Satu minggu telah berlalu sejak liburan Clairen bersama keluarga. Ya, pekan lalu di hari minggu Clairen dan keluarganya pergi berlibur di beberapa tempat wisata.
Pagi ini, Sabtu, menunjukkan pukul enam tepat. Udara masih dingin, terasa semakin menusuk dengan AC yang masih menyala di kamar. Clairen terbungkus nyaman di dalam selimut tebalnya, belum berniat keluar dari kamar. Setelah seminggu yang penuh aktivitas—berlibur, belanja, nongkrong dengan sahabat dan teman-teman lamanya semasa sekolah—hari ini ia memutuskan untuk bermalas-malasan. Raynar dan Noura, kedua adiknya, sudah menyelesaikan Ujian Tengah Semester mereka, dan suasana rumah menjadi tenang.
Clairen menatap plafon kamarnya, teringat betapa seringnya ia dan Aron berkomunikasi akhir-akhir ini. Sejak pertama kali mereka melakukan video call pekan lalu, hubungan mereka terasa semakin dekat. Aron semakin terbuka tentang kehidupannya, berbagi cerita pribadi yang membuat Clairen merasa nyaman. Namun, di sisi lain, Clairen belum bisa sepenuhnya terbuka soal dirinya sendiri, meski ia mulai merasa semakin nyaman untuk berbicara dengan Aron .
Masih terbungkus dalam kehangatan selimut, Clairen berusaha mengumpulkan niat untuk bangkit dari tempat tidur. Tapi alih-alih bangun, ia duduk termenung di pinggir tempat tidurnya. Sejenak hening, sampai notifikasi ponselnya berbunyi, menampilkan pesan dari Aron.
Aron:
Good morning, have you woken up yet?Baca Clairen dengan mata yang masih menyipit. Jam di Algeria saat ini menunjukkan pukul 11 malam, perbedaan waktu yang cukup signifikan.
Clairen membuka kamera ponselnya, mengambil foto dirinya yang masih berada di empat tidur dengan wajah yang masih bantal, lalu mengirimkannya kepada Aron.
Clairen:
I'm up. Barely,
Jawabnya singkat dengan emoji tersenyum. Percakapan ringan pun berlanjut dengan cepat, seperti biasanya. Meski percakapan mereka terkesan sederhana, namun kedekatan yang terjalin terasa semakin akrab.
Aron:
I'm going to bed soon, but I wanted to hear your voice,"
Aron menambahkan dalam pesannya. Clairen tersenyum kecil membaca kalimat itu. Mereka memang sudah sering video call belakangan ini, jadi permintaan Aron bukanlah hal yang mengejutkan.
Aron:
Can we video call for a bit?
Tanyanya lagi. Tanpa berpikir panjang, Clairen menyetujui.
Clairen:
Sure, let me just fix my hair, haha.Balasnya sambil merapikan rambutnya yang masih acak-acakan. Setelah itu, panggilan video dimulai.
Wajah Aron muncul di layar, sedikit redup karena pencahayaan kamar yang tidak terlalu terang. Senyumnya membuat suasana hangat, meski perbedaan waktu antara mereka cukup terasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
App-Tastic Love
RomanceClairen Jaya, gadis yang cerdas dan periang, menjalani kehidupan perkuliahan layaknya mahasiswa biasa. Namun, saat libur semester tiba Clairen merasa terjebak dalam rutinitas yang sunyi. Untuk mengusir kebosanan, ia mendownload sebuah aplikasi kenc...