Di pojok kamar dengan hiasan lucu di dindingnya terlihat seonggok buntalan lemak yang sedang berceloteh dengan bahasanya sendiri, dia terlihat sedang mengajak mainannya berbicara, karna perkataannya tak mendapatkan balasan dia jadi bosan melihat ke sekeliling kamarnya dan matanya langsung berbinar tertuju pada laci tempat bedak nya di simpan sang Buna.
Dengan cepat dia merangkak dan mencoba berdiri dengan berpegangan pada meja itu, dia berusaha menarik laci meja seperti yang di lakukan sang Buna atau ayahnya, tampaknya laci itu tidak tertutup rapat.
Usaha memang tak mengkhianati hasil, laci terbuka senyumnya mengembang sampai pipinya naik membuat matanya menjadi sipit.
Diambil nya botol bedak di pukul pukul nya botol itu ke lantainya, di gigit giginya pinggiran tutup dan pada akhirnya tutup terbuka dan baby javas bersin ketika bedak masuk ke hidungnya.
Setelah bersin dia tertawa dan mulai melakukan kreasi nya dengan benda tersebut, ini bukan botol bedak pertama yang sukses di mainkannya ada berpuluh puluh bedak yang kosong isinya karna ulah baby javas.
"Ababa....tatata........aba........ah....ba"
Suara gemas itu terdengar seiringan dengan tepukan bedak di lantai, di remas remasnya benda bertekstur lembut dan wangi itu, syukur dia ngak makanin bedak cuman di mainin aja.
Dia mengambil bedak dan mengoleskan ke wajahnya seperti yang orang tua nya lakukan, dengan Pampers yang mengembung hampir penuh baby javas sesekali bergerak merangkak kesana kesini lalu kembali duduk dengan tenang sambil menghamburkan bedak di tangannya.
Sean yang bangun ketika Gabriel baru saja keluar dari kamar mandi, dia merentangkan tangannya minta peluk.
Gabriel elus kepala Sean sesekali dia cium kening Sean kuat dan lama sampai Sean kesal sendiri di buatnya.
"Adek udah bangun belum ya" ucap Sean dengan suara serak khas bangun tidurnya.
"Sana mas, lihatin adek"
Gabriel mengeratkan pelukannya dia padahal lagi enak meluk istri nya ini kok malah di suruh liatin si bocil sih.
Dengan malas Gabriel bangun, sempat sempatnya dia mencuri ciuman di bibir Sean, dia terkekeh saat Sean menatap nya kesal.
Pintu penghubung di buka, senyap tak ada tanda tanda kehidupan, anaknya pasti masih tidur, baru saja dia ingin berbalik Gabriel melihat buntalan lemaknya sedang asik membaluri bedak ke mainannya.
Di kira dia mau buat ayam kentaki apa, Gabriel hanya memperhatikan dia jadi gemas sendiri dengar anaknya yang lagi ngomong sendiri.
Kalau di kagetin yang ada dia yang kena geplak tangan lembutnya Sean, jadi untuk keamanannya Gabriel hanya diam melihat anaknya bermain.
"Adeknya mana?" Tanya sean yang menyusul ke kamar baby javas
"Astaga......" Sean kehilangan kata kata, menghela nafas lelah Sean meninggalkan kamar anaknya itu dan kembali ke balik selimut setelah.
"anak kamu mas"
Gabriel terkekeh melihat Sean yang pusing dengan tingkah anaknya ini, hah dia dengan pelan menghampiri baby javas yang masih duduk di tempatnya.
"Lagi ngapain tuh?" Ucap Gabriel pelan tapi baby javas tetap di buat kaget, dia udah mau nangis, dengan panik Gabriel menenangkan baby javas, di gendong nya tubuh baby javas dan di bawa keliling kamar.
"Maaf ya, ayah kagetin dedek ya" ucap Gabriel sambil mengelus punggung anaknya.
Baby javas ngak jadi nangis dia senderin kepalanya di bahu Gabriel, curiga baby javas diam aja dari tadi Gabriel coba nengok anaknya yang sepertinya kembali tertidur setelah membuat ke kacauan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Petani
RandomSean dan Gabriel pasangan muda yang dijodohkan, Sean harus bisa membiasakan diri jauh dari semua kemudahan yang di dapatkan di kota, bagaimanakah perjalanan hidup mereka, apakah mereka bisa bertahan? atau sebaliknya, siapa yang tahu kan 😉 first st...