Rinz dan sutsujin kini sedang menuju ke rumah sutsujin, jujur saat ini sutsujin sangat gelisah. Ia takut akan dimarahi jika papa dan kakaknya itu melihat luka diwajahnya saat ini.
Rinz yang menyadari kalau sutsujin gelisah pun sedikit menurunkan kecepatan motornya, dan motor tersebut melaju dengan santai.
"Gausah takut, aku yang ngomong nanti ya" Ucap rinz menenangkan sutsujin. Sutsujin masih diam ia tetap gelisah dan takut matanya melihat sekitar, ia berharap kalau perjalanan ini semakin lama karna dia tidak ingin cepat cepat untuk sampai ke rumah.
Tapi saat ini keinginannya berbanding terbalik, motor itu sudah memasuki pekarangan komplek rumah sutsujin dan kini mereka sudah berada tepat didepan gerbang rumah itu.
Sutsujin menundukan kepalanya, namun tiba tiba rinz menggengam tangan sutsujin dengan lembut.
"Masih sakit ga lukanya?" Tanya rinz dengan nada lembutnya, sutsujin jujur, ia pun mengangguk sedikit. "Hmm.... Yaudah ayok turun" Tambah rinz lagi namun sutsujin masih diam di atas motornya.Rinz yang melihat itu pun menstandarkan motor nya dan membuka gerbang rumah sutsujin, sutsujin hanya melihat apa yang dilakukan oleh pacarnya itu, setelah membuka gerbang rinz kembali lagi menaiki motor itu dan membawa nya ke dalam memarkirkan motor itu dihalaman rumah sutsujin.
Sutsujin masih terus menerus menunduk, ia takut sekali untuk saat ini. Tangan rinz terangkat mengelus surai sutsujin guna menenangkan nya.
Tangan satunya lagi menggenggam tangan milik sutsujin, sutsujin pun kini mengalihkan pandangannya sampai beberapa saat ia melihat sebuah anggukan dari rinz.
"Yok, ada aku jangan takut" Ucap rinz lagi. Sutsujin pun akhirnya mencoba untuk percaya, ia turun dari motor itu dengan tangan kirinya yang masih berada di genggaman rinz.
Rinz membawa sutsujin untuk masuk ke dalam rumah itu, tapi saat rinz ingin memencet bell,
"Oi" Panggil cw tiba tiba, dari arah taman belakang. Sutsujin tidak berani menoleh, ia tidak ingin cw melihat perban di wajahnya.Tapi berbeda dengan rinz ia menoleh ke arah asal suara itu, rinz mendapati cw yang memasang mimik wajah kebingungan nya.
"Kemana aja lo, kalo mo maen bilang, izin sama gua ato papa." Oceh cw karna sutsijin tadi pergi tanpa memberi tahu nya.
Namun cw kembali dibuat kesal dengan sutsujin yang diajak bicara namun tidak menoleh bahkan menjawab semua kata katanya.
"Kalo gua lagi ngomong ngadep ke gu-" Kata kata cw terpotong, karna ja menarik bahu sutsujin agar berbalik tapi cw malah dihadiahi luka yang ditutupi perban di jawab mulus adiknya itu.
Cw langsung berprasangka buruk pada rinz, cw menarik pergelangan sutsujin membawa tubuh itu kebelakang tubuh cw .
Cw memasang mata sinis nya pada rinz, "gua boleh jelasin?" Ucap rinz berusaha sabar karna yang ia hadapi adalah kakak kekasihnya.
Cw menatap ke arah sutsujin dan rinz bergantian sampai ia menghembuskan nafas dan akhirnya mengangguk namun sebelum rinz menjelaskan, cw malah melangkahkan kaki nya ke taman belakang lagi.
Sutsujin yang di pegang erat lengannya oleh cw pun mau tidak mau harus mengikuti cw. Rinz juga sama ia mengikuti ke mana cw akan pergi.
Saat mereka sampai di depan taman tersebut, ternyata ada 4 teman cw yaitu kiboy, branz, vyn, haiz.
Keempat orang tersebut saling menatap heran ke arah cw yang membawa 2 anak SMA.
"Kenapa w?" Tanya branz melihat cw.Cw yang mendapatkan pertanyaan itu menggeleng, cw mendudukan sutsujin di salah satu sofa yang disediakan di pinggir kolam yang ada di belakang rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY UJIN (rinjin)
Fanfiction"m-maaf k-kakk a-kk-u ga se-ngaja n-nabrak. " "hmm jadi???." "sedang apa kelinci kecil disini hmm??." seorang sutsujin siswa baru di SMA airlangga mobile id. siswa yang memiliki paras tampan, cantik, manis sekaligus, membuat perempuan maupun lelaki...