Chapter 5

2.9K 202 23
                                    

CERITA INI HANYA UNTUK DINIKMATI
DON'T COPY MY STORY!!

Jangan lupa tekan vote dan berikan dukungan komentar kalian 🙆🏻‍♀️❤️

ֶָ֢𐚁๋࣭⭑ֶָ֢

Aula megah B Art School dipenuhi gemuruh obrolan para tamu undangan dan penonton yang bersemangat menunggu acara tahunan sekolah dimulai. Cahaya lampu-lampu besar menghiasi ruangan, memantulkan kilau di lantai marmer.

Di balik panggung, Ainsley sibuk mengatur anak-anak muridnya yang akan tampil, senyumnya tenang meski dalam hati sedikit tegang.

"Miss Ainsley," suara tenang seorang wanita menginterupsi persiapannya. Ainsley menoleh, mendapati kepala sekolah, Mrs. Sarah dengan balutan setelan formal yang rapi, berdiri di hadapannya.

"Selamat pagi, Mrs. Sarah," sapanya dengan ramah.

"Kau benar-benar menyiapkan semuanya dengan sangat baik," puji Sarah. "Kebetulan, beberapa tamu istimewa ingin melihat persiapannya sebelum acara dimulai."

Ainsley mengerutkan dahi, sedikit gugup. "Oh, benarkah? Haruskah saya menyiapkan anak-anak lebih dulu?"

Sarah menggeleng. "Tak perlu. Cukup informasikan saja mereka untuk bersikap baik. Oh, dan satu hal lagi, pemilik sekolah juga hadir. Ini momen besar, Ainsley. Aku harap segalanya berjalan lancar."

Ainsley terdiam sejenak, terkejut. Pemilik sekolah? Ia selalu bertanya-tanya siapa sebenarnya orang di balik institusi megah ini. Sudah dua tahun mengajar di sini, namun tak seorang pun dari staf atau guru yang pernah bertemu langsung dengan pemilik sekolah. Fakta bahwa dia akan hadir membuat rasa penasaran Ainsley semakin membesar.

"Baik," ucap Ainsley.

Sarah balas mengangguk. "Aku percayakan semuanya padamu," ucapnya sebelum kemudian melangkah pergi meninggalkan ruangan.

Di ruang persiapan, Ainsley mengingatkan murid-muridnya untuk tetap tenang dan fokus. Hatinya masih berdebar, tapi dia menyembunyikannya dengan baik. Setelah beberapa saat berlalu, pintu ruang itu kembali perlahan terbuka.

Sarah muncul lebih dulu, diikuti oleh beberapa orang wanita dan pria dengan pakaian rapi dan formal. Namun pandangan Ainsley terhenti pada sosok terakhir yang masuk.

Galen.

Dengan jas formal biru tua yang membalut tubuhnya dengan sempurna, pria itu melangkah masuk, auranya mendominasi ruangan. Mata mereka bertemu, dan seketika itu pula, udara seolah berhenti bergerak.

Ainsley mengalihkan fokusnya, berusaha tersenyum saat beberapa orang menghampirinya, menjabat tangannya dengan ramah sebelum melangkah menuju anak-anak yang berbaris rapi.

Setelah itu, Sarah berjalan mendekatinya dengan Galen mengikuti di belakang. Aura pria itu begitu kuat, memenuhi ruangan, membuat udara terasa lebih berat.

"Ini dia, Miss Lysander yang mengatur hampir seluruh acara ini," Sarah memperkenalkannya dengan bangga. "Dan, Ainsley, ini Mr. Barnaby, pemilik Barnaby Art School."

Ainsley  terkejut, ia merasa jantungnya berhenti berdetak. Ia tak menyangka, tak pernah menduga bahwa keluarga Barnaby-lah pemilik sekolah tempatnya mengabdi selama ini.

Dalam keterkejutan, Ainsley hanya mampu menunduk hormat, tidak berani menatap wajah pria itu. Pandangannya terpaku pada sepatu pantofel hitam mengkilap yang dikenakan Galen.

Sejenak, keheningan memeluk mereka. Galen hanya berdiri di sana, menatap Ainsley dengan tatapan yang sulit diartikan. Ketegangan yang tak terucapkan menggantung di udara, hingga akhirnya suara berat Galen memecah kebekuan.

LOSE OR GET YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang