Apes Lagi

114 17 1
                                    


Dari kemarin sudah ramai orang yang ngobrolin tentang mancing gratis sebagai perayaan pembukaan tempat pemancingan baru di RT sebelah.

Raykan diem-diem penuh semangat. Ternyata dari mulai muncul rumor sampe hari kejadian dia udah konsul ini itu ke si Ayah. Dirinya tertarik buat mancing tapi belum ada hidayah untuk mengungkapkannya.

Oleh karena itu pula Ayah yang entah dapat kabar dari mana mendadak pulang di jumat sore. Kejutan buat si kembar apalagi Reygan yang syok dikit lihat ada mobil di garasi saat pulang ke rumah jam delapan malam. Reygan sama Panji habis nontonin tim futsal adik kelas sekolahnya tanding.

Panji sempet heran denger si upil komodo itu dibolehin pergi tanpa ekornya, alias abangnya, a.k.a Raykan. Tapi waktu denger alesannya dia cuma bisa senyum kepaksa, otaknya mendadak berasa kosong banget yang biasanya ada koclak-koclak dikit. Angkat tangan lah Panji kalo berurusan sama si kembar itu.

Reygan yang syok dikit sisanya syok banget pas masuk rumah disambut oleh Ayahnya yang lagi maskeran kopi dan kembarannya yang lagi dimaskerin kopi juga sama Bunda.

Dengan dramatis dia jatuhin ranselnya ke lantai terus remas dada ratanya. "Nda? Kok komodo afrika dibolehin masuk rumah?"

Ayah yang lagi nonton sinetron cuma duduk diem kalem, seolah gak denger dan lihat keberadaan anak bungsu penuh dramanya.

"Nda!"

"Apa, Dek? Itu kaosnya langsung dimasukin ke mesin cuci jangan ditumpuk di kamar," ujar Bunda yang masih sibuk maskerin anak sulungnya.

"Itu tuh, kok gak ngabarin dulu kalo mau pulang?" Reygan merengut ke depan Bundanya.

"Katanya kantor lagi gak sibuk jadi bisa pulang. Emang kamu gak seneng Ayah pulang?" Reygan nyenderin kepalanya ke perut Raykan.

Dia juga jadi ikut merhatiin Raykan yang tiduran di paha Bundanya sambil main game. Bibirnya ditekuk so' imut liat abangnya juga diem aja gak menanggapi.

Bete deh.

Dia lalu beranjak naik ke lantai dua tanpa sepatah kata pun. Raykan yang cuma nyimak dari tadi sempat melirik Reygan yang kini menghilang dari pandangan.

"Bun, udah belum?"

Bunda mengusap rambut lebat Raykan lalu membantu anaknya itu duduk. Mukanya cemong, tapi gak menutupi kadar kecakepannya. Bunda lega anak-anaknya memiliki wajah rupawan seperti anak kota lainnya. Setidaknya dia akan merasa bangga ketika menghadiri acara keluarga dari suaminya itu.

"Bang, besok jadi?" tanya Bunda kemudian.

Raykan mengangguk dengan jempol yang ditunjukkan ke bunda. Bunda tersenyum, hendak melanjutkan pertanyaannya.

"Jadi? Jadi kemana?"

Di tengah tangga, Reygan nopang badan ke pegangan tangga. Gak pake baju, cuma pake kolor warna kuning motif minion.

"Tuyul sekarang kok kepo-kepo," celetuk Ayah membuat Reygan memutar mata.

"Gak ada tuyul seganteng ini," ujar Reygan sambil jalan menuju kumpulan anggota keluarganya.

"Lho, ngaku sendiri?" Ayah noleh ke anak bungsunya yang udah mendecak malas. Beliau ketawa kecil sambil nepuk sofa di sebelahnya. Tapi yang disuruh malah melengos dan nyamperin abangnya.

"Mau kemana besok?" tanyanya penasaran.






See you asap!

11-17 The AdhitamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang