Cahaya bulan redup menembus celah dedaunan, menerangi jalan setapak di hutan yang dipenuhi suara jangkrik dan hembusan angin malam. Dari kejauhan, tampak Ajid berjalan hati-hati sambil menuntun istrinya, Pina, yang tengah hamil besar. Ajid menggenggam lengan Pina dengan penuh perhatian.
" Pina, kenapa sih harus sekarang? Ini kan sudah malam. Besok pagi saja kita ke rumah Dang Rajo." ucap Ajid cemas.
" Aku tidak bisa menunggu lagi, Bang. Aku ingin sekali bertemu dengan Dang Rajo. Rasanya aku tidak tenang kalau tidak sekarang." ucap Pina dengan nada memohon.
Ajid menghela napas panjang, menatap istrinya yang wajahnya terlihat bersungguh-sungguh.
" Ya sudah, kita pelan-pelan saja. Jangan terlalu banyak jalan, nanti kamu capek." ucap Ajid mengalah.
" Terima kasih, Bang. Maaf kalau Pina merepotkan, Abang." ucap Pina tersenyum kecil.
Ajid hanya mengangguk, memegangi Pina dengan lebih erat. Mereka terus melangkah di jalan setapak yang berbatu dan licin karena embun malam.
" Kamu hati-hati, ya. Kalau kamu kenapa-kenapa, aku tidak tahu harus gimana." ucap Ajid dengan nada khawatir.
" Aku baik-baik saja, Bang. Jangan khawatir." ucap Pina berusaha menenangkan.
Mereka terus melangkah, menyusuri hutan yang dingin menuju rumah Rajo Langit.
KAMU SEDANG MEMBACA
WATTPAD VERSION : 7 MANUSIA HARIMAU NEW GENERATION
Fanfiction17 tahun telah berlalu sejak Pitaloka, istri tercinta Gumara Peto Alam, diculik secara misterius. Gumara, yang masih terpukul oleh kehilangan istrinya, berjuang keras untuk menemukan Pitaloka namun selalu menemui jalan buntu. Kehidupan Gumara kini h...