•Chapter 31: Skylareina Vs Three Devils•
*****
Hari Senin yang paling tidak ditunggu-tunggu itu datang dengan begitu cepat.
Di pagi hari yang cerah, Lareina dan Grand Duke telah menginjakkan kaki di Istana Gardenia yang menjadi kediaman pribadi Ibu Suri.
Dengan canggung, keduanya duduk di kursi yang telah ditunjukan oleh beberapa pelayan. Dari kelima kursi yang mengelilingi sebuah meja bundar, keduanya memilih untuk duduk bersebelahan. Namun, meski bersebelahan, kursi tersebut diletakan saling berjauhan.
Tempat yang dipilih oleh Ibu Suri untuk pertemuan itu adalah sebuah rumah kaca yang letaknya berada di bagian paling belakang istana Gardenia. Rumah kaca tersebut dipenuhi oleh beragam jenis flora yang dirawat dengan sepenuh hati hingga tidak ada satupun fauna yang menghinggapinya.
Kelereng biru Lareina bergerak memperhatikan sekeliling rumah kaca. Ia menahan diri untuk tidak beranjak dan melihat tanaman-tanaman itu dari dekat. Lareina mencoba meyakinkan diri bahwa memperhatikan dari kejauhan saja sudah cukup.
"Apakah kita datang terlalu pagi?"
Itu adalah hal yang ditanyakan Lareina setelah keduanya duduk selama lima belas menit dalam keheningan. Lareina sibuk memperhatikan tanaman, sementara Sang Grand Duke sibuk dengan pikirannya sendiri.
"Datang lebih awal lebih baik daripada datang terlambat. Tolong bersabar dan tunggu saja." Pria itu menjawab dengan wajah datar dan itu membuat Lareina bertanya-tanya apa gerangan yang membuat suasana hatinya memburuk.
Belum sempat Lareina menyahuti ucapan sang suami, suara derap langkah kaki beberapa orang yang mereka tunggu pun mengalihkan atensi keduanya.
Grand Duke Trophia dan Lareina berdiri sebelum kemudian menekuk lutut untuk memberi salam. "Selamat pagi, Yang Mulia."
Rasa enggan untuk menarik sudut bibir menghinggapi Lareina dan Grand Duke, sehingga keduanya menunjukan wajah datar. Sementara Ibu Suri, Kaisar dan Permaisuri mengangguk atas sapaan keduanya.
"Selamat pagi, Grand Duke dan Grand Duchess."
Kelima orang itu segera mendaratkan pantat mereka di kursi setelah saling menyapa dengan formal.
Sementara itu, Lareina berusaha untuk menenangkan dirinya agar mampu menegakan kepala dan mengusir gemetar di tangannya. Sedari kediaman ia telah membulatkan tekad untuk menghadapi ketiga orang penyebab traumanya itu dengan berani, tetapi ternyata ia tetap gemetar dan tak mampu menatap wajah ketiganya. Diam-diam, ia merutuki dirinya sendiri dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mission to Change Destiny [On Going]
FantasiLareina Alexandria de Fortia merupakan putri Duke Alexandria yang diangkat menjadi selir kaisar saat ia genap berusia 20 tahun. Namun sayang, 12 tahun kemudian, Lareina difitnah meracuni minuman milik kaisar, suaminya sendiri. Padahal itu adalah jeb...