Part 5

70 31 100
                                    

"Heyy," baca Clairen pelan, mencoba menirukan gaya bicara cowok itu sambil tersenyum lebar.

"Gila sih ini, gue masih gak percaya dengan apa yang lo lakuin." Valeryn menggeleng-gelengkan kepalanya tak habis pikir dengan apa yang dilakukan sahabatnya itu. "Eh nama tuh cowok siapa, Clay?" sambung Valeryn penasaran.

Clairen menatap layar ponselnya, tersenyum lebar. " Aron, Aron Boulver"

.

.

.

Clairen masih menatap layar ponselnya dalam-dalam, entah apa yang sedang dipikirkannya.

"Di tatap doang chatnya Clay? gak mau di bales?" Valeryn menggoda Clairen yang masih mematung memandang layar ponselnya.

Tanpa menjawab pertanyaan Valeryn, jari jemari Clairen mulai bergerak di atas layar benda persegi panjang berwarna purple itu.

Setelah mengetik sesuatu di ponselnya, Clairen melempar ponselnya ke tempat tidur (Clay lemparnya pelan kok) dan menutup wajahnya dengan kedua tangan. "Aaaaakhh!" pekiknya.

"Dia ngetik heyy doang lu salting? jelek banget salting lu Clay" Valerin masih tak habis pikir melihat tingkah sahabatnya.

Clairen tiba-tiba menarik tangan Valeryn dan menempelkan pada dadanya. "Kok gue degdegan ya?" 

Valeryn tertawa terbahak-bahak ketika Clairen menempelkan tangannya ke dada Clairen yang sedang berdebar kencang. "Ya ampun Clay, lo tuh beneran ya? Baru 'heyy' doang,  udah ser-seran gitu?" ucap Valeryn sambil memandang Clairen dengan tatapan geli.

Clairen menutupi wajahnya lagi dengan bantal, masih merasa malu dengan reaksi tubuhnya yang tidak bisa dia kendalikan. "Ya gue nggak tahu kenapa gini, V" kata Clairen, suaranya terdengar teredam di balik bantal.

Valeryn berdiri dan berjalan ke sisi tempat tidur, menepuk pelan bantal yang menutupi wajah Clairen. "Ya udah, lu nikmatin aja dulu perasaan salting lu." Ucap Valeryn menahan tawa melihat tingkah Clairen.

Setelah beberapa detik, Clairen menghela napas panjang dan akhirnya membuka bantalnya.  Dia meraih ponselnya lagi dan membuka pesan dari Aron yang masih terpampang di layar. Pesannya cukup sederhana, hanya kata "Heyy" dengan emoji smiley yang kecil, tapi entah kenapa reaksi Clairen cukup berlebihan. Setelah membalas pesan dengan sedikit kaku, Clairen meletakkan ponselnya di meja dan kembali ke Valeryn yang masih menatapnya dengan senyum yang tidak luntur.

"Lo udah bales apa tadi?" tanya Valeryn penasaran.

"Ya cuma balas 'Heyy' juga. Nggak tahu deh, bakal dibalas lagi atau gak sama dia," jawab Clairen sambil sedikit menggigit bibirnya.

"Pasti dibalas lah, cowok dari belahan dunia manapun juga kalau masih fase awal pasti mengebugebu" goda Valeryn sambil menaikkan sebelah alis.

"Bener lagi, semoga aja dia seru dan gak gila," jawab Clairen sambil mengangkat bahu, mengingat ada beberapa orang yang ia temui di aplikasi itu yang memiliki tujuan lain, iykyk.

Saat itu, ponsel Clairen kembali bergetar, membuat jantungnya berdetak lebih kencang lagi. Tanpa menunggu lama, dia mengambil ponsel itu dan membuka pesan dari Aron.

Aron:
Hi there! How's it going?

Clairen menatap layar sejenak, mencoba meresapi kesederhanaan pesan itu. Jari-jarinya terdiam, mencari-cari cara untuk membalas. Apakah terlalu cepat untuk merasa bersemangat? Apakah ini hanya perasaan aneh karena aplikasi ini?

Dia akhirnya mengetik balasan yang menurutnya aman.

Clairen:
Hey! I'm good, thanks. How about you?

App-Tastic LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang