"Kamu beneran nggak mabuk laut, kan?" Tanya Bastian. Saat ini mereka sudah berada di pinggir pantai kota, dimana di sana sudah ada speed yang disediakan untuk mereka pergi ke pulau sebelah.
Sebenarnya bisa menggunakan helikopter, namun Mike berencana mereka akan naik speed untuk kesana, dan kembali dengan helikopter.
"Iya kak, perasaan dari tadi kakak kayak nggak percaya terus sama aku deh!" Bastian tersenyum melihat wajah cemberut sang adik.
'Karena biasanya kau selalu berbohong demi menyenangkan orang lain, walaupun sebenarnya kau sendiri yang tersakiti.' batin Bastian.
"Barang-barangnya udah ditaruh di speed, kan?" Tanya Mike yang datang menghampiri kedua anaknya.
"Sudah, dad! Tadi om Gino yang taruh!" Jawab Gamaliel dengan senyuman cerahnya, dia sangat senang karena ini adalah liburan pertamanya bersama Daddy dan kakaknya.
"Baguslah kalau begitu! Tunggu sebentar lagi, para bawahan Daddy memeriksa mesin dan kondisi speed untuk terakhir kali sebelum kita menaikinya!" Ujar Mike kemudian berdiri ditengah-tengah kedua putranya dan merangkul pinggang mereka.
Mereka membawa dua puluh pengawal dalam perjalanan ini, berjaga-jaga agar tidak akan terjadi sesuatu yang buruk nanti.
Serta membawa sepuluh pelayan untuk memasak makanan untuk mereka nanti, jadi mereka pergi ke pulau itu memang dengan satu rombongan.
"Semua speed yang disediakan sudah akan untuk digunakan, tuan!" Ujar salah seorang bawahan.
"Baiklah kalau begitu, ayo kita naik!" Ujar Mike kepada kedua putranya.
Yang pertama naik adalah Bastian, kemudian disusul oleh Gamaliel dan Daddy mereka.
"Daddy, nanti disana mereka tidur di mana? Kan rumahnya cuman satu, kecil pula!" Tanya Bastian. Walaupun sudah lebih dari sepuluh tahun dia tidak kesana, namun dia sangat ingat bagaimana tempat itu.
"Tenang saja, Daddy sudah merencanakannya!" Jawab Mike.
🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾
Mike terkekeh pelan melihat kedua putranya yang saat ini tengah bersenang-senang sambil bermain di pinggiran pantai. Tubuh kedua pemuda itu sudah basah karena bermain air.
Ini masih jam sepuluh pagi, cuaca juga tidak terlalu panas, ditambah dengan pinggiran pulau yang ditanami oleh pohon-pohon kelapa, membuat bayangan pohon-pohon itu membuat kedua anak itu tidak terkena sinar matahari.
"Anak-anak, cukup! Kalian sudah satu jam bermain air!" Mike berjalan mendekati kedua putranya dan duduk dihamparan pasir putih itu.
"Tapi masih pengen main, dad..." Balas Gamaliel dengan raut sedihnya, namun tak ayal bahwa dia juga keluar dari air dan duduk di samping Daddynya.
Bastian yang melihat adiknya pergi pun mengikuti sang adik, Mike tertawa kecil melihat raut wajah itu, hingga sedetik kemudian...
"Daddy!" Pekik Gamaliel, kala sang Daddy tiba-tiba saja menggendongnya ala bridal style dan membawanya ke gulungan ombak air laut jernih itu.
"Aaahhh..."
Mike menghempaskan tubuh mereka berdua di antara ombak-ombak itu, membuat Gamaliel secara reflek berteriak.
"Ahahaha..." Bastian tertawa kemudian ikut masuk kedalam air juga.
Dengan suasana pulau yang asri, dengan pohon-pohon yang hijau dan bunga-bunga yang berwarna-warni ditanam di setiap sudut pulau, ditambah lagi dengan kicauan-kicauan burung yang berada di setiap pohon dan merdunya suara gulungan ombak, membuat Mike dan kedua anaknya menikmati waktu main air mereka pagi ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Son Of A Murderer (End)
Fiksi RemajaCERITA INI HANYA TERDAPAT DALAM APLIKASI INI. JIKA ADA YANG MENEMUKAN CERITA YANG SERUPA DI APLIKASI LAIN, TOLONG LAPORKAN KEPADA SAYA. Peristiwa masa lalu yang tidak diketahui bagaimana kejelasannya, membuat Gamaliel hidup dengan title ' anak dari...