21.

411 56 16
                                    


Dipembatas balkon, sepasang manusia berbeda gender itu berada, mala raden. Yah! Seseorang yang mengetuk pintu balkon mala tadi ialah raden, cowok itu tiba-tiba datang dengan cara memanjat tembok.

Raden menceritakan semua, perihal ia dijodohkan papanya pada anak dari rekan kerja papanya. Terkejut? Tentu saja hal itu membuat mala terkejut, pacarnya dijodohkan dengan wanita lain gimana nasibnya sebagai pacar?

"Huff," Mala menghela nafas, sudah cukup lama keduanya termenung akhirnya mala memberanikan diri angkat suara. "Lebih baik hubungan kita sampai disini aja den!"

Deg.

Bagaikan dihantam batu besar, hati raden terenyuh saat mendengar penuturan dari mulut kekasihnya itu.

"Hubungan tanpa restu orang tua itu gak baik den, lebih baik kamu turutin aja kemauan papa kamu. Kita sampai disini aja ya?" Ujar mala tanpa menoleh pada sang empuh, jujur saja mulutnya terasa kakuh setelah mengatakan hal itu

Raden menggelengkan kepalanya cepat, "Enggak, aku gak mau la. Aku cinta sama kamu la, plis tarik kata-kata kamu barusan." Ujar raden dengan memegangi kedua tangan mala

Hening, tak ada jawaban dari sang empuh. "Aku mohon la jangan, jangan putusin aku.. aku gak bisa!" Mata laki-laki sudah berlinang air mata

"Cuma kamu yang buat aku bertahan saat ini la, semuanya jahat.. plis tarik kata-kata kamu barusan aku gak mau!" Ujar raden terdengar lirih

"Raden!"

"Enggak, aku gak mau hiks.." Raden sudah tak bisa menahan tangisnya, ia tak merasa malu jika bersama mala. Sunggu ia benar-benar tak sanggup jika harus berpisah dengan gadis itu

"Jangan gini den, aku juga gak mau melakukan ini tapi, tapi ini demi masa depan lo.." Ujar mala

Raden menggelengkan kepalanya, "Enggak, itu bukan demi masa depan aku tapi demi bisnis papa.. aku gak mau dijodohin la, aku bisa cari pasangan sendiri.. aku maunya kamu yang jadi satu-satunya perempuan dihidupku."

Mala tertegun mendengar penuturan laki-laki yang dihadapannya saat ini, jujur saja ia juga sangat mencintai raden tapi ia tak mau raden bertambah masalah jika menolak perjodohan itu.

Mala menarik kedua tangannya yang tenga dipegang raden, "Kita harus putus raden, cukup sampai disini! Aku gak mau terlalu jauh dan dalem cinta sama kamu, yang ujung-ujungnya aku yang bakal sakit hatinya nanti.." tegas mala dengan bersamaan air matanya menetes

"Gak mau, aku gak mau mala. Aku gabisa.. aku gak bisa hidup tanpa kamu, plis tarik kata-kata kamu!" Ujar raden menarik mala kedalam pelukannya

"Jangan, jangan katakan itu lagi.. plis tarik kata-kata kamu!" Gungam raden dengan memeluk erat tubuh kekasihnya itu

"Raden, aku juga cinta sama kamu tapi.. bukankah level tertinggi mencintai itu merelahkan? Dan sekarang levelnya sudah tinggi sampai aku berani merelahkanmu." Tutur mala

"Enggak la, plis kita jalanin aja dulu.. aku janji akan bujuk papa batalin rencana perjodohan ini! Aku mohon. Hik.." Raden benar-benar terlihat hancur saat ini cowok itu sudah terisak dipelukan gadis yang bernama mala

Tok... Tok... Tok...

"MALA BUKA.. GUE MAU TIDUR SAMA LO!" Terdengar suara teriakan cempreng adara dari luar kamar mala, gadis itu tak berenti berteriak sebelum pintu dibuka'in

"MALA.. LO BELUM TIDUR KAN? MALA..."

Deg.

"Raden lepas! Ada adara diluar tardia lihat kita." Ujar mala yang berusaha melepaskan pelukan itu

Mala Dan DunianyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang