Seminggu sudah Sean di rumah mama Mia, hari ini baby javas mau pulang kerumahnya, mama Mia sih maunya mereka lebih lama di sini tapi apa daya menantunya juga punya kerjaan disana.
Setelah membereskan semua barang yang di bawa pulang mereka pamitan pada mama Mia dan papa Rangga yang berdiri di depan rumah melihat mobil mereka melaju meninggalkan pekarangan rumah.
Bayinya Sean gendong, nanti gantian sama Gabriel, mereka di antar oleh supir papa Rangga biar mudah Sean ngak mungkin bisa gendong baby javas lama lama karna lukanya belum sembuh.
"Sini dedeknya biar mas yang gendong kamu tiduran aja"
"Ngak papa mas disini aja, nanti kalau di gendong terus sakit badannya baby"
Gabriel patuh dia memperhatikan anaknya yang tidur di samping Sean, anaknya baru lahir aja udah kaya gimana ngak coba, selama mereka di rumah mama Mia hampir setiap hari saudara atau teman mama Mia dan papa datang kerumah mereka buat jenguk baby javas tentunya mereka datang tidak dengan tangan kosong, jangan suruh Gabriel buat hitung dan ngira berapa harga hadia yang mereka berikan, belum lagi hadia dari kakek Sean yang hampir buat jantung Gabriel pindah ke usus.
Diantara semua hadiah yang di berikan hadiah dari kakek lah yang paling mengejutkan, anaknya baru lahir udah dapat warisan dari buyutnya, dia mau heran tapi ini keluarga Sean yang emang kaya raya, ngak tau apa yang merasuki kakek Sean yang milih Gabriel jadi cucu menantunya.
Ini aja mereka pulang pakek mobil Alphard yang di modif dalamnya, jadi kakek Sean modif mobil buat kenyamanan cucu sama cicitnya, ya wajar ya Sean itu paling dekat sama kakeknya ini.
Karna mobil di bawa pelan jadinya mereka sampai rumah yang biasanya jam 4 sampai, ini mereka sampai nya jam 6 pagi, syukur baby javas ngak rewel dia cuman nangis kalau haus sama pup aja.
Sean udah bisa ngurusin anaknya sendiri walaupun waktu mandiin bayinya dia butuh bantuan karna dia takut buat mandiin, ngeri Sean bilang anaknya tulangnya masih lunak takut jatuh karna tangannya licin.
Mereka sampai, di sambut Bu Imah, Ratna dan bapak yang menunggu di depan rumah, Bu Imah langsung memeluk Sean yang keluar pertama lalu Sean masuk di tuntun Ratna ke dalam, Bu Imah mengambil baby javas dari gendongan Gabriel, bapak bantuin Gabriel bawa barang di bantu pak supir.
"Mau lanjut naik ke atas ngak kak, biar enak tidurnya di sana?"
"Ngak papa, disini aja dulu kakak dari tadi tidur di mobil"
"Ya udah Ratna buat teh sama kopi dulu ya"
"Dek, buat teh aja jangan kopi ya"
Ratna berlalu ke dapur membuat minuman.
"Mas hadiah Ade di tarok di depan kamarnya aja ya"
"Oke"
"Bapak jangan pulang dulu ya, istirahat aja dulu di sini" ucap Sean pada supir papanya, kasihan dia ngak tidur padahal perjalannya jauh.
"Iya Aden"
"Sini pak, istirahat di kamar sini" ajak bapak, sayang orangnya udah berumur pasti capek banget.
"Mau pijat ngak nak?" Tanya Bu Imah duduk di samping Sean
"Ngak bahaya Bu?"
"Ngak, ini mah orangnya udah ahli mijit orang lahiran cecar, mau ya? Pasti pegel banget ini badannya"
"Ya udah boleh deh"
"Nanti siang orangnya datang atau mau sekarang aja?"
"Boleh Bu sekarang aja"
"Ya udah, ibu telpon dulu orangnya ya"
Ratna datang dengan nampan minum dia meletakan dua gelas teh di depan Sean dan satunya lagi di bawa Ratna ke kamar tamu, disana masih ada bapak yang lagi ngobrol sebentar dengan pak amit supir besannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Petani
RandomSean dan Gabriel pasangan muda yang dijodohkan, Sean harus bisa membiasakan diri jauh dari semua kemudahan yang di dapatkan di kota, bagaimanakah perjalanan hidup mereka, apakah mereka bisa bertahan? atau sebaliknya, siapa yang tahu kan 😉 first st...