belum pacaran tetapi itu juga bisa memperlihatkan bahwa Aleena sedang menyukai Evan.

"Aleena nya mana tante?" tanya Evan.

"Lagi ke kamar mandi bentar. Ayo duduk," ucap Dina. Evan dan Ryan kemudian duduk di kursi yang ada di depan Dina.

"Emangnya Aleena cerita apa aja soal Evan, tante?" tanya Ryan.

"Katanya dia ketemu sama cowok yang mirip sama idol korea favorite dia, namanya hee... heeseung? Kalau ga salah. Terus sering muji juga kalau Evan itu ganteng, pinter, terus."

"Mah," teriak Aleena dari jarak 5 meter. Ucapan Dina membuat Aleena syok.

Aleena bergegas menghampiri mereka semua. "Kalian udah dateng. Ayo di makan," kata Aleena. Mata Aleena yang melotot dan penuh pertanyaan melihat ke arah Dina. Sorot mata yang mempertanyakan alasan Dina menceritakan itu kepada Evan. Karena Aleena jadi malu jika Evan tau soal itu.

Dina kemudian tersenyum lebar dan pergi dari ruang makan setelah mempersilahkan Ryan dan Evan makan.

"Semoga ga muntah-muntah," kata Ryan saat mengambil makanan.

"Enak aja," keluh Aleena. Ia duduk tepat di depan Evan.

Setelah Ryan selesai mengambil makanan, Aleena buru-buru bertanya ke Evan, lauk mana yang Evan ingin coba. Barulah Aleena mengambilkan lauk itu untuk Evan. Seluruh makanan yang ada di piring Evan diambilkan oleh Aleena.

Evan jadi dibuat canggung karena sikap Aleena padanya. Sedangkan Ryan hanya bisa mengeluh karena Aleena hanya ramah kepada Evan. Padahal dirinya juga merupakan tamu di rumah itu.

"Gimana makanannya? Enak?" tanya Aleena penuh harap.

"Enak," jawab Evan, menatap Aleena dengan begitu dalam.

"Lumayan," sela Ryan. "Al, minumnya mana," sambung Ryan. Memutuskan tatapan Aleena dan Evan.

"Bacot," gumam Aleena, tajam.

Air yang Ryan minta di ambilkan oleh Aleena dari dapur.

Plak

Gelas berisi air untuk Ryan, Aleena hentakan di atas meja dengan kasar. Bersamaan dengan tatapan tajam dan sinis untuk Ryan. Sementara kepada Evan, tentu saja dengan lembut dan penuh perasaan, bersama dengan senyuman. Bahkan mata Aleena juga ikut tersenyum.