Pintu mobil terbuka. Secara mengejutkan, Bryan muncul dan menangkap diriku tengah memegang sebuah album foto dengan wajah innocent. Aku refleks menutup album foto itu dan kami saling bertatapan untuk beberapa saat.
Ini begitu canggung. Aku dapat melihat wajah Bryan yang menyiratkan kekecewaan. Ia tersenyum lalu duduk di jok kemudi. Wajahnya terlihat sedih kali ini. Astaga, aku memang tidak sopan sekali. Seharusnya aku tahu itu privasinya, tapi aku juga tidak tahu bahwa ia akan datang secepat itu.
"Maaff---"
"Tidak perlu."
Bryan merebut album itu dari tanganku lalu menutup pintu mobil. Tangannya mengelus benda itu secara lembut, seolah didalamnya terdapat kenangan yang tak terlupakan untuknya. Bryan membuka lembaran pertama dengan senyuman. Dan senyumnya semakin mengembang ketika ia membuka halaman berikutnya dan berikutnya lagi, wajah Gemma kecil dan Gemma dewasa terpampang disana.
"Bryan...---"
"Kau tahu? Aku dan Gemma berteman sejak kecil."
Ow.. "Benarkah?"
"Ya, dan aku sudah menyukainya sejak kecil."
"Oh..." ucapku, lebih seperti terkejut. Aku bahkan baru tau kalau Bryan dan Gemma memang sudah berteman sejak kecil karena rumah lama mereka bersebelahan. Bryan menceritakan segala tentang Gemma padaku. Aku menyimaknya kali ini. Bohong sekali jika ia bilang sudah melupakan Gemma. Aneh, maksudku.. Gemma adalah cinta pertamanya, dan mungkin cinta satu2nya--Bryan tidak berpacaran, namun ia mengencani bahkan meniduri banyak wanita.
Aku...?
Memang apa yang spesial dariku?
Tidak ada. Aku bahkan tidak menyukai Bryan, dan ia lebih memilihku dibanding Gemma.
"Tapi tidak dengan sekarang. Aku hanya menyukai seorang gadis yang sedang berbicara denganku.." Ujarnya tidak menatapku sama sekali. Aku tahu apa maksudnya, maka itu aku berhenti berbicara. "..Gadis yang sekarang berhenti berbicara karena perkataanku."
Bingung harus melakukan apa, lantas aku hanya tersenyum, menatap apa yang ada didepanku--pura2 tidak mendengarnya.
"...gadis yang sedang menatap lurus kedepan, berpura2 tidak mendengarku."
"Astaga.." aku menghela nafas, tertawa kecil.
"...gadis yang baru saja mengucapkan 'astagaa'.." ujar Bryan mengikuti gayaku berbicara. Membuatku kembali terkekeh.
"Dan gadis yang kau sebutkan tadi adalah gadis yang seharusnya tidak kau cintai." aku bergumam kali ini.
Bryan menatapku tidak yakin.
"Gemma. Kurasa kau harus mencoba kembali dengannya, Bry. Aku yakin ia akan memaafkanmu."
Bryan menyalakan mesinnya lalu menjalankan mobilnya keluar dari parkiran kampus. "Ia tidak akan memaafkanku, percayalah. Aku pernah hampir membunuhnya."
"Tidak, Bryan. Aku akan coba berbicara dengannya."
"Sialan, jangan mencoba menjodohiku." Bentaknya, Bryan mencengkram stir nya dan wajahnya terlihat menyeramkan. Ia menatapku dari kaca spion. "Lagipula aku tidak pernah berfikir untuk mencintainya lagi. Cukup kau saja."
"O..kay." aku mendesis. Hanya bisa pasrah terhadap perasaan Bryan pada Gemma yang sudah kandas. Padahal Gemma wanita yang baik, dan menurutku, ia yang terbaik untuk Bryan.
Bukan aku.
*********
Author pov
Maddy menatap layar iphone nya berkali2. Rasa kesal yang masih menyelimutinya membuatnya sedikit ragu untuk sekedar mengangkat telepon dari Alexa. Terdapat 5 panggilan masuk dari Alexa namun Maddy enggan untuk menjawabnya karena rasa sakit hati yang masih mengoyak hatinya atas perkataan sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Emergency Couple // h.s
FanfictionHarry dituntut untuk segera memiliki pasangan diusianya yang ke 21. Tapi Harry menolak karena belum dapat melupakan mantan kekasihnya. Akankah ia menyewa seorang gadis untuk ia jadikan 'pacar palsu'? lalu bagaimana ketika perasaan mereka berubah sek...