♧♧♧
Author pov
Sekarang canny beserta semua keluarganya dan asa tengah duduk di kursi tunggu pasien dengan wajah yang terlihat sangat panik dan khawatir dengan kondisi asa dan juga bayi yang ada didalam perut asa. Bahkan sana dan rose pun terlihat sangat terpukul, tapi untungnya mereka dikuatkan oleh suami mereka masing-masing.
Untuk ayana dia di dalam ruangannya sendiri ditemani oleh jennie dan juga ruka disana. Karena jisoo sekarang sedang mengurus soal penculikan ini dengan polisi. Soalnya tadi saat mereka semua dan juga polisi datang, dahyun dan antek-anteknya sudah pergi entah kemana. Sebenarnya tadi limario dan tzuyu ingin membantu jisoo. Namun jisoo meminta mereka agar pergi saja kerumah sakit pastiin keadaan asa dan bayinya tidak apa-apa, lalu biar dia saja yang mengurus ini sendiri. Tapi tiba-tiba rami mengangkat tangannya mengajukan diri membantu jisoo yang dibalas anggukan kepala oleh jisoo.
Akhirnya sekarang yang berada dirumah sakit menemani ayana hanya ruka dan jennie. Soalnya yang lainnya termasuk pharita dan rora duduk di luar, menunggu dokter mengatakan kondisi asa dan bayinya yang tengah berada di ruang ICU
Dan untuk canny dia hanya diam saja sedari tadi dengan pandangan lurus kedepan dan bahkan dia tidak mengganti bajunya yang terkena darah asa tadi. Padahal dia sangat takut dengan darah. Sampai tiba-tiba saja rora duduk disampingnya
"Can... ni tisu basah. Lap gih bekas darah yang ditangan dan wajah lo. Lo takut banget darah kan? Nih tisu... lap gih... Wajah lo udah pucet banget tuh" suruh rora memberikan tisu basah ke canny yang hanya diam memandang kedepan dengan pandangan kosong
Karena melihat canny tidak ada pergerakan, rora pun mengambil tangan canny. Lalu mulai melap tangan canny yang penuh darah dan juga wajah canny yang terdapat darah juga disana dengan lembut
"Gue tahu lo nyalahin diri lo sendiri kan, atas kejadian ini?" Tanya rora yang masih mengelap canny dengan tisu basahnya
"Tapi lo gak boleh terpuruk seperti ini can. Karena kalau lo terpuruk, lalu siapa nanti yang akan jadi tempat sandaran bagi kak asa kalau bukan lo suaminya" ucap rora lagi yang telah selesai membersihkan canny dengan tisu basahnya.
"Itu aja yang mau gue omongin. Semoga lo bisa ngerti!!" Tepuk rora ke pundak canny, lalu rora pun beranjak dari samping canny dan mulai duduk disamping kakak pertamanya yang dari tadi menangis. Dan segera rora membawa kakaknya itu kepelukannya sambil mengelus bahu kakaknya yang bergetar
Sedangkan canny hanya bisa terdiam memejamkan matanya memikirkan ucapan rora tadi. Dan juga ucapan asa saat akan dibawa kerumah sakit tadi
Flashback on
Sekarang canny dan asa sudah berada di dalam mobil bersama dengan rora dan juga ayana didalam mobil itu. Asa dan canny dibelakang dengan rora yang menyetir mobil dan ayana yang disampingnya.
"Aku mohon bertahan sa..." ucap canny menatap asa dengan air mata yang mengalir di pipinya. Sambil menggenggam tangan asa yang sudah sangat dingin
"Ja..ngan nan..gis a..dek luc..u. kak..ak cant..ik ga..k su..ka lih..at ad..ek luc..u nan..gis ka..yak gin..i. Jel..ek tah..u ga..k" ucap asa terbata dengan senyuman tipis. Sedangkan canny malah terkejut dan terdiam mendengar kata-kata "Adek Lucu" yang keluar dari bibir asa.
"Ak..u ud..ah inge..t sem..uany..a can..ny ade..k lu..cu..nya ak..u" senyum asa menatap canny dengan senyumannya lagi.
"Mak..asih y..a... kar..ena ka..mu uda..h seri..ng nyel..amati..n ak..u, bah..kan da..ri ak..u ma..sih kec..il. Mak..asih bany..ak c..an" ucap asa lagi yang membuat canny menggeleng-gelengkan kepalanya
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Him
RomanceBagaimana kehidupan dari seorang Tyaga Canny Arkatama yang diminta kakaknya canna arkatama, untuk menikahi tunangan dari canna sendiri yaitu Enemy Asa Astara. Apakah mereka bisa saling menerima dan saling mencintai seperti permintaan terakhir canna...