"Untuk resepsi ingin memakai gaun putih, tapi dengan model yang cukup simpel ya ka? Tidak terlalu mewah dan mencolok"Tanya orang itu kepada Meera.
"Iya ka"jawab Meera.
"Untuk pengantin pria ingin memakai baju seperti apa?"Tanya kembali orang itu kepada Fahri.
"Saya ingin baju yang simpel tapi terlihat berwibawa, dan bajunya senada dengan mempelai wanita, paling ada perbedaannya sedikit"ujar Fahri dengan nada tegasnya.
"Baik ka, kami akan segera membuatkan baju sesuai pesanan. Mohon di tunggu selama tiga hari, setelah itu akan kami kirimkan ke lokasi yang sudah di tentukan"jawab wanita tersebut dengan ramah.
"Terima kasih ka, kami permisi"ujar Meera dan wanita tersebut menganggukan kepala sambil tersenyum mengantarkan mereka keluar.
Meera beserta Fahri tengah fitting baju di temani Salsa. Mereka tidak di temani orang tua, karena mereka pun tengah sibuk dengan perlengkapan yang lain. Fahri serta Meera memilih baju yang ingin di buatkan langsung dan sesuai dengan keinginan mereka masing masing. Untuk pembayaran akan di selesaikan pihak laki laki.
Untuk akad dan resepsi akan di laksanakan di kediaman mempelai wanita, atau lebih tepatnya di rumah keluarga Meera. Keluarga, sanak, saudara sudah berdatangan ke rumah masing masing keluarga untuk membantu.
Setelah selesai dengan fitting baju, Meera bersama Salsa pamit untuk pulang. Untuk Mua dan Dekor akan datang langsung ke rumah Meera beserta catering dan yang lainnya.
"Meera duluan ka. Assalamualaikum"salam Meera yang langsung pergi.
"Waalaikumsalam"jawab Fahri.
Meera dan Fahri tidak satu mobil, melainkan Meera memakai mobil Salsa. Yang tepatnya mereka berdua ingin membeli pakaian untuk brismeid terlebih dahulu dan ingin mengobrol banyak hal.
"Itu calon suami lo? Ganteng juga"goda Salsa.
"Iya sesuai yang aku ceritain, dia atasan Azam. Soal ganteng mana ku tahu"jawab Meera.
"Ya gimana lo mau tau dia ganteng, selama fitting aja loe nundukkin kepala mulu di depan dia"gemas Salsa dan Meera hanya tersenyum di balik cadarnya.
Salsa melajukan mobil dengan pelan agar mereka bisa mengobrolkan banyak hal. Sedangkan di sisi Fahri, Fahri sudah kembali ke kantor, dan selaku bos ia hanya bisa cuti di tiga hari menjelang pernikahan. Karyawan serta rekan bisnis Fahri sudah tau mengenai pernikahannya. Banyak yang senang dan sedih ketika mendengar berita itu, terutama karyawan wanita yang ada di perusahaan, mereka patah hati karena impian mereka sudah pupus ingin menjadi istri dari CEO.
Tok
Tok
Tok
"Bos"panggil Azam.
"Masuk"jawabnya di dalam sana.
Ceklek
Pintu di buka dan Azam berjalan menghampiri bosnya yang sedang pokus dengan berkasnya. Azam akan mendapatkan cuti di empat hari menjelang pernikahan sang adik. Azam duduk di depan bosnya yang sebentar lagi akan menjadi adik ipar dirinya.
"Sibuk banget bos"ujar Azam.
"Ya kan lo tau sendiri, pekerjaan gue numpuk. Mana belum dapat cuti"keluhnya.
"Lo kan CEO di sini, tapi susah dapat cuti. Kasian banget gue liatnya bos"ledek Azam.
"Berisik Zam, mau apa lo kesini?"Tanyanya.
"Tuh ada berkas yang harus lo tanda tangan"jawab Azam sambil menyodorkan sebuah berkas merah.
Fahri langsung menandatangani berkas tersebut dan kembali menyerahkan ke Azam.
"Tuh udah, sana lo pergi. Ganggu pekerjaan gue aja"ujarnya yang kembali pokus dengan berkasnya.
"Sensi bener yang bentar lagi jadi pengantin. Yaudah gue pamit"kata Azam dan Fahri hanya berdehem sebagai jawaban.
Azam keluar dan kembali mengerjakan tugasnya begitupun dengan Fahri. Walaupun Fahri bosnya, Azam akan bersikap profesional sesuai keadaan tertentu. Seperti tadi, jika berdua dia akan bersikap seperti teman. Sedangkan ketika mereka di luar, Azam akan bersikap sopan dan menghargai Fahri sebagai atasannya

KAMU SEDANG MEMBACA
Almeera Chairunnisa
Ficção Adolescente📌 FOLLOW SEBELUM BACA📌 Kehidupan itu laksana sebuah buku cerita, ada kisah sedih, kisah bahagia dan ada pula kisah yang membangkitkan. Akan tetapi, ketika halaman baru belum terbuka, maka kisah yg tersimpan di halaman berikutnya hanya akan menjad...