11. Confess?

591 57 9
                                    

Dilorong yang gelap dan sepi seorang gadis berjalan dengan kecepatan penuh, ia merasa sangat takut saat suara langkah kaki dibelakangnya semakin dekat.

Ia berlari sekuat tenaga dan berteriak meminta tolong namun nihil tak ada yang mendengarnya karna keadaan saat ini larut malam.

"LARI MALA.... LARI....!" Suara bisikan ditelinga mala terdengar

Yah gadis itu adalah mala, ia sedari tadi terus berlari guna mencari pertolongan, suara langkah kaki seseorang yang mengejarnya itu semakin dekat.

Air mata mala sudah bercucuran keringat dipelipisnya merebak. Kakinya mulai lemas ia benar-benar kehabisan tenaga buat lari lagi.

Bruk!

"Aw, s-sakit." Mala terjatuh karna sudah kehabisan tenaga

Terdengar suara tawa dibelakangnya, dengan sekuat tenaga gadis itu hendak berdiri lagi namun nihil kakinya begitu sakit buat dijalanin lagi.

"Lo M-mau apa? J-jangan mendekat." Ujar mala dengan terbata-bata saat orang itu mendekatinya

Mala mencubit lenganya dan menjambak rambutnya, seolah dengan itu ia dapat menghilangkan mimpi itu dipikirannya.

"Lo s-siapa? Jangan ganggu gue." Ujar mala

"Kamu gak perlu tau siapa saya!" Ujar sosok misterius itu

"I-iya tapi a-apa mau mu, kenapa s-selalu menggangguku?" Tanya mala kpda sosok misterius itu

"Kalungmu, serahkan kalung itu!." Ujar sosok misterius itu

Mala menatap kalung yang melingkat dilegernya itu, cahaya? Yah kalung itu tiba-tiba mengeluarkan cahaya dan....

"AGHHHH....!"

Mala menghela nafas. "Cuma mimpi?." Gungamnya

"Tapi kenapa seperti nyata ya?." Tanya mala kepada dirinya sendiri

Mala menoleh kesebelah kiri terdapat ketiga temannya itu tertidur pulas bahkan mereka tak mendengar teriakan dari mala barusan. Mala kembali memejamkan matanya untuk tidur kembali namun nihil matanya tak bisa diajak kerja sama.

"Kalo aku tidur lagi lanjut mimpi tadi lagi gak ya? Kalo lanjut bisa-bisa gua meninggoy didalam mimpi nih." Gungam mala

"Keluar? Lihat bintang aja.!" Batinnya dengan mata berbinar

Mala melangkahkan kakinya keluar tendahnya, matanya berbinar saat melihat rembulan bersinar terang dan bintang-bintang berkerlipan. "Indah.!"

Netral mala tertujuh pada seseorang yang duduk dibawa pohon dengan memandangi langit malam juga. "Raden?."

Mala melangkahkan kakinya menghampiri seseorang yang ia yakinin adalah raden, temannya.

"Ehmm, boleh gabung gak?."

Laki-laki yang pokus menatap pada langit malam itu pun mengalihkan pandanganya kepada sumber suara. "Mala."

"Boleh gak?."

"Eh, iya boleh sini." Ujar laki-laki yang bernama raden itu

"Lo kenapa disini? Padahal udah mlm loh." Tanya mala

"Gabisa tidur! Lo sendiri kenapa kesini? Gak bisa tidur juga ya?." Tanya raden balik

Mala menggelengkan kepalanya, "Enggak, tadi udah tidur tapi kebangun karna..." Mala menggantung ucapannya membuat raden mengerutkan keningnya

"Karna?."

"Mimpi buruk, huff.!" Raden hanya manggut-manggut saja mendengarnya.

Hening.

Mala Dan DunianyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang