34: The First Crack

4.1K 456 85
                                    

❤️‍🔥 400 votes, 110 comments for next update❤️‍🔥

Musik menghentak memenuhi kelab di Bellagio, bercampur dengan euforia kemenangan Jeff di Las Vegas Grand Prix. Lampu-lampu neon berkedip memantul di dinding-dinding kaca, menciptakan kaleidoskop warna yang memenuhi ruangan. Minuman keras mengalir bebas, sesuai dengan reputasi kota yang tidak pernah tidur ini.
Jeff sedang menuangkan minuman ketika suara familiar menyapanya. "Well, well... look who's here."

"Eli," Jeff tersenyum melihat sahabat lamanya.

"Gimana P6?"

"Ya lebih baik seenggaknya nggak DNF kayak race terakhir," Elisha nyengir, mengambil gelas dari tangan Jeff. "Tapi seenggaknya gue nggak punya PR disaster kayak lo."

Jeff mengerutkan dahi. "Maksud lo apa?"

"Ayo lah," Eli menyenggol bahunya main-main. "Jeff Gautama yang hebat akhirnya jatuh cinta pada wanita yang katanya tidak akan pernah dia kencani? Media Inggris pasti sedang sibuk-sibuknya sekarang, mencari gosip terhangat dari sepangan kekasih yang legendaris."

Jeff merasakan tenggorokannya mengering. "Nggak kayak gitu,"

"Masa?" Eli mengangkat alisnya. "Karena terakhir kali gue cek, lo bilang ke gue MJ bukan tipe lo dan satu musim penuh ini lo mempertontonkan kemesraan lo dengan MJ di publik. Gue jadi penasaran karena kita nggak sering ngomongin ini, apa sih yang buat lo berubah?"

"Nggak ada yang berubah," Jeff meneguk minumannya, mencoba terdengar kasual dan untuk pertama kalinya dia berbicara dengan jujur di hadapan Elisha. "Itu sebenarnya cuma PR."

"PR?" Eli tertawa. "Lo yakin? Because the way you look at her..."

"Drop it, Eli."

"Fine, fine," Eli mengangkat tangannya menyerah. "At least this is better than London. You know, waktu lo mabuk-mabukan gara-gara Samantha?"

Nama itu membuat Jeff menegang. "Jangan bahas dia."

"Kenapa enggak? Lo udah move on kan dari dia? I mean, after what happened with the engagement—"

"Eli," Jeff memperingatkan, tapi kemudian dia menangkap gerakan di sudut matanya. MJ berdiri tidak jauh dari mereka, pura-pura sibuk dengan ponselnya tapi Jeff tahu dia bisa mendengar setiap kata.

Dan mungkin karena bourbon yang terlalu banyak, atau mungkin karena nama Samantha yang masih terasa seperti luka yang belum sembuh, Jeff membuat keputusan bodoh. This is it, pikirnya. The perfect chance to push her away for good.

"Lo mau tahu yang sebenarnya?" Jeff berkata lebih keras. "This whole thing with MJ? It's all for show. You know how British press works—they love a good romance story. Racing driver and journalist? Perfect headline material."

Eli menatapnya bingung. "Jeff—"

"Hell, even the timing is perfect," Jeff tertawa, tapi tawanya terdengar hambar. "Good publicity before contract negotiations. PR team couldn't have planned it better."

Dari sudut matanya, Jeff melihat MJ tetap tenang, tapi jarinya berhenti bergerak di layar ponsel. Dia mengambil napas dalam, sebelum berbalik dan berjalan pergi dengan langkah yang terlalu terkontrol—seperti setiap gerakan diukur agar tidak terlihat tergesa atau terluka.

"Dude," Eli menatapnya tidak percaya. "Lo ngapain sih  barusan?"

Jeff tidak menjawab. Ponselnya bergetar—pesan dari MJ:

Michelle Jane
I'm not feeling well.
Tell Addie I went back to the hotel.
And Jeff? Good job with the PR strategy.
I'm sure the headlines tomorrow will be exactly what you wanted.

Tidak ada drama. Tidak ada air mata atau konfrontasi. Hanya kata-kata dingin yang somehow terasa lebih menyakitkan dari tamparan.

Di luar, lampu-lampu Vegas Strip berkedip seperti bintang buatan, kontras dengan langit malam Nevada yang gelap. Jeff menatap pesan MJ lama, merasakan setiap kata menghantam dadanya seperti pukulan. Karena entah kenapa, reaksi tenang MJ justru membuatnya merasa lebih buruk. She didn't even give him the satisfaction of seeing her hurt—and maybe that's what hurt him the most.

Another championship win, Jeff pikir pahit. Another night of celebrations. Tapi kenapa kemenangan kali ini terasa seperti kekalahan terbesar dalam hidupnya?

AN: happy new year semuanyaaa! i hope 2025 treat you guys well.

Udah bulan Januari... it's getting closer to the PO day!! siapa yang nggak sabar? 🫣

Jangan lupa set di reminder ya tanggal 30 Januari 2025 buat check out novel Rule Number Five😘❤️‍🔥

Rule Number FiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang