"Maddy!"
Suara itu seketika membuat lamunannya buyar. Seseorang turun dari mobil Porsche 911 seraya menepis rambutnya yang berkibar karena angin berhembus kencang. Mobil itu berhenti di pinggir jalan dengan mesin menyala, pasti ada orang didalamnya. Harry. Pasti itu Harry. Memangnya Harry sudah bisa menyetir setelah dikeroyok tadi? Batinnya.
Berlari kecil kearah Maddy, Gemma menatap gadis itu penuh tanda tanya lalu tersenyum, dan senyumnya itu mengingatkan Maddy pada Harry.
Astaga, Gemma terlihat mirip adiknya jika tersenyum.
"Apa yang kau lakukan disini?"
"Eh? Aku..--" belum sempat Maddy berkata, Gemma langsung menariknya menuju mobil.
"Kita bicarakan di mobil saja. Aku dan Harry akan mengantarmu pulang."
*********
"Uhm..." Harry menjalankan mobilnya sambil terus berdehem--membebaskan kerongkongannya yang tercekat. Entah kenapa hal itu malah membuat Maddy risih. Lantaran setiap ia terbatuk, tatapannya selalu tertuju pada Maddy. Seakan tidak menyukai keberadaannya.
Harry menatap Maddy dari kaca depan dengan tatapan tajam yang mematikan. Maddy hanya menunduk, selain karena takut, ia juga tidak ingin mengalami kontak mata dengan Harry seperti di restoran tadi. Setelah suasana hening menyelimuti, Gemma lalu memulai perbincangan.
"Jadi, mengapa kau bisa ada dipinggir jalan.. sendirian?" Tanya Gemma sambil kepalanya menoleh ke jok belakang, "Bukankah tadi kau bersama Bryan?"
Maddy berdehem, mencari alasan yang tepat, "Bryan memiliki janji akan makan malam bersama keluarganya pukul 8. Maka itu ia bilang tidak bisa mengantarku pulang karena harus buru2." Ujar Maddy se-santai mungkin, mencoba mengontrol nafasnya. Harry langsung tertawa lepas.
"Sejak kapan si brengsek itu lebih memilih makan malam bersama keluarga ketimbang mengantar kekasihnya pulang?" Harry tersenyum sarkastik. Gemma langsung menyengol tangan Harry dan mencubitnya pelan.
Kekasih? Astaga. Mengapa Harry bisa mengira aku adalah kekasihnya?
"Jangan dengarkan dia, Mads." Gemma kembali tersenyum dan membuat Maddy bisa sedikit tenang setelah dibuat malu oleh perkataan Harry. Gemma dan Harry jauh lebih mengenal Bryan dibanding Maddy. Mereka sudah tahu seperti apa Bryan, jadi wajar saja kalau mereka tahu bahwa Maddy bohong.
"Sepertinya gadis di jok tengah ini memang tidak pandai mencari alasan." Ujar Harry dengan nada sarkastik tanpa menengok sekalipun, "Lain kali, hati2 kalau mau bohong."
Sialan! Maddy terus mengumpat dalam hati. Namun ia tak berani berkata apa2. Menorehkan kepala kearah Harry, Maddy baru sadar terdapat luka lebam di sekitar pipi dan area matanya. Rambutnya yang sudah panjang terlihat acak2an, mungkin akibat perkelahian tadi.
Maddy sempat mengira bahwa Harry tak sadarkan diri lalu akan dibawa dengan taxi. Namun nyatanya salah. Harry tidak selemah itu.
Mengapa pria ini nekat sekali sih?
"Harry!" Gemma memperingatkan
"Wushh. Sorry, gems."
Jika bukan karena Gemma, mungkin Maddy akan keluar dari mobil ini sekarang juga karena tidak nyaman dengan perilaku Harry yang selalu menindasnya. Sialan memang.. Harry sepertinya memang benci padaku.
"Bryan... berkumpul bersama keluarganya. HA.. astaga! Lelucon macam apa itu?" Harry nampaknya masih belum bisa berhenti mengejek Maddy yang hanya bisa bersabar dipermalukan oleh pria yang tidak disangka akan sejahat ini padanya. Gemma mengelak,
KAMU SEDANG MEMBACA
Emergency Couple // h.s
FanfictionHarry dituntut untuk segera memiliki pasangan diusianya yang ke 21. Tapi Harry menolak karena belum dapat melupakan mantan kekasihnya. Akankah ia menyewa seorang gadis untuk ia jadikan 'pacar palsu'? lalu bagaimana ketika perasaan mereka berubah sek...