#story14
(FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA UNTUK MEMBUKA BAB YANG DI PRIVATE ACAK)
Apakah ada yang percaya dengan cinta pada pandangan pertama? Beberapa orang mungkin berpikiran jika ungkapan tersebut sangat mustahil, karena cinta butuh waktu untuk tumbu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Rasa lapar itu benar-benar hilang seperti yang Arona harapkan. Perempuan itu terbangun saat matahari menampakkan dirinya. Dengan mata yang masih terpejam, Arona menggerak-gerakkan tangannya untuk meraba sisi kasur di sebelahnya. Dia mencari keberadaan ponselnya yang dia taruh di sebelahnya semalam.
Saat ponsel itu berhasil dia raih, Arona mengangkat ponsel itu ke atas dan matanya dia buka perlahan. Mata itu masih terasa berat, akibatnya Arona hanya membuka matanya sedikit. Arona menghidupkan layar ponsel, ingin melihat pukul berapa sekarang. Namun, dia salah fokus dengan sebuah notifikasi dari ponselnya. Mata Arona melotot sempurna melihat email yang dia kirimkan semalam sudah mendapatkan balasan. Saking terkejutnya, ponsel yang ada di tangannya sampai terlepas dan jatuh menimpa hidungnya.
"Aduh, sakit goblok!" keluhnya. Arona memegangi tulang hidungnya yang terasa akan patah, matanya menjadi berair akibat benturan keras di hidungnya itu. Kesadaran Arona yang tadi hanya terkumpul setengah menjadi sepenuhnya saat ini.
Arona menarik tubuhnya untuk duduk di kasur. Ponsel yang tergeletak di kasur, kembali dia raih, dan dia buka. Arona membuka balasan email itu dengan jantung yang berdegup kencang. Saat mengklik email itu, Arona menutup layar ponselnya dengan tangan. Matanya dia pejamkan, merapalkan doa di dalam hati.
Arona membuka matanya sebelah sembari tangannya dia geser perlahan. Tulisan demi tulisan dapat Arona lihat, dan kedua matanya terbuka lebar ketika membaca isi balasan email yang dia terima. Arona menepuk-nepuk pipinya berulang kali, membuatnya mengaduh kesakitan. Belum puas menepuk pipinya, Arona mencubit tangannya, dan rasanya sangat sakit. Dia mengaduh lagi, pertanda jika Arona tidak sedang bermimpi. Dia langsung mendapatkan balasan dalam waktu satu jam saja setelah mengirimkan email.
Septian.barantara@barabumi.co.id Dear, Arona Safira Saya telah menerima CV yang Saudari kirimkan via email. Untuk itu, Saya mengundang Saudari untuk hadir dalam proses menandatangani kontrak kerja dengan PT. Bara Bumi, Tbk. Sebagai sekretaris pribadi dari Saya sendiri. Saya harapkan kehadiran Saudari pada : Hari/tanggal : Selasa / 20 Agustus 2024 Waktu. : 08.00 WIB s/d selesai. Tempat. : Ruangan CEO PT. Bara Bumi, Tbk.
Arona berulang kali membaca balasan email yang dia terima. Menandatangani kontrak kerja. Kalimat itu berulang kali berputar di benaknya. Merasa sedikit aneh karena bukannya mendapatkan panggilan interview, dirinya malah di panggil untuk langsung menandatangani kontrak kerja.
Arona merasa belum bisa mencerna dengan baik isi dari email tersebut. Terlebih, balasan dari email itu terkesan dari orang yang akan menjadi atasannya langsung, bukan dari pihak ketiga. Cukup lama Arona berpikir, pada akhirnya matanya membulat sempurna ketika melihat waktu yang tertera di email itu, hari ini. Arona mengecek jam di ponselnya yang menunjukkan pukul 7.50.