Part 13

23 6 1
                                    


Clairen's POV

Aku bangkit dari tempat tidurku, rasanya sulit sekali memisahkan diri dari kasur hari ini. Tapi, yah, aku harus melakukan sesuatu agar tidak malas seharian. Setelah mandi dan ganti pakaian, aku sudah berada di dapur sekarang, berencana membuat soft cookies untuk camilan hari ini. Ponselku masih terhubung video call dengan Aron sejak tadi.

Di rumah, hanya ada aku, Mama, dan Noura. Di luar, angin sepoi-sepoi bermain di antara dedaunan, mengiringi suara tawa kecil Noura yang sedang bermain dengan temannya di halaman belakang. Di ruang tengah, mama duduk nyaman di depan televisi, tenggelam dalam buku yang sedang dibacanya. Hobi membaca ku sepertinya memang menurun dari mama. Kami bahkan bisa menghabiskan berjam-jam terlarut dalam halaman demi halaman buku.

Namun, jika bicara tentang minat membaca, Papa tak kalah menarik. Meskipun kesukaannya sedikit berbeda—lebih condong pada buku-buku sejarah dan agama, ia memiliki sangat banyak buku sejarah, dan tidak jarang ia menceritakannya kepada kami—Mama, Aku, Raynar dan Noura. Namun, ada fun fact tentang Papa. Papa dulunya adalah vokalis dan gitaris di sebuah band lokal yang sangat terkenal di kota ini. 

Ya, bisa dibilang, keluargaku memang tak lepas dari bakat musik. Mama yang memiliki suara yang sangat merdu, dan cukup mahir bermain gitar—papa yang ngajarin.  Sedangkan Raynar, kini menekuni ekskul band di sekolahnya sebagai vokalis dan gitaris, mewarisi jiwa musik papa. Sama seperti mama, aku juga cukup mahir bermain gitar, meskipun jarang unjuk suara di depan orang banyak, suaraku juga tak kalah merdu. Noura, di sisi lain, sudah 3 tahun menggeluti drum. 

Saat ini Papa sedang pergi menemui temannya dan akan lanjut untuk latihan karate bersama Raynar. Papa adalah senpai di dojo tempat Raynar latihan, dan Raynar? Wah, dia sudah hampir sabuk hitam sekarang, lebih tepatnya sabuk coklat kyu 1. Sudah bertahun-tahun dia menekuni karate, dan sejujurnya aku cukup bangga. Sementara aku? Ya, aku juga merupakan atlet karate. Atau mantan atlet? Entahlah, aku sudah tidak pernah mengikuti kejuaraan bahkan latihan sejak SMA, karena sibuk dengan organisasi yang ku masukki semasa SMA.

Ponselku masih tersambung ke panggilan video dengan Aron. Ia masih tertidur pulas. Aku menyandarkan ponselku ke vas bunga di dekat wastafel agar tetap bisa melihat layar. Lucu sekali melihat dia tertidur dengan wajah damai seperti itu. Kadang aku merasa aneh, bagaimana orang yang kutemui melalui aplikasi kencan bisa begitu cepat terasa akrab. Tapi di sisi lain, mungkin karena kepribadian Aron yang menyenangkan, paling tidak, untuk saat ini. Manusia tentu saja bisa berubah, kan?

Mencoba mengalihkan fokus, aku menyeruput ice americano yang sebelumnya sudah ku buat. "Yepp, ayo mulai...," gumamku sendiri sambil mulai menyiapkan bahan-bahan. Tepung, telur, butter, gula, dan bahan-bahan lainnya sudah tertata rapi di meja dapur.

Aku berencana membuat tiga jenis cookies hari ini: classic choco chip, red velvet white chocolate, dan double chocolate. Yah, setidaknya itu rencananya. Aku berharap semuanya berjalan mulus tanpa ada kesalahan di tengah jalan.

Sambil mulai mengocok butter dan gula, aku sesekali melirik ke layar. Aron tampak tenang. Napasnya lembut, bahkan sesekali aku bisa mendengar suara lembutnya di sana. Tersenyum sendiri, aku terus mengaduk bahan-bahan yang mulai menyatu, tapi sesekali melirik ke Aron.

Aku ingat saat pertama kali dia bilang ingin melakukan video call. Saat itu aku pikir dia hanya ingin basa-basi. Tapi setelah beberapa kali melakukan video call, aku mulai merasa nyaman dengan kebiasaan ini. Dan sekarang, melihatnya tertidur di seberang sana, aku merasa seperti ada yang aneh dengan hatiku. Apa aku mulai menyukainya? Gila. Aku bahkan belum bertemu dengannya secara langsung. Itu tidak mungkin, kan?

Aku tersenyum kecil sambil terus bekerja. Campuran adonan cookies mulai terlihat pas. Aku tuangkan beberapa tetes pewarna merah untuk red velvet, sementara untuk adonan double chocolate, aku tambahkan bubuk dark chocolate yang pekat. Hari ini, aku akan memastikan setiap cookies keluar dengan sempurna dari pemanggang.

App-Tastic LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang