Matanya mengerjap menyesuaikan cahaya matahari hari yang menerangi kamarnya, dia bangun dan duduk sambil menguap, sebelah tangan nya mengucek mata lalu kembali menguap.
"Buna yayah~" panggil nya lirih
Setelah mengumpulkan nyawanya yang menyebar baby Javas atau sekarang kita panggil javas aja karna dia bukan baby lagi karna dia sudah berusia 3 tahun, kemaren baru aja ulang tahunnya di rayain.
Dia berusaha keluar dari box tidurnya dengan memanjat pinggiran box nya, dia mendarat dengan mulus kali ini kakinya sudah tidak pendek lagi.
Melihat ke setiap pojokan kamar dia sedang menilai apa yang akan dia lakukan sebelum mencari bunanya, merasa tak ada hal yang menarik baby javas keluar dari kamarnya.
Keluar dari kamar dia melihat mobil mobilan kecilnya yang di pajang di lemari kaca tanpa pintu jadi dia bisa dengan mudah meraihnya.
Melihat pada pagar pembatas tangga, dengan pelan baby javas turun setelah membuka pagarnya, dia berpikir apa dia bisa melalui rintangan anak tangga ini.
Dia duduk lalu setelah berpikiran lama, dia telungkup di anak tangga agar bisa turun meluncur ke bawah dengan pelan pelan, sampai di bawah dia tersenyum senang lalu berjalan ke arah dapur.
Berhenti sebentar di taman indoor dia tertarik untuk melihat ikan koi nya di sana, kolamnya baru di buat dia yang minta, karna kakeknya kasih dia ikan cantik.
Setelah menyapa para ikan ikan cantiknya javas kembali berjalan sampai di living room dia melihat tantenya Ratna sedang tidur di sana mulutnya terbuka dan terdengar suara dengkuran, tantenya itu baru datang kemarin dari kota, dia memang selalu pulang jika hari libur kuliah tiba.
Tak ingin menganggu dia berjalan ke ruang makan dengan mendorong pintu penghubung di depan living room, pintunya ngak di tutup rapat makanya dia bisa buka.
Tidak ada siapa siapa di sana, kemana bunanya pergi? Apa dia di tinggal di rumah dengan tantenya itu.
Javas kembali berjalan, kali ini tujuannya ruang tamu sama seperti tadi tak ada orang di sana, javas keluar dari rumah setelah memakai sandal seperti yang bunanya ajarkan.
Melihat ke kanan dan ke kiri dia hanya melihat dua orang dewasa yang sedang mengambil buah apel di pinggir sungai.
Karna orang yang dia inginkan belum di temukan javas kembali berjalan kali ini dia kerumah kimchi dekat kebun buah bunanya.
Dia sesekali berhenti jika menemukan suatu hal yang menarik menurut nya, javas juga memetik buah blueberry, rasberi dan strawberry, tenang Sean atau Gabriel ngak pernah nyemprot buah buah itu dengan pestisida.
Pipinya sudah cemong karna memakan buah rasberi bajunya juga sudah terkena noda di beberapa tempat, Javas kembali melanjutkan perjalanan nya sampai dia tiba di depan rumah kimchi.
Javas masuk dan langsung menemukan bunanya sedang berbicara dengan telpon, mata Sean sempat melotot melihat anaknya yang cemong dan celananya kotor kena lumpur mungkin.
Tadi javas waktu masih di kebun jatuh makannya celana bagian belakang kotor, syukur dia masih pakek Pampers.
Javas kalau tidur memang pakek Pampers biar kencingnya ngak kemana mana, kalau lagi main Sean buka Pampers anaknya biar dia biasa.
"Ya ampun, sini sayang"
Javas menghampiri bunanya, wajahnya di bersihkan mengunakan tisu.
"Ya ampun cemong banget anak Buna, kita mandi dulu ya"
Menghampiri Nina yang sedang mempacking pesanan kimchi mereka dengan di bantu oleh satu anak remaja perempuan, dia karyawan baru Sean kasihan, dia putus sekolah karna ngak punya dana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Petani
RandomSean dan Gabriel pasangan muda yang dijodohkan, Sean harus bisa membiasakan diri jauh dari semua kemudahan yang di dapatkan di kota, bagaimanakah perjalanan hidup mereka, apakah mereka bisa bertahan? atau sebaliknya, siapa yang tahu kan 😉 first st...