"yang kamu yakin mau beli baju si bocil warna ini?"
"Iya, lucukan? Lucu tau"
Gabriel hanya bisa tersenyum paksa dia jadi ngeri liatnya, bukan apa cuman, mereka emang ngak tau jender anaknya apa tapi Gabriel yakin banget kalau si bocil itu cowok.
Masalah nya tuh, baju si bocil hampir semua warna pink, apa ngak ngeri dia lihatnya kalau anaknya cowok pakek warna itu, cewek sih ngak papa emang lucu pakek pink.
Mau heran tapi ini Sean suami manisnya yang lagi bawa anaknya yang bentar lagi launching. Mereka berdua udah sepakat buat ngak lihat gender anaknya apa, tadinya Gabriel mau nawarin beli baju si bocil warnanya yang netral aja tapi Sean kekeh mau baju anaknya warna pink warna kesukaan dia.
"Duh pasti gemes banget anakku nanti mas" ucap Sean yang tersenyum senang melihat lihat baju bayi di hpnya.
Gabriel walaupun keberatan tapi dia ngak bilang langsung ke Sean dia ngak mau buat Sean sedih karna ngak setuju sama pilihannya.
"Jadi nitip ke mama belanjanya?"
"Jadi, ini nanti aku langsung kirim ke mama"
Setelah memilih baju Sean mengajak Gabriel melihat lihat kebun mereka, dengan hati hati Gabriel tuntun Sean kehamilannya sudah masuk bulan ke sembilan, Gabriel bersyukur Sean masih kuat bergerak dan tak terlihat lemas.
"Mas aku mau deh, anggurnya itu di tanam di jalan ini, jadi nantinya jalannya kayak lorong gitu"
"Boleh, nanti mas tanam disitu"
"Mas nanti kalau dedeknya udah lahir kita buat rumah kimchi ya, kayaknya aku juga harus nambah orang buat bantuin buat kimchi sama paking"
"Iya, nanti mas buat, mau di mana?"
"Eeemm kayaknya dekat kebun buah aja deh, ngak papa agak jauh dari rumah"
"Boleh nanti mas buat rumahnya, mau sekalian palang namanya ngak?"
"Boleh, kita kasih nama apa ya mas?"
"Nanti aja kita pikirin, lihat deh berinya udah Mateng"
Mereka sedang berjalan jalan di kebun buah, Gabriel ngak pernah kepikiran buat nanam buah kayak gini yang dia tau cuman nanam sayur aja, dia sempat ngak yakin sama tanaman buah Sean bakalan tumbuh sebagus ini.
Syukurlah dengan keteguhan Sean yang dengan rajin mengontrol pohon buahnya dengan baik sampai dia juga bisa menikmati buah yang bisa di katakan tak pernah dia makan sebelumnya.
Gabriel mengambil beberapa beri kepada Sean yang di terima dengan senang dan langsung di makan, tak hanya beri buah yang lain juga mereka petik kalau Nemu yang matang.
"Ngak nyangka aku bisa makan buah ini"
"Kenapa emang nya?"
"Ya dulu mana pernah makan ginian, palingan makan ceri yang di kue kue itu"
"Kasian, nih makan nih aaaa"
Gabriel menerima dengan senang hati suapan Sean, mereka melanjutkan jalan jalan mereka dengan pelan dan berhenti ketika menemukan buah atau sesuatu yang menarik perhatian mereka.
"Mas coba deh nanti kopinya di lihat udah pada Mateng belum"
"Iya nanti mas periksa, mau sekalian lihat coklat nanti"
Sean tiba tiba berhenti dia memegang perutnya dan meringis, Sean memegang tangan Gabriel yang sedang melihat buah.
"Mas, anak kamu rusuh banget, ssh"
Gabriel pengang perut buncit Sean benar saja anaknya sedang bergerak di dalam sana, di elusnya perut Sean pelan untuk berharap anaknya tenang.
"Mau masuk ngak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Petani
DiversosSean dan Gabriel pasangan muda yang dijodohkan, Sean harus bisa membiasakan diri jauh dari semua kemudahan yang di dapatkan di kota, bagaimanakah perjalanan hidup mereka, apakah mereka bisa bertahan? atau sebaliknya, siapa yang tahu kan 😉 first st...