"Hindari serangannya sebisa mungkin! Dan hentikan dia tanpa melukainya sedikitpun!"
"Ya!"
(Name) POV
Aku seperti mendengar suara seseorang yang memanggilku ... Siapa itu? Suaranya seperti tidak asing ... Aku mencoba mengingatnya, tapi entah kenapa kepalaku rasanya seperti berdenyut-denyut, tubuhku rasanya panas sekali. Aku tidak bisa berpikir jernih, yang aku inginkan hanyalah ... membunuh semuanya.
Orang-orang berjas ini sepertinya bukan orang-orang sembarangan, terlihat dari pergerakan mereka yang seolah-olah mereka sering menghadapi yang seperti ini.
Namun tentu saja ada kalanya mereka akan kewalahan karena kecepatan (Name) yang lebih cepat dari manusia biasa.
"Rei-sama! Kita tidak bisa menghentikan nona jika ia masih bergerak secepat itu, kecepatannya melampaui batas manusia." tutur salah satu dari mereka kepada pemuda berambut putih itu, Rei.
Rei memandang ke arah (Name) yang masih mengamuk, "Aku akan melakukannya."
"Apa? Itu akan sangat berbahaya, anda bisa saja terluka, Tuan muda!" cegah yang lainnya.
Rei mengangkat satu tangannya, "Sudah kubilang, aku yang akan melakukannya. Bagaimanapun juga, ini salahku karena terlambat menyelamatkan adikku."
Setelah berkata demikian sang surai salju lantas menyuruh orang-orangnya untuk memberinya ruang dengan (Name). (Name) yang merasa gelisah saat Rei mendekatinya pun menyerang, namun Rei berhasil menghindari serangannya dengan mudah.
'kalau berdasarkan informasi yang kuterima, benda itu ditanamkan di tubuhnya dan mengambil alih pikirannya. Aku harus membuat (Name) kembali menjadi dirinya sendiri.'
Dirinya terus memutus jarak antara dirinya dan sang gadis tentakel.
"(Name), aku tau kau bisa mendengar suaraku. Ini aku, Rei. Benda itu sudah mengambil alih pikiranmu, jangan terperdaya olehnya, (Name). Jangan biarkan benda itu mengendalikan dirimu."
"Kau pasti marah, kan? Marah kepada mereka yang melakukan ini kepadamu, aku mengerti itu. Tapi jangan biarkan amarah mengambil alih pikiranmu, membuatmu tidak bisa berpikir jernih."
Tentakel (Name) yang hendak menyerang Rei seketika terhenti tepat di depan wajah pemuda itu, (Name) menatap sang surai salju dengan tatapan tak percaya.
"Rei.. aniki..?" lirih sang gadis tentakel, untuk sejenak nafsu membunuhnya melemah.
Rei memanfaatkan momen itu untuk lebih mendekat kepada (Name), tangannya terulur untuk meraih sang gadis ke dalam dekapannya.
"Ya, ini aku. Maaf aku terlambat, kau pasti sangat menderita di sini. Seandainya aku datang lebih awal, kau tidak akan tersiksa di sini. Maafkan aku, (Name)." tutur Rei sambil mengelus-elus surai hitam panjang sang gadis.
"Sekarang kau aman bersamaku, kau tidak akan menderita lagi."
Mata (Name) berkaca-kaca, ia menangis. Tangannya yang terkena cipratan darah membalas pelukan Rei erat, ia membenamkan wajahnya di dada sang surai salju.
Tentakel miliknya secara perlahan menyusut, kembali masuk ke dalam punggungnya.
Rei menepuk-nepuk punggung (Name) lembut, "aku di sini."
***
Rei memerintahkan para bawahannya untuk membereskan kekacauan di lab itu, dan menyelidiki tempat itu. Sedangkan ia membawa (Name) bersamanya ke Mansion miliknya, dengan supirnya yang sudah menunggu mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Little Killer || Ansatsu Kyoushitsu x Reader || [SLOW UPDATE]
Jugendliteratur𝙰𝚗𝚜𝚊𝚝𝚜𝚞 𝙺𝚢𝚘𝚞𝚜𝚑𝚒𝚝𝚜𝚞 𝙵𝚊𝚗𝚏𝚒𝚌𝚝𝚒𝚘𝚗 Tentang (Fullname). Seorang pembunuh muda yang dimintai bantuan dari pemerintah untuk membunuh monster bertentakel. Untuk itu dia harus bergabung dengan kelas E. Kelas yang disebut 'kelas bua...