"Mrs. Campbell?"
Suara familiar itu muncul ketika mereka baru saja melangkahkan kaki keluar dari lift gedung milik ayah Danielle. Sontak, Elle dan Louis menoleh ke samping dan mendapati seorang wanita paruh baya berpakaian kemeja formal kini berjalan kearah mereka.
"Oh.. Alena!" Elle berseru girang
Keduanya pun berpelukan dan terlihat saling melepas rindunya satu sama lain. Pandangan Alena terhenti pada sosok pria yang berdiri dibelakang Elle sambil menatap mereka berdua bingung, saat dilihatnya wanita itu tengah menatapnya dengan mata berbinar-binar, Louis tersenyum sopan sambil menundukan sedikit kepala sebagai tanda kehormatan.
"Uhm.. kau membawa.. kekasihmu?" Tanya Alena sambil mengerlingkan matanya, dan nada suara yang terdengar jahil.
Elle tersenyum malu-malu, lalu mengangguk, "Ini Louis. Louis, ini madam Alena."
Louis mengulurkan tangannya, lalu menyunggingkan senyuman manisnya, "Hi, madam.. Aku Louis. Louis Tomlinson."
"Panggil Alena saja" sergah wanita berusia 35 tahun itu sambil membalas jabatan tangan Louis, "Senang berkenalan denganmu, Louis." Ia tersenyum, lalu memandang mereka berdua bergantian, "Danielle, Louis.. sebaiknya kita bicara diruanganku saja."
***********
Alena menutup pintunya ketika mereka bertiga menginjakkan kaki kedalam ruangan kerja milik Alena. Louis sempat menggeleng kagum menyapukan pandangannya ke setiap sudut ruangan. Ada berbagai pistol antik yang dipajang didalam sebuah kaca, dan sertifikat atas penyelesaian misi terpampang di sepanjang dinding ruangan. Terdapat pendingin ruangan dan semacam handie talkie di meja wanita itu. Louis menganggukan kepala, jadi begini ruangan seorang agen..
"Duduklah.."
Danielle dan Louis duduk dihadapan wanita itu ketika dipersilahkan.
"Alena" panggil Elle. Ketika yang dipanggil mendongak, ia berdehem singkat, "Dimana ayahku?"
Alena yang terlihat sibuk mencari sesuatu di loker mejanya pun menatap gadis itu ragu-ragu dan penuh rasa bersalah, "Elle, aku minta maaf karena lupa memberitahumu. Tapi, ayahmu ditugaskan di London untuk misi selanjutnya."
Elle menelan ludahnya dengan susah payah. Ia mengerjapkan matanya dua kali. Bagaimana bisa ayahnya pergi tanpa memberitahunya? Meskipun Elle tahu, itu adalah tuntuan pekerjaan dan tentu saja hal itu sudah sering terjadi. Mengingat ayahnya adalah seorang agen profesional sekaligus pemimpin sebuah agen mata-mata, Ayahnya memang sering meninggalkan ia dan ibunya ke negeri lain tanpa memberikan kabar. Dan itu seringkali membuatnya resah.
Namun Elle kembali tersenyum menutupi kesedihan yang disembunyikannya.
"I-iya. Tidak apa-apa, Alena."
"Elle, aku tahu bagaimana perasaanmu. Ayahmu bukannya tidak ingin memberitahumu, tapi ia takut kau khawatir padanya, sayang." Alena mengusap punggung tangan gadis itu dengan tatapan matanya yang melembut.
"Iya, Alena. Tidak apa-apa. Aku mengerti." Ujar Elle sambil tersenyum.
Sementara Louis diam, mencoba mencerna perkataan Alena. Kemudian ia menatap Danielle lekat-lekat, "Alena benar, ayahmu akan baik-baik saja, Elle."
Elle tersenyum membalas senyuman Louis. Ya, ayahnya akan baik-baik saja, pikirnya. Sementara itu, Alena kembali mengotak-atik loker dibawah mejanya, lalu ia tersenyum ketika mendapatkannya.
"Oh, ya.. dan ayahmu menitipkan ini untukmu." Ia menyodorkan sebuah hand-gun ke tangan Elle. Elle tercengang sejenak, kemudian ia mengangguk saat sadar bahwa tujuannya kemari adalah meminjam pistol ayahnya. Alena tersenyum simpul, "Ayahmu mempercayakan Walther P-38 ini padamu, Elle. Karena kau berniat meminjamnya, bukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Emergency Couple // h.s
FanfictionHarry dituntut untuk segera memiliki pasangan diusianya yang ke 21. Tapi Harry menolak karena belum dapat melupakan mantan kekasihnya. Akankah ia menyewa seorang gadis untuk ia jadikan 'pacar palsu'? lalu bagaimana ketika perasaan mereka berubah sek...