8| Nora Marah?

7 7 0
                                    

[Chasing Idol by SADNESS SECRET]

"Jika Dia Adalah Bulan, Maka Aku Adalah Mataharinya. Aku Akan Selalu Siap Untuk Memberikan Sinarku Untuknya. Di Malam Yang Dingin Seperti Dirinya, Aku Akan Memberikan Kehangatan Yang Tak Pernah Habis"

...

Fokus pandangan Aleena menatap lekat sang pria dengan wajah tampan dari jarak yang begitu dekat itu.

"Evan, nonton film bareng yuk?" ajak Aleena.

Sontak membuat Evan, Ryan, dan Nora bersamaan melihat ke arah Aleena. Aleena malah tersenyum manis tanpa rasa canggung sama sekali.

"Aku ajak semua kok. Aku udah bilang Nora. Iyakan Ra?" lanjut Aleena melihat ke arah Nora.

"Iya." Nora tersenyum canggung. Ia tahu bahwa ini adalah modus dari Aleena. Sebagai sahabat yang baik, Nora hanya bisa mengikuti skenario yang Aleena buat.

Mereka berempat tiba di parkiran kampus. Berdiri di antara banyaknya mobil yang terparkir di sana. Ada tiga orang yang membawa mobil, Aleena, Ryan dan Evan. Jadi mereka berdiskusi akan menggunakan mobil milik siapa. Karena tidak mungkin pergi dengan mobil masing-masing, akan lama tiba karena macet.

Setelah berdiskusi panjang, telah diputuskan bahwa mobil Evan yang akan digunakan. Itu atas keinginan Evan sendiri.

Aleena buru-buru masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi depan sebelah pengemudi. Itu adalah mobil Evan, jadi tentu Evan yang akan mengemudi. Jadi Aleena mengamankan kursi untuk duduk di sebelah Evan. Bahkan sebelum pemilik mobil masuk ke dalam.

Bukan hanya Aleena, Ryan juga ikut masuk ke dalam mobil sebelum Evan dan Nora. Siapa sangka Ryan malah duduk di kursi pengemudi.

"Ngapain disini. Sana duduk belakang," usir Aleena kesal.

Evan lalu mengintip dari jendela tempat Ryan duduk. "Mau nyetir Yan?" tanya Evan.

"Iya. Ini kan mobil lo, masa kita Cuma numpang aja. Jadi biar gue yang nyetir," jawab Ryan.

Dahi Aleena berkerut, sambil memiringkan kepala, dengan bibir cemberut. Aleena membanting tubuhnya bersandar pada kursi. Aksinya gagal total.

Yang tadinya ingin duduk bersama Evan, Aleena malah duduk bersama musuh besarnya. Justru Nora yang duduk bersama dengan Evan. Sungguh membuat iri.

Aleena menyilangkan tangannya di dada. Dengan wajah cemberut yang masih kesal. Tiba-tiba Aleena terpikirkan sebuah ide. Kaca spion bagian dalam. Aleena menggeser arah kaca itu mengarah ke Evan. Jadi Aleena dapat melihat wajah Evan dari tempat ia duduk.

"Apaan sih, jangan di geser-geser," keluh Ryan.

Rencana gagal. Aleena juga tak ingin membuat mobil Evan rusak karena tingkahnya.

Sampai di mall yang menjadi tujuan mereka. Ryan, Aleena, Nora, dan Evan sama-sama turun dari mobil setelah mobil terparkir dengan rapi sesuai dengan tempat yang seharusnya.

Mereka berempat berjalan masuk ke dalam. Dengan Evan dan Ryan berjalan bersama di depan, serta Aleena dan Nora yang berjalan mengikuti mereka di belakang.

"Kalau mau pakai nama aku buat jadi alesan itu aba-aba dulu. Kalau aku ga sadar gimana," bisik Nora.

"Aku percaya kok sama kepekaan kamu, ra." Aleena lalu tersenyum lebar dan merangkul Nora dari belakang.

Mereka berempat tiba di bioskop. Setelah membeli tiket, mereka masuk ke studio 2, tempat film yang mereka ingin tonton tayang. Film yang mereka pilih berjudul, "Home Sweet Loan" karya yang diadaptasi dari sebuah novel karya Almira Bastari.

Film itu sedang naik daun. Aleena penasaran karena katanya film itu membuat para penontonnya bercucuran air mata.

Saat menaiki tangga menuju kursi, Aleena berjalan sangat dekat dengan Evan. Hingga hampis menempel. Sementara Ryan dan Nora ada di belakangnya. Ketika hendak memasuki jalan menuju kursi mereka, Ryan lalu menarik tangan Aleena.

"Aku mau duduk di tengah," ucap Ryan dan langsung berjalan di depan Aleena.

Aleena yang tidak terima malah berbalik menarik tangan Ryan. Tetapi Ryan malah tetap bersikeras untuk duduk ditengah, sebelah Evan. Mereka terus saling menarik tanpa ada yang mengalah.

"Aku mau duduk sebelah Evan!" ungkap Aleena.

Nora yang mendengar itu membulatkan matanya. Sepertinya Aleena terlalu terus terang karena kesal dengan Ryan.

"Tapi aku mau duduk di tengah dan sebelah Evan juga," balas Ryan, jengkel.

Perdebatan antara Aleena dan Ryan sudah diperhatikan oleh banyak orang. Keributan yang mereka timbulkan bahkan membuat beberapa orang di sana kesal.

Nora yang melihat perdebatan yang tak kunjung selesai itu jadi ikut dibuat kesal. Kepalan tangan Nora menguat, nafasnya berhembus dengan kasar.

"DIAM!!!" bentak Nora. Teriakan itu membuat Aleena dan Ryan membatu. Bahkan seisi ruangan melihat ke arah Nora.

Tatapan tajam Nora melototi kedua tersangka, Aleena dan Ryan. Nora berjalan mendekat, ia mendorong Ryan untuk masuk lebih dulu. Lalu Nora berjalan di belakangnya sambil menarik tangan Aleena.

Alhasil, jadinya Aleena tak jadi duduk dekat Evan. Posisi duduk mereka adalah Evan, Ryan, Nora, dan Aleena. Sungguh langka melihat Nora marah, jadi Aleena hanya bisa membisu. Untung saja film belum mulai, jika tidak mereka pasti sudah diusir dari sana.

Pilihan Film yang mereka tonton sangat tepat. Film yang membuat banyak emosi bercampur menjadi satu. Kesal, sedih, tegang, penasaran, yang paling mendominasi adalah rasa sedihnya. Bahkan banyak dari para penonton yang menangis histeris.

Ada wanita yang dipeluk dan di tenangkan oleh kekasihnya, ada ibu yang menangis hingga tak bisa berhenti, banyak juga yang matanya bengkak dan wajahnya merah.

Bahkan Aleena juga menangis, tetapi tak ia tunjukan. Sementara Nora, tak bisa berhenti mengeluarkan air mata. Hingga keluar dari ruangan pun, Nora masih saja menangis. Walau sudah ditenangkan oleh Aleena.

"Aku ke toilet dulu," pamit Nora.

Nora pergi dengan buru-buru. Sementara Aleena, Ryan dan Evan menunggu di lobby utama.

"Dia sering nangis kayak gitu kalau nonton film?" tanya Ryan.

"Nora kan orangnya perasa," jawab Aleena.

"Tapi film nya emang sedih banget. Orang ga perasa juga pasti bisa nangis," ucap Evan.

"Iya, film nya bagus banget kan. Lain kali kalau ada film bagus lagi, kita nonton bareng yah," kata Aleena.

"Boleh," jawab Evan.

Mata Aleena berbinar. Jawaban yang membuat jantungnya berdebar. Aleena merasa seolah sedang dikelilingi oleh bunga. Penerimaan itu, bukankah pertanda bahwa ia mendapatkan lampu kuning. Itu sama saja seperti menerima ajakan kencan kan.

"Aku juga ikut," sela Ryan.

Dari yang antusias, mata Aleen jadi berubah tajam, menatap Ryan. Tetapi Ryan malah terlihat seolah tak berdosa.

Beberapa menit kemudian Nora tiba di antara mereka. Dengan wajah yang sudah lebih baik dari tadi.

Ketika jalan menuju mobil, Aleena mengungkapkan rasa kesalnya kepada Nora. Aleena protes karena kejadian di ruangan bioskop tadi.

"Udah jangan marah. Aku punya cara efektif buat deketin cowok, berdasarkan riset dari film dan buku," jelas Nora.

"Beneran? Rencana apa?" tanya Aleena antusias.

Nora menyuruh Aleena untuk mendekatkan telinganya. Kemudian Nora membisikan rencananya. Rencana yang membuat Aleena tersenyum puas.


TO BE CONTINUE

Chasing Idol [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang