"Eh?" Aku masih mematung di tempat, Harry malah menarikku keluar dari rumahnya, aku bingung harus mengikuti Harry atau menghampiri Helena. Ya sudah mau tidak mau aku mengekor Harry saja.
"Harry!" Panggil Helena berkali2 namun Harry terus mengabaikannya.
Aku menoleh kearah Helena lalu menghentikan langkahku, dan melepas genggaman tangannya, sementara Harry menatapku getir, "Harry, apa yang kau lakukan?"
"Jangan berlagak bodoh, Maddy! Jelas2 aku baru saja menyelamatkanmu dari wanita sialan itu!"
Aku menelan ludah. Wanita sialan? Sebegitu bencinya kah Harry pada ibunya? Dan, tunggu.. Apa maksudnya 'menyelamatkan'?
Tak lama, Helena pun datang dan langsung memeluk pinggang Harry, "Harry, maafkan mom, sayang." Harry dengan kasar melepas pelukan Helena dan membuat wanita itu hampir terjatuh, aku dengan sigap segera menolongnya,
"Aku tidak butuh bantuan." Tukas Helena tanpa memandangku sedikit pun.
Aku mengangguk sopan, "B-baik, nyo-em, maksudku Helena" sial, aku gugup lagi. Sepertinya Helena memang tidak menyukaiku, dapat dilihat dari sorot tajam matanya yang selalu mengarah kearahku.
"Hm, bagaimana kalau kita makan bersama? Aku sudah menyiapkan makanan untuk kalian. Bagaimana, Maddy? Harry?" Helena melemparkan senyuman kearahku, sementara wajah Harry masih datar, seakan tidak setuju dengan tawaran ibunya,
"Tentu" "Tidak"
Jawabku dan Harry secara bersamaan. Membuat Helena melirik kami secara bergantian. Harry masih membuang pandangan dari kami, aku mencolek tangannya,
"Harry." Panggilku memperingatkan
Ia memutar matanya, lalu menghela nafas, "Sure!" Sorot matanya yang tajam menatapku dengan penuh ancaman.
*******
Aku melangkahkan kakiku memasuki kediaman Helena yang kelampau besar dan luas ini. Begitu masuk, sebuah home studio yang dilengkapi dengan speaker dan tv led tersusun rapi di ruang keluarga. Di sepanjang dinding, terdapat banyak lukisan indah dan figura2. Yang menarik perhatian adalah foto keluarga Styles yang paling besar diantara yang lainnya. Foto itu diletakkan didepan ruang makan. Disana, terlihat seorang pasangan suami istri yang berbahagia, yang tak lain adalah Helena dan mendiang ayah Harry.
Disebelah Helena, berdiri seorang anak kecil berumur 10 tahun dengan mata hijau dan rambut yang belum ikal-Harry. Ia terlihat sangat bahagia di foto itu. Membuat senyumku mengembang.
Andai saja aku bisa mengembalikan senyum bahagianya itu. Andai aku bisa mengubah Harry Styles yang dingin dan keras menjadi Harry Styles kecil yang bahagia dan menyayangi ibunya. Andai saat ini aku bisa melihatnya tersenyum meskipun hanya sedetik.
Meskipun aku tahu, ia tidak akan pernah tersenyum karenaku.
Mataku tertuju kearah seorang gadis blonde yang berdiri disebelah ayah Harry. Kira2 umurnya 13 tahun. Pertanyaan langsung muncul di otakku.
"Kau memiliki kakak?" Tanyaku ketika Harry menyamakan langkahku. Ia menatapku kosong lalu matanya menuju kearah foto ayahnya. Tersirat kesedihan dibalik guratan wajah datarnya. Harry memang pandai menyembunyikan sesuatu, tapi ia tidak pandai menyembunyikan kesedihannya, terutama jika sudah menyangkut tentang ayahnya.
Ia lalu melirik ke foto gadis disebelah ayahnya. Aku mendengus dalam hati karena Harry mengabaikan pertanyaanku. Uh, menyebalkan.
"Hey, aku bertanya padamu"
"Dari mana kau mengenal Bryan?"
Bryan? Cih. "Kau tidak bisa mengganti topik seenaknya, Styles. Aku bertanya padamu duluan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Emergency Couple // h.s
FanfictionHarry dituntut untuk segera memiliki pasangan diusianya yang ke 21. Tapi Harry menolak karena belum dapat melupakan mantan kekasihnya. Akankah ia menyewa seorang gadis untuk ia jadikan 'pacar palsu'? lalu bagaimana ketika perasaan mereka berubah sek...