♧♧♧
Author pov
Rumah sakit Arkatama
Keesokan paginya
06.45
Sinar matahari pagi pelan-pelan masuk lewat tirai dari jendela di rumah sakit. Cahayanya menyebar membentuk bayangan dari kedua pasangan suami istri yang sekarang tengah tertidur sambil berpelukan.
Kemarin malam canny sudah konsultasi ke dokter tentang boleh atau tidak dia berpelukan dengan asa sekarang, dan dokternya mengatakan kalau berpelukan tidak masalah asalkan asanya masih dengan posisinya yang berbaring. Dan asa juga boleh miring kiri mau pun kanan saat memeluk canny, asalkan tidak menekan luka tembakan itu. Namun untuk duduk asa belum boleh melakukannya kemarin, dan tidak tahu kalau sekarang.
Udara pagi masih terasa sangat dingin dan ditambah juga dengan dinginnya AC yang masih menyala. Dan mungkin karena itu mereka masih tertidur lelap dengan saling memeluk erat seperti itu.
Mata canny perlahan terbuka dan mulai mengucek matanya pelan dengan tangan yang tidak dijadikan asa sebagai bantalnya.
Setelah itu dia memandang wajah lucu istrinya yang masih tertidur lelap memeluknya. Canny pun tersenyum melihatnya, sambil membelai lembut wajah asa yang menurutnya sangat amat cantik. Walaupun dia masih sakit dengan bibirnya yang pucat, rambutnya berantakan dan masih banyak bekas luka di sekujur tubuhnya termasuk bekas goresan di wajahnya, tapi itu tidak membuat kecantikan istrinya itu berkurang sedikitpun bagi canny. Asa masih saja tetap sangat amat cantik dan terus cantik selamanya di pandagannya.
"Dari dulu sampai sekarang kamu masih sama cantiknya sa... bahkan sepertinya dari hari ke-hari, bulan ke-bulan, tahun ke-tahun kamu jauh bertambah cantiknya" ucap canny mengusap pipi istrinya yang agak tirus.
Lalu canny mencuri ciuman di bibir istrinya yang masih tertidur itu dengan mata terpejam. Cukup lama canny menciumnya tanpa melumat bibir tebal istrinya itu, dan saat canny ingin menjauhkan wajahnya dan melepaskan ciumannya, asa sudah lebih dulu menahan leher canny dan kembali melanjutkan ciuman canny tadi. Bukan hanya ciuman menempel saja, tapi sekarang saling melumat satu sama lain.
Bahkan canny yang tadi awalnya berbaring sekarang posisinya udah berdiri dengan membungkuk sambil terus melumat bibir asa dengan tergesa-gesa. Asa pun juga, dia malahan sekarang sudag melingkarkan tangannya di leher canny, dengan asanya yang masih terbaring.
"Engh..." desahan pertama asa, karena canny yang tadi mencium telinga asa. Sehingga wanita pemilik telinga itu menggeliat sambil menggigit bibir bawahnya, menahan gejolak nafsu yang sudah menguasainya.
Canny pun berhenti sebentar saat mendengar suara desahan istrinya yang sudah lama tidak dia dengar. Desahan yang sudah sangat dia rindukan. Asa yang melihat canny berhenti pun, segera cemberut menatap suaminya itu"Iih... ayok lanjut dong sayang~" rengek asa yang membuat canny tersenyum, dan mencium sekilas bibir asa, lalu menggigitnya karena terlalu gemas.
"Aaa.... sakit~ kamu jahat, kamu kdrt in aku, istri kam.." sebelum asa bisa menjawab canny sudah lebih dulu mencium bibir asa lagi berulang-ulang kali dengan mengelus bibir bawah asa pelan. Asa yang diperlakukan seperti itu hanya bisa terdiam dengan wajah yang sudah memerah seperti tomat.
"Maaf ya... tapi semoga dengan aku cium tadi, bibir kamu udah gak sakit lagi" senyum canny yang membuat asa terdiam.
Karena melihat asa yang terdiam, canny pun tersenyum sambil menunduk. Lalu mulai memberikan kecupan-kecupan basah di sekitar leher dan juga tulang selangka asa yang membuat pemiliknya menggeliat lagi sambil memegangi rambut canny
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Him
RomanceBagaimana kehidupan dari seorang Tyaga Canny Arkatama yang diminta kakaknya canna arkatama, untuk menikahi tunangan dari canna sendiri yaitu Enemy Asa Astara. Apakah mereka bisa saling menerima dan saling mencintai seperti permintaan terakhir canna...