Brocon?

120 15 2
                                    

Suatu sore yang damai, di saung punya Pak Adhitama.

Satu mangkok seblak, tiga mangkok mie, satu mangkok soto: tersaji di tengah lantai saung.
Suara angin, klakson motor, dan kucing ribut menjadi latar suasana mereka.

Dari berlima, sisa berdua yang lagi anteng main game.

"Ari maneh kunaon posesif pisan ka si Reygan?"

"Hm?"

"Ham-hem, ham-hem."

"Hayang we."

"Brocon maneh."

"Hah?"

Beno berhenti main game, matanya natap Raykan jengkel. "Kata barudak, maneh teh terjangkit penyakit brocon."

"Oh."

Mungkin Panji adalah orang lain yang tahu banget karakter Reygan dari yang bagus sampe yang paling jelek. Begitu pula Beno, yang kadang muak sama sifat tersembunyi Raykan yang bodo amatan ini.

Main, sekolah, rumah, dan Reygan. Percaya deh, bakalan beda sifatnya si Raykan. Bahkan Beno kadang mikir juga, ini Raykan punya alter ego atau semacam penyakit bipolar atau enggak ya. Seaneh itu buat Beno.

"Maneh posesif pisan ka si Reygan," kata Beno serius.

"Posesif gimana? Biasa aja."

"Biasa aja bapak maneh!" Beno ngegas, geram. "Diem-diem ngikutin adeknya yang lagi pacaran, stalking medsos sama chatannya, stalking cewek-cewek sampe laki yang lagi deket sama adek lu, lu bilang itu biasa aja? Kalo lain gila, apalagi?"

Raykan cuma ketawa mendengarnya. Lucu, ya? Beno kok ngomel padahal dulu dia dengan senang hati mau anterin Raykan ke sana kemari, karena dia juga penasaran. Raykan jajanin pula si Salsa biar Beno lebih ikhlas nemeninnya.

Raykan natap balik Beno dengan tatapan tenang. "Terus lu sendiri gimana?" tanya balik Raykan. Ada senyum sinis di sana yang bikin Beno angkat sebelah alis. "Si Salsa udah SMP tapi masih harus selalu ada di bawah ketiak lu, Om Budi aja biasa aja."

"Salsa cewek!" sambar Beno gak terima. Reygan sama Salsa jelas beda. Segi umur dan penampilan.

Salsa itu adik satu-satunya setelah adik bungsunya meninggal waktu masih kecil. Ada rasa bersalah yang membuat Beno selalu ingin mengupayakan apa yang adiknya mau sekarang.

Terpenting juga, Salsa itu cewek! Anak gadis, anak perawan yang punya rupa menawan. Lebih cantik daripada teman sebayanya. Dan cewek lebih rawan dibandingkan cowok kayak Reygan. Cowok pecicilan yang kalo ada apa-apa pun si pelaku bakal mikir dua kali dulu.

Raykan yang denger itu ketawa lagi, ketawa gak niat yang gak pake nada humor sedikit pun.

"Jadi menurut lu, hal buruk cuma bakal terjadi sama cewek?" Beno mangap mau nyela tapi keburu kedengeran suara-suara penghuni kebun binatang.

"Samlekom kawan!"

"Go Drink!"


See you asap!

11-17 The AdhitamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang