Elle menepuk jidatnya, ia merasa sangat bodoh akan dirinya sendiri. Dan ia menyadari semuanya, bahkan sim card itu. This all just a trap.
"Itu berarti... Alexa ada disini?" Tanya Niall celingak celinguk, mencoba mencari keberadaan Alexa.
"Tentu saja tidak." Suara berat itu muncul tiba-tiba dari arah belakang mereka. Sontak mereka semua mendongak, Harry berjalan dengan santai sambil memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana, lalu ia duduk disebelah Maddy yang langsung menatapnya jengkel. Ujung bibir pria itu terangkat keatas membentuk sebuah senyuman ketika melirik Maddy penuh maksud, lalu pandangannya kembali teralih pada mereka bertiga,
"Aku tidak tahu entah kalian yang terlalu bodoh atau memang aku yang terlalu pintar. Bahkan untuk gadis pintar sepertimu, Elle." Harry melirik Elle yang diam karena malu. Ya, bagaimana bisa Elle baru menyadari hal ini?
"Tapi, ayolah.. apa kalian tidak menyadarinya? It all just a trap, man. penjahat itu tidak akan bodoh menaruh namanya sendiri di sebuah sim card payah seperti ini." Harry mengambil sim card palsu yang ternyata hanyalah jebakan untuk mengelabuhi mereka. Lalu menginjaknya dan membuat Maddy kembali menatapnya tajam.
"....bahkan aku tidak menyadarinya." Gumam Elle, setelah ia berpikir cukup lama, pandangannya teralih kepada Harry, "Kau benar, Harry. Mereka sengaja ingin menipu kita."
"Sepertinya mereka tahu kita ada disini dan mereka tahu niat kita untuk mencari Alexa." Timpal Louis
Maddy mengangguk, lalu ia kembali berkutik, "Mungkin apa karena aku pernah membalas pesan Alexa? Jadi, ia melacak kita terlebih dahulu. Sebelum kita sempat melacaknya." Maddy membeku, diam seribu bahasa ketika menyadarinya. Bodoh, bagaimana aku bisa sebodoh itu? harusnya aku tidak membalas pesan Alexa saat itu.
"Are you seriously, Mads?" Niall merentangkan kedua tangannya lalu mengendikkan bahu, kaget, "Sekarang bagaimana ini? Kita bisa mati karena mereka sedang melacak kita." Niall berteriak histeris. Setelah keheningan cukup lama yang menyerang mereka, Niall kembali berseru, "Oh, ya tuhan. Aku tidak ingin mati sekarang, aku masih ingin bertemu dengan Alexa.. dan ibuku dan..--"
"Bisakkah kau tidak usah terus berkomentar? Kami juga sedang memikirkan caranya, tortilla man." Potong Louis dan membuat Niall memutar mata jengkel.
"Lalu sekarang, bagaimana?" Tanya Maddy kemudian.
Harry tersenyum penuh kemenangan setelah tiada satupun dari mereka yang berbicara, lalu ia mengeluarkan sesuatu dari sakunya dan kembali terkekeh, "Guess what i got?" Tanyanya, membuat mereka berempat menatapnya penasaran, "I got it."
**********
"Alright.. perkenalkan, aku Mr. Tomlinson, dan aku akan mengantikan Tuan Styles sebagai supir. Just a day." Ujar Louis sambil terkekeh, layaknya seorang pemandu wisata yang sedang memperkenalkan diri. Louis menyalakan mesin mobil ketika mereka semua duduk di bangkunya masing-masing. Elle duduk disebelahnya, Maddy dan Harry di jok tengah dan Niall di jok belakang--sendirian. Like usually.
Louis melajukan mobilnya meninggalkan New York Hills, lalu melirik Harry dari kaca depan, "Dan... tentu saja itu semua karena kau telah menemukan kartu itu, Harry." Lanjut Louis dengan mata yang berbinar-binar dan semangat yang menyala-nyala. Elle mengangguk setuju. Kalau tidak ada Harry, mungkin mereka saat ini masih akan tinggal di NY Hills, entah sampai kapan dan bahkan tidak tahu apa yang harus dilakukan selain menunggu kabar dari Alexa, yang sudah jelas itu tidak akan terjadi.
Namun Harry secara tanpa sengaja menemukan sebuah sim card yang mencurigakan, dan Elle langsung melacaknya. Lokasinya terletak 15 kilometer ke arah utara dari tempat mereka sekarang. Dan kebetulan, Louis mengetahui tempat itu. Jadi ia yang menggantikan Harry untuk hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Emergency Couple // h.s
FanfictionHarry dituntut untuk segera memiliki pasangan diusianya yang ke 21. Tapi Harry menolak karena belum dapat melupakan mantan kekasihnya. Akankah ia menyewa seorang gadis untuk ia jadikan 'pacar palsu'? lalu bagaimana ketika perasaan mereka berubah sek...