♧♧♧
Author pov
Sekarang canny dan rami sedang berada di kediaman Arkatama, karena rami meminta agar mereka mandi dan tukar baju dulu baru ke rumah sakit lagi. Soalnya bajunya dan canny yang tadi penuh dengan bekas darah orang-orang yang tadi dia dan adiknya siksa.
Rami yang telah selesai mandi sejak tadi pun, mulai kebingungan kenapa adiknya itu lama sekali mandinya, bahkan sampai sekarang belum juga selesai-selesai mandi.
Sehingga rami yang tadi duduk tenang di sofa pun mulai pergi ke tempat kamar canny. Bahkan rami langsung saja masuk ke kamarnya canny tanpa mengetuk pintu, karena merasa khawatir dengan canny.
"Loh... canny mana?" Gumam rami sambil memperhatikan seluruh rumahnya, namun canny tidak ada disana
"CAN... CANNY... lO DIDALAM KAN?" Tanya rami mengetuk-ngetuk pintu kamar mandi adiknya dengan brutal dan sekuat tenaganya
Sampai tiba-tiba saja canny keluar dengan dirinya yang sudah memakai celana, namun masih bertelanjang dada. Dan canny menatap rami yang malah nyengir ke arahnya"Lo kenapa sih ram?" Ucap canny dengan nada capek menatap kakaknya itu
Rami pun terkekeh"Lagian lo kenapa lama banget didalam kamar mandi bego... kan gue ngiranya lo pingsan didalam, atau enggak lo nangis-nangis gitu dibawah shower kayak drama-drama indosiar gitu" ucap rami jujur yang membuat canny menggeleng-gelengkan kepalanya. Lalu segera berjalan ke arah samping, dan mengambil bajunya yang semuanya masih ada di lemarinya
"Memang lo pikir gue cowok cengeng apa? Gue cowok yang kuat dan jarang nangis ya, memangnya lo cengeng" Kesal canny yang sekarang telah selesai memakai baju tanpa menyisir rambutnya sama seperti rami. Memang dua kakak beradik ini sangat malas menyisir rambut kalau sedang tidak bekerja.
"Pala lo gue cengeng, gue cowok macho nan pemberani ya" kesal rami menatap tajam adiknya itu yang sekarang sudah turun keluar dari kamarnya. Lalu segera rami mengikuti canny sambil memukul kepala belakang adiknya itu pelan
"Ooo macho ya? Terus tadi, siapa ya yang nangis-nangis lihat anna gue siksa" ledek canny yang sudah keluar dari lift dan sekarang mau berjalan ke arah mobilnya dengan rami yang juga mengikutinya
"Halah... lo juga waktu itu nangis-nangis ya, karena asa hilang. Mana sesegukan lagi kayak anak kecil, hu... sok macho lo anak kecil" balas rami tidak mau kalah dan terus membalas ucapan canny. Sehingga mau tak mau canny menghela nafas pasrah, karena percuma saja, abangnya ini tidak pernah mau mengalah apabila mereka berdebat.
Tring... tring... tring
Karena mendengar bunyi telepon yang berbunyi di saku celananya pun, canny langsung mengangkatnya dengan cemas yang membuat rami juga ikut penasaran
"Halo can"
"Halo bun... kenapa? Asa gak papa kan? Dia baik-baik aja kan bun?" Tanya canny bertubi-tubi dengan segera berlari ke arah mobilnya dengan rami yang juga ikut berlari ke arah mobil dan langsung mengambil alih kemudi adiknya
Rose yang mendengar itu pun terkekeh"Menantu bunda gak papa sayang... dia baik-baik aja" ucap rose yang membuat canny menghela nafasnya lega dan itu terdengar jelas di rose dan juga rami yang sedang menyetir dengan kecepatan lumayan cepat
"Bunda nelfon adek, cuma mau bilang istri tercinta adek udah bangun dan dia nyariin adek daritadi. Katanya dia kangen banget sama adek... Adek udah mau jalan kesini kan?" Tanya rose lembut ke canny yang sekarang terdiam dengan senyuman tertahan dan pipi memerah mendengar ucapan bundanya yang tadi mengatakan asa mencarinya karena dia sangat merindukan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Him
RomanceBagaimana kehidupan dari seorang Tyaga Canny Arkatama yang diminta kakaknya canna arkatama, untuk menikahi tunangan dari canna sendiri yaitu Enemy Asa Astara. Apakah mereka bisa saling menerima dan saling mencintai seperti permintaan terakhir canna...