Menerima keadaan

0 0 0
                                    

Setelah badai berlalu, aku berdiri di tengah reruntuhan. Angin masih berhembus kencang, membawa serta sisa-sisa kekecewaan. Namun, di balik kesunyian itu, ada bisikan lembut yang mengajakku untuk melangkah maju. Menerima keadaan saat ini, bukan berarti menyerah pada kenyataan pahit. Ini adalah tentang mengakui bahwa hidup penuh dengan pasang surut, dan aku harus belajar untuk beradaptasi. Aku memilih untuk tidak tenggelam dalam kesedihan, melainkan mencari kekuatan di dalam diri untuk bangkit kembali. Menerima bukan berarti melupakan, tapi lebih kepada memberikan ruang bagi diri sendiri untuk sembuh dan tumbuh.

Setiap peristiwa, baik suka maupun duka, adalah guru yang tak ternilai. Ketika sesuatu yang tak terduga terjadi, kita seringkali merasa terpukul dan kehilangan kendali. Namun, di balik rasa sakit itu, tersimpan peluang untuk belajar dan berkembang. Menerima keadaan saat ini adalah langkah pertama menuju penyembuhan. Dengan menerima, kita membuka diri untuk melihat hikmah di balik setiap kejadian. Mungkin saja, apa yang kita anggap sebagai akhir, sebenarnya adalah awal dari babak baru yang lebih baik. Menerima juga berarti melepaskan harapan yang tidak realistis dan fokus pada apa yang bisa kita kendalikan.

Menerima keadaan bukan berarti pasrah atau menyerah pada takdir. Ini adalah tentang menemukan kekuatan batin untuk menghadapi segala tantangan hidup dengan kepala tegak. Ketika kita memilih untuk menerima, kita sedang membangun ketahanan diri yang luar biasa. Kita belajar untuk tidak membiarkan emosi negatif menguasai hidup kita. Menerima juga berarti percaya pada diri sendiri dan kemampuan kita untuk mengatasi segala kesulitan. Dengan menerima, kita membuka pintu bagi kedamaian batin dan kebahagiaan yang sejati.

Selasa, 4 Februari 2025

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: a day ago ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Aku, Kamu, Kita : Simfoni kehidupanWhere stories live. Discover now