Chapter 27

1.4K 153 17
                                    

"Jadi.. Alena itu siapamu?"

Tanya Louis begitu mereka berdua berjalan keluar dari gedung menuju parkiran mobil.

"Dia adalah salah satu agen di gedung ini, lalu ayahku merekrutnya menjadi asisten-nya." Ungkap Elle, Louis menatapnya penasaran

"Lalu mengapa ayahmu harus terjun langsung menyelesaikan misi itu? Bukankah ia memiliki banyak pegawai?"

Elle terkekeh kecil, "Yeah.. itulah Dad. Sebagai pemimpin, ia tidak mau hanya duduk-duduk saja dan menyuruh asistennya bekerja. Ia benar-benar  bertanggung jawab atas teamnya." Jelas Elle. Gadis itu menelan ludah sambil merenung sejenak, perkataan Louis memang benar. Seharusnya dad tidak perlu mengikuti misi itu karena usianya yang mulai rentan. I worried about him. Batin Danielle.

"Wow" Louis membulatkan mulutnya, "Ayahmu sangat hebat, Elle. Sama sepertimu"

Elle hanya menjawab dengan senyuman lalu membuka pintu mobil. Maddy, Harry dan Niall sudah menunggu dengan mata berbinar-binar dan mulut yang terbuka lebar layaknya ikan yang kehabisan nafas di daratan.

"Apa kalian benar-benar meminjam sebuah pistol?" Tanya Niall

"Ya, begitulah.." balas Louis lalu menyalakan mesin mobilnya, mobil yang ia kendarai melaju keluar dari area gedung tersebut.
Maddy sedari tadi terus melamun dengan pandangan kosong, sesekali ia memperhatikan layar handphonenya--menunggu balasan pesan Alexa--tanpa mempedulikan kehadiran Harry yang duduk disampingnya. Mereka sama sekali tidak berbicara semenjak Elle dan Louis meninggalkan mereka di mobil--entah karena Maddy yang terlalu gelisah atau Harry yang selalu cuek. Dan selalu saja, Niall yang memulai perbincangan diantara mereka bertiga.

"Hey, Alexa memberiku pesan!"

Teriak Maddy girang ketika ia mendapat sebuah pesan yang sangat ditunggu olehnya. Mereka semua lantas menoleh kearahnya. Dengan tangan bergetar, Maddy buru-buru membukanya.

"Apa katanya?" Harry menatap Maddy serius, menunggu jawaban dari gadis itu.

"Alexa...." Maddy diam sejenak, lalu menghembuskan nafas berat, "dia tidak tahu dia ada dimana."

Lantas semua orang yang ada dimobil ikut menghembuskan nafas dan berdecak pelan.

"No problem. Yang terpenting, kita tahu bahwa keadaannya baik-baik saja, bukan?" Ujar Maddy dan mereka semua mengangguk, kecuali Harry yang hanya membalas dengan tatapan sengit, dan Niall yang sedari tadi sibuk dengan sebuah kertas dan pena di tangannya, entah apa yang dilakukannya.

Maddy lalu memberikan ponsel nya pada Elle. Tau apa yang harus dilakukan, gadis itu melacak nomernya dengan alat canggih--tentu saja alat milik ayahnya. Lalu ia mendongakan kepala ke belakang,

"Oh.. benar, alamatnya sama dengan sim card yang Harry temukan. Well, kita akan sampai disana kurang lebih 2 jam" gumamnya dan yang lain mengangguk. Kini ia beralih menatap Louis sambil menyengir lebar, "Mr. Tomlinson are u ready?"

"Certainly" jawab Louis dan dibalas kekehan kecil Elle. Menyadari sesuatu yang aneh, Louis melirik ke jok belakang dari kaca depan, "Anyway, apa si tortilla man itu masih hidup? Mengapa tidak ada suaranya?" Sahut Louis dan membuat mereka terkekeh geli

Niall langsung mengangkat wajahnya dan menampakkan dirinya, setelah beberapa menit ia menulis rencana yang ia sebut plan A--dengan kepala yang tertunduk dan wajah serius, Niall menghela nafas, "Yeah.. i'm alive, i'm here. Stop bothering me, okay? aku sedang menyusun sebuah rencana."

"Sebaiknya kau berhenti menulis didalam mobil, pirang bodoh. Apa kau sama sekali tidak merasa pusing?"

Kini Harry yang berseru dengan nada ketus. Niall memelototkan matanya lalu mendengus ketika menatap Harry. Baiklah, sekarang apalagi? Pirang bodoh? Tortilla man? Apa tidak ada julukan yang lebih bagus lagi? Batinnya mendecak kesal.

Emergency Couple // h.sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang