37-Mengamuk

3.2K 150 31
                                    

Jgn lupa untk voteeee!
-Happy Reading-
Typo? Tandain📌

❀(*'▽'*)❀

Sudah tengah hari, tapi ke empat gadis itu tak juga ditemukan keberadaannya, semuanya menjadi semakin khawatir, karena mereka sudah mencari diseluruh pesantren dan memerintahkan semua santri untuk mencari tapi tak juga kunjung ada kabar dari mereka ber empat.

"Kamu dimana Aisyah..." gelisah Mira, ia benar-benar khawatir akan keberadaan putri semata wayang nya.

Ke empat wanita itu pun saling memeluk satu sama lain, berusaha menguatkan diri mereka. Sisanya hanya bisa menghela nafas berat, mereka juga khawatir terhadap putri mereka. Kemana mereka? Pikir mereka dalam hatinya masing-masing. Karim dan Khadijah juga khawatir, menantu mereka hilang, mereka tidak pernah tidak izin seperti ini.

"Coba kita cari di luar pesantren" saran Karim, mereka semua lalu mengangguk setuju dan berjalan keluar dari pesantren.

Semuanya lalu berpencar, agar lebih cepat untuk menemukan mereka. Mereka terus mencari, mencari, dan mencari, tapi mereka juga belum ditemukan.

"Lebih baik kita shalat dulu, berdo'a kepada Allah, semoga mereka cepat ditemukan dan dalam keadaan baik-baik saja."

Semuanya pun kembali ke pesantren untuk melaksanakan shalat dzuhur yang tadi sempat tertunda karena mencari keberadaan ghina, ninda, nggi dan aisyah. Saat shalat dimulai, semua yang ada disana benar-benar khusyuk dalam shalatnya. Seusia melaksanakan shalat, semuanya berdo'a, berbagai do'a mereka panjatkan untuk agar bisa menemukan putri mereka dan keselamatan mereka dimana pun itu.

❀(*'▽'*)❀


"Kenapa kita dijodohin?" tanya Ghina telentang dikasur kamar itu.

"Gue gk mau... " lanjutnya dengan nada pelan.

"Kita juga gk mau Gin." ujar Ninda yang duduk di sofa.

"Iya, lo pikir gue mau?" tanya Anggi balik yang berada di samping Ghina.

"Kita kan masih muda, tapi kenapa udah dijodohin gini ya?" Aisyah yang mengucapkan itu benar-benar mewakili pikiran mereka semua.

"Kita ini emang udah umur 17 tahun, TAPI GK SEHARUSNYA UDAH DIJODOH-JODOHIN!!" muak Ghina yang memecahkan vas yang berada di sampingnya.

Ketiganya langsung berdiri, karena kalau Ghina sudah tersulut emosi Seperti ini pasti bisa hancur satu kamar ini dalam beberapa detik saja.

"Jangan tersulut emosi Gin," peringat anggi ke Ghina yang di sampingnya.

"Gimana gue gk emosi nggi? Lo juga pasti mau nikmati masa muda juga kan?"

"Gue mau, tapi jangan tersulut emosi gina,"

"Kalau masuk pesantren bagi gue gk papa, tapi kenapa harus dijodohin? Kalian juga denger kan? Kita itu juga udah nikah!" ingat Ghina melihat ketiganya.

"Dan kita nikah dengan... " gantung Aisyah melihat ke langit-langit.

"Gus kita sendiri" lanjut Ninda, dengan penekanan, sungguh terlihat ia berusaha tidak tersulut emosi.

"Kenapa harus ada plot twist kayak gini coba dihidup kita..." ujar Anggi mengusap wajahnya.

Ke empatnya kini sudah tak memakai hijap, hijapnya sudah mereka lempar entah di berbagai sudut kamar.

"ARGH!" Ghina lagi-lagi memecahkan vas, vas yang jatuh menjadi berkeping-keping dengan suara yang keras. Apalagi tangan Ghina yang sedikit terkena kepingan vas itu.

Semua anggota Everroes yang tengah asik bercanda ria pun langsung tersentak mendengar suara barang jatuh dengan bunyi yang keras, sebenarnya mereka tadi juga mendengar tapi itu tidak terlalu keras dan hanya di dengar oleh sebagian anggota.

Semuanya langsung berdiri dari duduk dan berlari ke kamar inti mereka, tak ada yang tersisa si tempat mereka berkumpul tadi. Saat sudah sampai di depan pintu kamar Keifan langsung membuka pintu kamar. Menampilkan Ghina yang tengah berdiri dengan tangan yang sedikit berdarah, Keifan, Bobby, Tomi dan Jeky jelas tahu apa yang terjadi sekarang.

Ke empatnya masuk ke dalam dan langsung mendekat ke Ghina yang saat ini tengah dikendalikan oleh emosinya.

"Kenapa kalian kesini? KELUAR!" suruhnya, menatap ke empat anggotanya itu.

"Tahan dia Bobby!" perintah Ninda, Bobby pun langsung menahan tangan Ghina ke belakang, membuatnya tidak bisa bergerak.

"LEPAS!" ujar nya berusaha lepas dari Bobby.

Ninda, Anggi dan Aisyah pun mendekat ke arah sahabat mereka ini. Ghina memang seperti ini, jika ia sudah tersulut emosi, apalagi trauma ia akan menghancurkan seluruh barang-barang bahkan pernah melukai dirinya sendiri, memang dania dan hasan tak tahu, hanya Ninda, Anggi, Aisyah dan ketiga anggotanya ini yang mengetahuinya.

Ketiganya langsung memeluk Ghina, Bobby begitu juga langsung melepaskan tangan Ghina. Hanya ini yang akan menenangkan Ghina, kalau ia ada masalah, hanya pelukan lah yang bisa menenangkannya dari semua masalahnya.

"Tenang Gina, kita lewati sama-sama," kata-kata yang di lontarkan oleh Ninda mampu membuat Ghina yang awalnya melawan dari pelukan mereka seketika tenang.

Keifan, Bobby, Tomi dan Jeky hanya bisa menatap ketua dan inti mereka ini. Persahabatan ke empatnya memang sangat erat, mereka tahu betul seerat dan seikat apa mereka dalam bersahabat.

"Jangan terlalu dipikirin, kita disini akan sama-sama lewatinnya." Ninda menatap ketiganya dengan senyuman nya, begitu juga sebaliknya, ketiganya menatap nya dengan senyuman lalu kembali memeluk satu sama lain.

Pelukan ini bukan hanya untuk menenangkan Ghina saja, tapi ini untuk menenangkan Ninda yang juga tadi menahan emosinya, dan juga ini adalah pelukan penyemangat bagi mereka, semua hal yang terjadi hari ini benar-benar di luar dugaan. Mereka saling memberi semangat kepada satu sama lain.
































Haiii
Besok iqis bakal up lagi, tapi upnya langsung 2 lohhh😉 ditunggu yaaaaa
Jangan lupa follow, vote dan komen sebanyak-banyaknyaaaaa

Byeeeee





































4 SANTRIWATI AL-FATTAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang