PAGI hari merekah di balik jendela kamar rumah Caspian.
Suara bel pintu yang berbunyi merobek kedamaian di antara Caspian dan Lula yang masih beristirahat di kasur. Pria itu membuka mata sambil melenguh, dengan lembut mendorong Lula yang sedang tertidur agar berguling ke samping, sementara Caspian turun dari ranjang untuk mengenakan pakaian apa adanya. Dia mencomot kemeja biru dan training hitam yang tergeletak di dekat kaki ranjang, menyugar rambut pirangnya dengan singkat, lalu keluar kamar untuk menyambut orang tidak sopan yang bertamu terlalu pagi di rumahnya.
Saat pintu dibuka, Caspian melihat seorang pemuda yang mengenakan hoodie kelabu berdiri di ambang teras rumah. Memiliki garis wajah persegi yang berkesan maskulin, sorot matanya menyala seperti madu yang didekatkan di api. Secara keseluruhan, raut garangnya tampak menarik sekaligus mencolok. Caspian mengernyitkan kening, memandangi pemuda di hadapannya dengan raut kelewat jengkel.
"Kau tahu ini jam berapa, bukan?"
"Aku tidak akan lama di sini. Biarkan aku masuk," kata pemuda itu, lalu Caspian minggir dari ambang pintu dan membiarkan dirinya masuk ke foyer, menuju ruang tamu. Selagi sang pemuda duduk di salah satu petak sofa yang mewah, Caspian memutuskan berdiri di dekat rak hias sambil melipat lengan. Ekspresi jengkelnya karena diganggu pagi-pagi belum juga luntur.
"Kau bawa berita apa, Noah?"
"Abbey Houssel ditemukan tewas."
Saat mengatakannya, gelagat Noah tampak tidak baik-baik saja. Pemuda itu duduk sambil menyatukan tangan yang ditumpukan di kedua lutut. Kakinya naik-turun seolah menahan serangan gelisah yang memuncak. Dia mendongak pada Caspian dan berkata dengan irama berbisik waspada. "Aku tidak percaya ada yang tega dan bisa membunuh Abbey semudah itu."
"Media bilang, Abbey diserang binatang buas," dusta Caspian, yang tampaknya tidak ingin mengundang kecurigaan bahwa dialah yang ada di balik pembunuhan ini.
Noah mengusap wajahnya dengan lelah, berkata mantap dan terburu-buru, "Tidak mungkin! Tidak mungkin ada binatang buas yang bisa membunuh Abbey! Aku yakin pelakunya pasti adalah orang seperti kita―abare!"
"Kau menuduh pelakunya adalah kaum kita?"
"Ya, tapi aku tidak punya petunjuk siapa. Maksudku, semua abare yang kukenal tampaknya tidak punya alasan besar untuk membunuh sesamanya sampai sedemikian parah. Jadi pasti abare kali ini memiliki satu kemungkinan; dia adalah salah satu di antara teman kita yang menyamar."
Caspian duduk di sofa di dekat Noah lalu berkata serius, "Begitukah? Kau pikir pelakunya adalah pengkhianat di antara kita?"
Noah tercekat sejenak. "Atau mungkin dia bukan pengkhianat, melainkan ... orang itu. Gadis yang dirumorkan."
"Putri sang Dewa Ketujuh?" kata Caspian, entah bagaimana mengulas senyum karena Noah yang polos melempar tuduhannya pada Cordelia―sang putri Dewa Ketujuh. Julukan konyol itu adalah semacam gelar kehormatan terkutuk yang disematkan kaum abare untuk merujuk pada anak tunggal Gustav, leluhur yang dahulunya menguasai Ruswer selama ratusan tahun sampai akhirnya hilang entah ke mana. Caspian memaklumi fakta bahwa kawannya Noah tidak tahu-menahu tentang rencana pencurian lukisan yang telah disusunnya bersama Abbey sebelum ini. Jadi dia berpura-pura mengikuti percakapan.
"Itu hanya rumor, bukan?" kata Noah, tetapi kali ini tampak peluh keringat menetes di keningnya, seakan menggambarkan perasaan gelisah dan takut. "Putri Dewa ketujuh tidak benar-benar ada di Ruswer. Dia juga tidak mungkin berkeliaran dan membunuh kaum kita satu per satu. Jangankan berkeliaran. Bahkan sampai sekarang saja, rumor mengenai dirinya masih simpang-siur. Beberapa versi mengatakan bahwa dia dikurung di suatu tempat yang amat jauh, ada juga yang mengatakan bahwa dia dikurung dalam sebuah lukisan, yang mana lukisannya telah dibakar dalam ritual penyucian belati kristal. Rumor apa pun yang benar, kelihatannya gadis itu tidak akan muncul secepat ini, bukan?"

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀 𝐋𝐀𝐃𝐘 𝐈𝐍 𝐓𝐇𝐄 𝐏𝐀𝐈𝐍𝐓𝐈𝐍𝐆
Vampir⭐ AKAN SEGERA PINDAH KE KARYAKARSA ⭐ Setelah terbebas dari penjara, Jade mendapat telepon dari seorang notaris yang mengatakan bahwa kakeknya baru-baru ini telah meninggal dan mewariskan sebuah rumah besar kepadanya. Saat Jade menyetujui menjadi ah...