08. Demam

1.2K 81 11
                                        

"makasih raden, udah mau anter gue.!" Ujar adara dengan senyuman manisnya

"Sama-sama dar." Ujar raden dengan senyuman juga.

"Gue langsung balik ya dar." Sambung raden

"Gak mau mampir dulu nih?" Tanya adara

"Lain kali aja ya, gue cabut.!" Ujar raden

Setelah kepergian raden, adara masuk kedalam rumahnya ia hendak naik keatas untuk pergi kekamarnya namun langkahnya terhenti saat ia mendengar tangisan seseorang dari gudang.

"Hiks......M-mama buka, mala gak kuat.!" Lirih mala.

Brak!

"MALA!" Pekik adara saat mendapati tubuh saudarinya itu sudah tergeletak tak berdaya

"TOLONG.......!" Pekik adara menggemah

"Adara kenapa?." Tanya raden, ia pun melirik pada seseorang yang tergeletak dilantai itu. "Mala!"

"Raden.! Kok lo ada disini bukannya lo tadi balik?"

"Nanti gue jelasin dar, tapi kita bawa mala dulu kasihan dia." Ujar raden

"Yaudah bawa kekamarnya aja den."

Raden menggendong mala ala bridal style, setelah datang kedalam kamar mala ia membaringkan tubuh lemas mala itu diatas ranjangnya.

"Dar kek nya mala demam deh." Ujar raden

"Hah? Demam." Keget adara

"Iya badannya panas banget, apa gak sebaiknya bawa mala kerumah sakit aja?" Ujar raden.

"Iya den gue maunya gitu tapi tunggu mama pulang." Ujar adara

"Oh kalo gitu lu kompres aja supaya panasnya turun." Tutur raden

"Oh iya, bentar gue ambil dulu kompresnya."

Adara membawa baskom yang berisi air dan handuk kecil, ia dengan telaten mengopres saudarinya itu. Tubuh mala menggil hebat ia juga selalu mengigau meminta tolong dan meminta maaf.

"Maaf ma, mala minta maaf."

"Tolong!"

"Tolong buka'in mala takut ma."

Gadis itu sedari tadi terus mengigau menyebut mamanya, bunyi klakson mobil arabella sudah terdengar nyaring tandanya wanita itu telah pulang dari kantornya.

"Mama.!" Ujar adara saat mendengar bunyi klakson mobil sang mama.

Mata adara beralih menatap raden yang berada sedikit jauh dari ranjang mala, "raden gue boleh minta tolong gak?"

"Tolong apa dar?."

"Jagain mala bentar, gue mau temuin mama buat bawa mala kerumah sakit." Ujar adara

Raden menganggukkan kepalanya sebagai jawaban bahwa ia mau menjaga mala, saat adara telah pergi dari kamar itu raden mendekat ke ranjang mala dan duduk ditepi ranjang.

Raden memandangi wajah teduh gadis itu. "Sebenarnya apa yang terjadi sama lo mal? Kenapa lo sampe kek gini." Gungam raden, tanpa ia sadari saat ini ia sedang menggenggam erat tangan gadis itu.

"Hiks.....Mama maafin mala ma."

"Tolong mama, mala takut." Lagi-lagi mala mengigau

"Mal, mala bangun hei.....!" Raden menepuk-nepuk pelan pipi mala

Grep!

Mala terbangun langsung memeluk raden, raden mematung sesaat sebelum ia membalas pelukan gadis itu.

Mala Dan DunianyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang