Hari masih gelap semua pun masih terlelap dalam tidurnya tapi berbeda dengan rumah yang berada bisa di katakan ujung desa, ah tidak tepatnya hanya satu kamar yang di huni buntalan lemak, yang sepertinya sudah terjaga dari tidurnya, dia mulai mengubah posisi tidurnya dari menungging menjadi telentang.
Menguap kecil dia mengerjapkan matanya, kedua tangannya di angkat lalu membuat gerakan membuka dan menutup beberapa kali, sesekali kedua kakinya di angkat ke atas, dia sedang melakukan peregangan rupanya.
Berguling ke samping tengkurap lalu pantatnya yang di balut Pampers menungging sebelum dia duduk, melihat sekitar ranjangnya dia merangkak cepat menuju objek yang di cari.
Mengambil objek itu lalu mengenyot nimpel botol susu, yah baby javas sekarang sudah mulai terbiasa dengan meminum susu dari botol, susu habis baby javas kembali merangkak ke pinggiran box tidurnya.
Dengan bertumpu pinggiran box baby javas berhasil berdiri, kamarnya remang gordennya pun belum di buka.
"Ata ata ata na" baby javas mengoceh sambil menunjuk gorden kamarnya.
"Ataatatata.......na..na.....na!"
Dia terus mengoceh melihat ke arah mainan yang di pajang di kamarnya, dia menunjuk lalu tersenyum.
"Teta.....ta...tatata...atata"
Di kamar sebelah terlihat dua ongok manusia yang masih terlelap nyenyak tak terganggu dengan suara ocehan anaknya dari kamar sebelah.
Box baby javas yang rendah memudahkannya untuk turun dari sana, dengan memanjat pinggiran box kasurnya yang empuk baby javas berhasil turun dengan tidak mulusnya.
Syukur bukan kepala dulu yang terjun, pantatnya duluan yang mendarat bukan kaki, baby javas ngak nangis dia hanya diam sebentar mencoba mengumpulkan kesadaran nya setelah jatuh dari kasurnya.
"Ata ta! Na na tata ta!" omel baby javas sambil menatap kasurnya dengan mata melotot seperti Sean yang sedang memarahi nya.
Dengan pelan dia bangun lalu berjalan dengan tertatih-tatih dia berhenti sebentar lalu lanjut jalan mendekati laci yang berisi Pampers nya.
Berhasil mengambil benda yang di inginkan baby javas kembali berjalan kali ini menuju pintu penghubung kamarnya dengan orang tuanya yang setengah tertutup.
Menghampiri ranjang orang tuannya baby javas memperhatikan bagaimana caranya dia bisa naik ke sana.
Karna Sean tidur menghadap ke arah Gabriel baby javas tidak bisa menggapai wajah buna nya jadi dia jalan lagi ke sisi yang lain dan waaah, wajah mereka berhadapan, bapaknya tidur membelakangi Buna cantiknya.
Baby javas terdiam dengan Pampers di tangannya, setelah lama terdiam, mungkin dia lagi mikir ini enaknya gimana cara bangunin bapaknya ya.
Melihat ke wajah Gabriel lalu melihat ke Pampers yang ada di tangannya, dengan pelan baby javas mendekat dan
Plak!
Wajah Gabriel baby javas pukul mengunakan Pampers nya, Gabriel mengernyit merasakan pukulan di wajahnya, dengan pelan matanya terbuka dan wajah gembul anaknya terlihat, baby javas kembali mengayunkan Pampers ke wajah Gabriel.
"Aduh! Udah udah ayah bangun nih"
Gabriel mengambil baby javas dia dudukan di perutnya.
"Tata....tata...na..na!"
"Iya, ngak usah bangunin Buna, sama ayah aja"
Mengambil Pampers dari tangan anaknya dia bangun dari kasur membawa baby javas ke kamar mandi dan mendudukkannya di wastafel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Petani
RandomSean dan Gabriel pasangan muda yang dijodohkan, Sean harus bisa membiasakan diri jauh dari semua kemudahan yang di dapatkan di kota, bagaimanakah perjalanan hidup mereka, apakah mereka bisa bertahan? atau sebaliknya, siapa yang tahu kan 😉 first st...