Pagi menyapa, sinar matahari mulai menerangi bumi dan membangunkan mereka yang tertidur untuk kembali beraktivitas atau sebaliknya.
Mengerjapkan matanya pelan dan mulai memandang sekitanya baby javas yang berusia 2 bulan tidak menangis dia hanya diam mengerakkan jari jemarinya.
penglihatan si kecil mulai jelas, menoleh ke samping kanan wajah Sean yang masih memejamkan mata, di pandanginya wajah itu, menoleh ke kiri Gabriel juga masih terlelap tampaknya kedua orang dewasa ini masih sangat mengantuk, alasannya tak lain dan tak bukan karna ulah dirinya sendiri, ehehhe
Seolah paham kedua orang tuanya masih sangat mengantuk baby javas hanya diam bermain dengan jari jarinya dia sesekali menghentakkan kakinya, lama dia bermain sendiri akhirnya dia menyerah dan mulai merengek membangunkan salah satu dari dua orang dewasa di sampingnya ini.
Gabriel yang sensitif terhadap suara atau gerakan sudah terbangun dari tadi tapi dia kembali tidur ketika baby javas tak menangis dan malah bermain sendiri, dengan masih terkantuk-kantuk gabriel membuka matanya, mengambil baby javas dan meletakkannya tengkurap di dada yang terbalut kaus hitam polos.
Karna baby javas anak baik dan akan rajin menabung nanti ketika dia sudah besar, jadi dia ngak ngeregek diam aja gitu yang penting udah ada bapaknya yang nemenin dia, maunya sih sama buna tapi karna bunanya ngak bangun jadi dia kepaksa sama bapak Gabriel tercintah, muaaah lope ayah sekebon😘
Di tepuk tepuknya pantat baby javas agar kembali tenang, memejamkan matanya sebentar untuk mengembalikan nyawanya yang menyebar entah kemana, Gabriel kembali membuka mata dan mengajak anaknya mengobrol. Dengan suara lirih.
"Masih pagi loh cil, yok tidur lagi cil"
Gabriel elus elus punggung anaknya baby javas kembali merengek dia ngak mau tidur lagi, dia mau nenen haus dia tuh belum dapat cucu.
"Mau nen cil? Ulu ulu kasian banget anak ayah, kita ambil cucu-nya, ayah panasin dulu"
Bangun dari tidurnya dengan baby javas di gendongan Gabriel ke kamar mandi untuk cuci muka, seolah paham sudah ada orang dewasa yang menemani nya baby javas tak merengek lagi.
Dia dengan pasrah ketika Gabriel membasuh mukanya itu dengan air dingin, agak kaget dia tadi tapi ngak nangis.
"Yok kita panasin dulu cucunya ya"
Turun ke lantai bawah menuju dapur gabriel mengambil stok asi di kulkas dan memanaskan di alat pemanas asi, kalau dingin sayang bayinya bisa kembung nanti.
"Tunggu sebentar ya, cucunya bentar lagi udah siap"
"Kenapa sih cil, suka banget ngajak orang lain begadang? Kasian Buna tau"
Susu sudah di hangatkan Gabriel ambil botol yang berisi asi dan memberikannya kepada baby javas setelah mengecek suhu panas pada asi anaknya.
Gabriel berjalan ke taman indoor suasana pagi yang sejuk dan agak berkabut, langit juga kelihatan mendung kayanya nanti mau hujan, awet nih hujannya.
"Mas"
"Di bawah sayang"
Suara panggilan Sean terdengar sampai ke bawah, dari taman indoor dia bisa melihat Sean yang turun dari tangga sambil mengucek mata rambutnya acak acakan, menghampiri Gabriel Sean memeluk tubuh suaminya itu dari belakang.
"Kenapa ngak bangunin aku sih?"
"Sayang aja kalau di bangunin, dedeknya lagi mau me time sama ayah, ya dek?" Tanya Gabriel pada baby javas yang hanya mengerjapkan matanya sambil menyedot susu dari dot.
"Buna juga mau ikut~"rengek Sean mendusalkan wajahnya pada punggung Gabriel.
"Manja banget Buna, jangan manja sayang" Sean merengek dan memukul perut Gabriel pelan, baby javas mengerjap matanya melihat Gabriel yang tertawa setelah mengasuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Petani
RandomSean dan Gabriel pasangan muda yang dijodohkan, Sean harus bisa membiasakan diri jauh dari semua kemudahan yang di dapatkan di kota, bagaimanakah perjalanan hidup mereka, apakah mereka bisa bertahan? atau sebaliknya, siapa yang tahu kan 😉 first st...