"Tante akan bantu bayar biaya rumah sakit putri kamu tapi dengan satu syata kamu harus kerja di rumah tente." Ucap erika pada mala ke kemaren sore memenuhi benak mala saat ini
Pagi ini mala sudah siap untuk pergi ke rumah mantan kekasihnya untuk bekerja sebagai Art sebenarnya mala tak ingin berurusan dengan keluarga raden lagi namun ia tak bisa berbuat apa-apa saat ini mala butuh biaya buat berobat anaknya
"Huff, bisamillah.." gungam mala
Tok.. Tok.. Tok..
Ceklek.
"Maaf cari siapa?" Penuturan itu datang dari mulut art rumah raden
"Buk erika-Nya ada?" Tanya mala
Sang art mengangguk, "Ada kenapa ya? Udah punya janji sama nyonya?"
Kali ini mala yang menganggukkan kepalanya
"Sebentar saya panggilkan.." tutur sang art
Art itu kembali masuk dengan berlari tergesa-gesa tak lama dari itu ia kembali lagi bersama seorang wanita yang sangat amat mala kenali, dia ibunda mantan kekasihnya.
"Mala sayang ayo masuk!" Tutur erika dengan sangat excited atas kedatangan mala
Mala tersenyum seraya mengikuti langkah kaki wanita baya itu, "Mau minum apa?" Tanya erika
Mala menggeleng cepat, "Enggak perlu tante, hmm. Mala langsung kerja aja." Tutur mala
Erika tersenyum seraya memanggil pembantunya, "Bik mariyam ini namanya mala, dia mulai sekarang yang akan bantu bibik.." tutur erika
"Iya nyonya.." tutur mariyam wanita yang usianya jauh lebih tua dari erika
Awalnya pembantu rumah raden sangat la banyak namun semua raden pecak karena kejadian dimana mereka hendak mengusir keisya waktu itu dan sekarang hanya tersisa bik mariyam.
"Mulai hari ini kamu bekerja mala tugas kamu tanya bik mariya aja, buat biaya putri kamu tante sudah membayarnya semua.." tutur erika membuat senyum di bibir mala terukir
"Terima kasih tante, mala gak tau kalo gak ada tante gimana nasib putri kecilku itu.." lirih mala
"Dia cucuku juga mala kalo kamu lupa." Tutur erika
Yah, erika sudah mengetahui ternyata keisya putri mala dan putranya, raden. Awalnya mala tak mengakui hal itu namun setelah erika memberikan has tes dna raden dan kei akhirnya mala mengakui hal itu.
Tap
Tap
Tap
Jantung mala berdebar ketika tersengar langkah kaki seseorang yang belum ia ketahui siapa itu namun dari aromanya mala dapat menebak itu pasti raden.
"Ma, raden berang—" raden menghentikan ucapannya kala melihat siapa yang berada di rumahnya
"Kenapa dia ada disini? Siapa yang mengizinkannya masuk kesini?!" Sentak raden saat melihat mala
"Mama, mama yang mengizinkan mala masuk kerumah ini karena mala akan bekerja disini. Kamu mau apa? Marah?" Ujar erika membuat raden bungkam
"Tapi ma—"
"Ini sudah keputusan mama kalo kamu masih mau melarang mama kamu boleh pergi dari rumah ini." Ucap erika
Raden menatap mamanya sunggu ia tak percaya mamanya akan mengatakan hal itu demi seseorang yang sangat ia benci.
"Raden pamit.." tutur raden dengan menciumi punggu tangan mamanya
Saat ini raden lebih memilih pergi saja ia malas berdepat pada mamanya lagi toh dia juga yang akan salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mala Dan Dunianya
RomanceSeorang gadis cantik yang terlahir dengan kelebihan yang ia milikih harus mampu bertahan hidup dengan caci makian orang-orang sekitarnya. Terlahir dengan kelebihan bukan maunya mala ia juga ingin hidup normal, layaknya manusia biasanya namun apalah...