02.

684 70 15
                                    

Hari sudah larut malam namun gadis cantik itu masih tak kunjung pulang kerumahnya, ia masih berkeliaran dijalanan entah apa yang sekarang ia lakukan.

Sinar rembulan menyinari jalan yang sedang ia lalui itu, Tak terasa sudah pukul 10 malam.

"Astagfirullah udah jam 10 gimana ini pasti mama marah" gungam mala,

iya gadis yang luntang lanting di jalanan itu adalah mala, setelah dari rumah sakit tadi ia pergi ke jalan dimana iya mengalami kecelakaan tadi guna untuk mencari motornya namun hasilnya nihil ternyata benar kata dokter yang merawatnya tadi bahwa tidak ada motor disana. Terus dimana motor mala sekarang?

"Gimana ini, pasti mama marah kalo sampe tau motor gw hilang. Aghhh sial banget sih" pekik mala

Tolong......... tolong........

mala kembali mendengar bisikan seseorang yang meminta pertolongan, ia melangkahkan kakinya menuju sumber suara dari arahan bisikan tersebut.

Mata mala memanas kala melihat seseorang sedang di keroyok oleh segerombolan anak laki-laki. "Woy kalo berani jangan keroyokan dong, satu lawan satu" pekik mala

Semua laki-laki itu menoleh ke sumber suara. "Lo gajang ikut campur, kenah tonjok dikit nanti nanges" ujar salah satu orang itu

"Alah banyak bacot loh" ujar mala

Bug.

Bug.

BUG.

Mala menghajar satu persatu orang itu. "Ayo lawan gue katanya jagoan, masa lawan cewek kek gue ini kalah lo"

Sepuluh lawan dua itu la yang sekarang mala dan remaja laki-laki itu rasakan saat ini, mala dengan semangat yang menggebu-gebuhnya akhirnya menghajar orang-orang itu. Tak hanya mala, remaja laki-laki itu pun juga membabibuta orang-orang itu.

Bug!

Bug!

Bug!

"Sampekan sama bos kalian jangan jadi laki-laki pengecut yang bisanya merintain anak buahnya doang buat nyerang gw. Kalau berani langsung temui gw!" Ujar laki-laki yang dikeroyok tadi

"Cabut!" Ujar salah satu dari sepuluh orang tersebut.

"Hufff. Capek juga" gungam mala

"Lo gak pp? Btw makasih ya atas bantuannya" ujar laki-laki itu

"gue gapapa. Sama-sama" balas mala

"Gw cabut duluan ya" sambung mala sambil berlari dari sana karna ia melihat sudah pukul 23:00 mlm.

"Eh tunggu" ujar laki-laki itu namun sangat disayangkan mala tak mendengarnya.

"Huff. Semoga gw bisa ketemu dia lagi" gungam laki-laki itu sambil tersenyum ke arah mala yang sedang berlari kencang itu.

__________________________________
_____________________

Di rumah mewah bernuansa abu-abu itu terlihat wanita paru baya sedang memegang cambuk di tangan kanannya seperti singa siap menerkam mangsanya, ia mondar-mandir di depan pintu utama rumah itu.

"La lo dimana sih" batin Adara yang sedang menginip mamanya mondar mandir di depan pintu.

Ceklek.

Mala membuka pelan pintu rumanya itu, namun baru saja ia melangkah berapa langkah namun langkahnya sudah terhenti kala tangannya di pegang oles seseorang.

Mala Dan DunianyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang