11-17lah

622 28 14
                                    

11-12?

No, this is 11-17.

Diharuskan sejauh itu emang perbandingan si kembar Adhitama. Dijadiin tolak ukur sama Reygan buat si kakak, Raykan.

Anak lelaki kembar itu sebenarnya punya sikap 11-12 kalau diteliti lebih jauh, tapi Reygan nolak keras. Mereka itu 11-17 pokonya, gak mau tau. Reygan yang mematenkan. Udah tandatangan di atas materai 6000 juga---nggak yang 10000 soalnya kemahalan.

Dirinya dengan sang kembaran itu beda, "Manusianya emang kembar tapi belum tentu semuanya juga kembar!"Jangan lupa tagar Reyganteng_2k24 yang selalu membantah.

Gak tahu apa alasan Reygan selalu nolak dibilang 'mirip' dengan Raykan. Padahal itu sah-sah aja, karena balik lagi kalau mereka itu saudara kembar.

"Gan, kok bisa beda hobi sih sama kembaran lu?" tanya Akew waktu selesai lomba futsal persahabatan sama sekolah sebelah.

"Yeu, si Cindo! Nih kalo anak kembar gak semuanya itu bakalan sama mulu."

Reygan ngebantah lagi. Sudah capek dia tuh selalu ditanyain kenapa-beda-ini dan kenapa-beda-itu.

Sekarang Akew nanya lagi, padahal sudah sering --seingat Reygan mah-- dibilangin kalau dirinya dengan Raykan itu banyak perbedaan dalam menjalani hidup.

11-17 lah mereka itu.

"'Kan biasanya kembar itu sering samaan, bro." Riko sama penasarannya sama perbedaan adik-kakak kembarnya Adhitama.

"Iya, ini lu di futsal tapi abang lu di basket. Sama-sama bola gede tapi kan beda gedenya hehe," sambung teman yang lain.

Mereka ngelihatin Reygan yang masih nyeka keringat pakai handuk yang dimasukin secara paksa oleh kembarannya.

"Jersey lu tambah bau kalo dipake lap. Baunya serumah-rumah," kata Raykan sambil berebut tangan maksa masukin handuk muka waktu itu.

Ini juga salah satu perbedaan antara si kembar.

Reygan itu jorok, suka ngupil lalu dibuang sembarangan dan nggak bisa rapih kalau pake pakaian. Seadanya dan semaunya. Sedangkan Raykan itu suka tempat yang bersih, wangi, pokoknya Mr. Perfect.

Tapi sebedanya mereka dalam hal kerapihan, seperfectnya Raykan dalam kebersihan, mereka tetap sama-sama susah di suruh mandi.

Kalau mereka disuruh mandi pasti ada aja jawabannya yang bikin Bunda tepuk jidat.

Raykan yang beralasan, "Yang penting 'kan wangi, enggak mencemari lingkungan."

Sedangkan Reygan, "Nanti juga mandi lagi, kenapa harus sekarang? Harus hemat air, Nda."

Kalau udah gitu Bunda cuma bisa elus dada sambil misuh ke suami. Suaminya cuma pasrah.

Selesai ngelap mukanya yang penuh keringat, Reygan merhatiin tribun penonton, diantara kursi-kursi yang diisi manusia ada satu yang bikin dia ngerutin dahi.

Cowok yang sama-sama pakai jersey warna ungu dengan logo sekolah lawan, jersey basket tepatnya. Nomor punggung 17 cetak bold warna emas. Cowok itu duduk sebelahan sama cewe pakai hoodie yang udah dihapalnya kepunyaan siapa.

Buset sape tuh.

Dia langsung ngalihin perhatiannya ke teman satu tim. Mereka masih debatin perihal anak kembar.

Yang kembar siapa, yang ributnya siapa.

"Ya, menurut gua manusia itu bakal beda antara satu sama lain."

"Meskipun kembar?"

"Iye, meski kembar. Karena manusia itu makhluk istimewa yang Pencipta ciptain beda dari sejenisnya, walau secara fisik mereka sa-"

"Betul! Gua setuju banget, Panjul aku padamu!" Ini Reygan yang sangat semangat menyetujui opini Panji.

Hari semakin sore, GOR futsal semakin sepi karena pengunjungnya udah mulai bubar. Reygan sama teman-teman juga udah beranjak ke parkiran buat pulang.

Di motor Reygan sudah ada satu penumpang yang tidak diundang kedatangannya. Iya, kembarannya yang berbeda sekolah.

Bukan makhluk yang datang gak diundang pulang minta diantar. Mirip sih cara datang sama niatnya. Tapi itu bukan makhluk ghaib, itu si kakak kembar.

Raykan angkat alis kanan ngelihat Reygan cuma diem natap dia. Mereka tatap-tatapan seperti saling mengirim telepati, padahal enggak.

"Cuy, duluan!" Beberapa ucapan selamat tinggal diudarakan oleh Akew, Riko dan yang lainnya. Diudarakan karena kalimatnya baru terdengar setelah pengucapnya ilang.

"Nebeng?" Reygan kibas rambut dulu.

Raykan cuma merhatiin, "Nanya?"

"Pertanyaan gua dijawab bukan ditanyain balik." Reygan mundurin motornya buat diparkirin, "yang nyewa hoodie lu balik ama siapa atuh?" Terus ngasih helm dia buat dipake Raykan.

Bukannya dipake atau setidaknya jawab pertanyaan si adik kembar, Raykan malah muter kepala Reygan ngehadap dia terus dipakein paksa lah helm milik Reygan.

No comment. Reygan udah kibar bendera putih sama stop asking and start working-nya si saudara kembar.

"Jawab, Kanjèng. Kembaran gue apa tembok lu?!" Mulailah Reygan nyolot.

Sumbu pendek sama sumbu panjang disatuin. Sudah ketahuan 'kan mana yang bakalan meledak duluan?

"Ntar di rumah, sekarang pulang dulu."

Raykan naik diboncengan, satu tangan di atas pahanya dan satu lagi dipakai untuk menabok helm Reygan.

"Jalan, dek."

Sepanjang jalan itu berisik, berisik suara kendaraan lain sama berisik gerutuan Reygan yang mengumpati Raykan.

Udah biasa, nanti sampai rumah pun balik lagi seperti biasa.






See you asap!
24/01/30

11-17 The AdhitamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang