"Paman Brodie?"
Tatkala suara itu muncul, mereka semua serentak menoleh ke sumber suara, dengan pertanyaan yang sama.
Mr. Brodie adalah pamannya Elle?
"Kau..." pria itu diam tak bergeming, sama kagetnya dengan Elle, dan Ethan yang tak berdaya dibawah pengaruhnya. Kali ini tatapannya berubah tajam, "Mengapa kau bisa ada disini?"
"Aku?" Danielle tertawa parau. Ia juga sama sekali tidak menyangka bagaimana ia bisa bertemu dengan pamannya itu disini, "I'm everywhere. Haha."
Sementara Ethan harus mengerjapkan matanya berkali-kali untuk memastikan apa yang dilihatnya adalah nyata atau tidak. Pandangannya kabur. Namun setelah beberapa detik mencoba memfokuskan pandangan. Perempuan itu memang nyata. Adiknya itu memang nyata!
"Lepaskan dia," pinta Elle, matanya mengarah pada Ethan yang kini penuh binar bahagia di matanya.
Melihat Elle yang semakin berjalan mendekat kearahnya, kedua guard yang berada di sisi kanan dan kiri Mr. Brodie bersiap siaga melepaskan pelurunya kearah perempuan itu. Takut kalau tiba-tiba Elle membunuh atasannya itu. Namun di belakang Elle, tangan Louis juga sudah bersiap dengan senapannya untuk membunuh mereka.
Mr. Brodie menaikkan satu alisnya, "Aku akan melepaskannya. Dengan syarat.."
Mereka berlima menanti apa yang akan dikatakan Mr. Brodie dengan penuh tanda tanya.
"Kau harus ikut denganku." Gumamnya kemudian.
Sontak mereka berlima menautkan alis, tidak terima. Tak terkecuali Louis.
Ethan menggeleng miris. Ada sarat kemarahan dalam matanya yang menyala, "Jangan, Elle. Selamatkan dirimu!"
"Pilihan ada di tanganmu, Elle." Mr. Brodie kini mendekat kearah gadis itu, sementara Ethan yang tergopoh-gopoh diambil alih oleh bodyguardnya.
Butuh beberapa menit untuk Elle mencerna apa yang telah terjadi. Bayang-bayang Mr. Brodie seakan tidak pernah lepas dari kejadian masa lalunya. Dan semua itu seolah meruntuhkan pertahahan mentalnya. Tidak ada hari yang paling menyakitkan, selain hari itu. Hari ketika ia menyaksikan ibunya terbunuh mengenaskan. Oleh pamannya sendiri.
Tak terasa, sebulir air mata jatuh membasahi pipi Elle. Ia menatap Mr. Brodie dengan penuh kedengkian, benci, rasa sakit dan kesedihan. Bagaimanapun, Elle tidak akan pernah melupakan kejadian itu.
Mr. Brodie kini sudah ada dihadapannya. Dengan kasar mencekal pipi Elle dan menariknya. Di sisi lain, Louis sempat tersulut oleh emosi dan hendak menghampiri mereka untuk meninju Mr. Brodie, namun Niall buru-buru mencegahnya.
"Selamatkan dirimu," kata Mr. Brodie, tangannya masih mencekal pipi Elle dengan kejam, kemudian diarahkannya wajah gadis itu pada Ethan, "Atau kakakmu?"
"Selamatkan dirimu, Elle!"
PLAKK
Elle yang tidak kuat lagi melihat penyiksaan yang harus diterima kakaknya itu akhirnya menarik nafas panjang.
"Fine!" Cetus Elle, yang mana itu membuat suasana diantara mereka semakin menegangkan, "I'll go with you." Katanya lagi.
Keputusan tergila yang pernah Elle ambil.
"No, Elle! You cannot go!!"
Louis memberontak, namun Niall lagi-lagi mencegahnya.
Mereka berlima cukup terkejut dengan keputusan Elle yang benar-benar diluar dugaan. Seharusnya tadi mereka lari saja, tidak perlu bersusah payah menyelamatkan Ethan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Emergency Couple // h.s
FanfictionHarry dituntut untuk segera memiliki pasangan diusianya yang ke 21. Tapi Harry menolak karena belum dapat melupakan mantan kekasihnya. Akankah ia menyewa seorang gadis untuk ia jadikan 'pacar palsu'? lalu bagaimana ketika perasaan mereka berubah sek...