Beberapa hari ini hujan terus mengguyur bumi membuat beberapa genangan air, baik di jalan maupun di halaman rumah, biasanya hujan akan turun saat pagi lalu siangnya berhenti, turun lagi ketika sore sampai malam.
Bertambahnya muatan air Gabriel takut sungai tak mampu menampung semua air dan bisa saja meluap ke rumahnya, mana rumahnya dekat Curug lagi, walaupun sungai besar tapi dia khawatir.
Dengan berbekalan cangkul dan karung Gabriel membuat tanggul sementara agar air tak meluap, nanti kalau hujan nya tak sering turun seperti sekarang Gabriel ingin menyemen atau dia pasang geronjong agar tanah tidak terkikis terbawa air dan rumahnya ngak kebanjiran.
Karna Gabriel melakukan nya sendiri badannya jadi sakit, walaupun sudah terbiasa tapi jika di lakukan berulang tentu badan akan sakit sakit apalagi cuaca dingin kayak sekarang ini.
"Berhenti aja dulu mas!, ini hujannya makin deras!"
"Iya iya!"
Mereka saling berteriak agar mendengar suara mereka dengan jelas, karena jarak mereka yang agak jauh beberapa meter dan juga kerasnya suara hujan yang menghantam atap rumah mengharuskan mereka untuk menaiki beberapa oktaf suara mereka.
"Heh mau kemana itu?" Tanya sean pada baby javas yang sudah bersiap keluar dari rumah dan ingin menghampiri Gabriel.
Sean gendong anak nya itu " ayah mau balik lagi ke sini, udah di sini aja tunggu sama buna"
"Ya ya h!"
"Iya ayahnya kesini, tuh lihat tuh"
Tunjuk Sean pada Gabriel yang terbalut jas hujan berjalan mendekati mereka.
"Makin deras aja hujannya" ucap Gabriel sambil melepas mantel dan meletakkan cangkul di dekat pintu.
"Sini mas, aku udah buatin kamu teh hangat"
"Ada jahe ngak? Kayak nya mas masuk angin nih, ngak enak banget badan"
"Bentar ya aku buat, adek sama ayah dulu, mas tutup pintunya"
Gabriel membawa anaknya ke living room setelah menutup pintu.
"Celana ayah kayaknya basah nih dek"
Baby javas mengikuti arah pandangan Gabriel ke bawah melihat celana panjang yang dia pakai bapaknya agak basah di bagian bawah.
"Ganti celana ayah dulu ya"
"Yah Jan" ucap baby Java enunjuk keluar rumah.
"Iya hujan, dingin ya nak, kita pakek jaket ya"
Sebelum naik ke atas Gabriel menghidupkan lampu di living room, mendung semakin hitam menutupi cahaya matahari, membuat ruangan menjadi gelap.
Setelah Menganti celana sekalian sama bajunya Gabriel turun menghampiri Sean yang duduk sambil menonton di living room.
"Sini dedek"
Sean buka kancing bajunya, baby javas dengan senang gembira menghisap susunya, tumben bunanya ngasih gini, apa jangan-jangan bunanya mau sesuatu dari dirinya, Au ah nikmatin aja dulu yakan.
"Nanti keroin mas bentar ya, sakit badannya nih"
"Iya nanti biar sekalian aku pijitin"
"Plus plus ngak?"
Sean diam dia Bingung maksud Gabriel plus plus itu apa?
Pas dia sadar, bantal sofa langsung terbang ke arah Gabriel yang tertawa ketika melihat wajah binggung Sean tadi."Canda sayang, serius banget, kalau iya pun, kan kita suami istri"
Sean mendengus, baby javas sudah memejamkan matanya tapi mulutnya masih kuat menghisap dada Sean, di elus sayang rambut anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Petani
RandomSean dan Gabriel pasangan muda yang dijodohkan, Sean harus bisa membiasakan diri jauh dari semua kemudahan yang di dapatkan di kota, bagaimanakah perjalanan hidup mereka, apakah mereka bisa bertahan? atau sebaliknya, siapa yang tahu kan 😉 first st...