CHAPTER 02 - SOULMATE

74 12 0
                                    

Kudanya meringik saat Jagad menarik tali pengekangnya. Berhenti disebuah toko buku kayu, tempat sama yang ia kunjungi bersama Kethan dua hari lalu. Namun saat ini dirinya hanya sendiri.

“Selamat datang, adakah yang bisa saya bantu?” Owen berucap dengan nada riangnya, sebelum netranya menangkap sosok Jagad disana.

“Oh Tuan si pencari buku Marni Mcgee.”

“Aku ingin mengembalikan buku milik ayahmu, aku meminta maaf untuk itu.” Jagad menyodorkan buku usangnya, diterima Owen hati-hati bak buku itu sangatlah rapuh.

“Terimakasih sudah mengembalikannya. Oh iya, uangmu kemarin sangatlah banyak. Ambil ini sebagai kembalian,” Owen mengambil kantong koin di laci mejanya, menyerahkan pada Jagad yang terdiam disana. Tak menerima, hanya menatap lurus ke netra jelaga Owen.

“Bisakah kau tutup untuk hari ini? Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat.” Kali ini Owen yang terdiam, lengannya masih terulur dengan kantung koin ditelapak tangannya. Jantungnya berdetak lebih keras, dan Owen sadari sebuah air bening jatuh di pipi sang tuan.

🍂🍂🍂

Dua jam perjalanannya dengan seekor kuda milik Jagad, keduanya sampai pada hulu sungai. Disana Roger telah menunggu, menghampiri sang tuan muda dengan sosok yang lebih kecil.

“Bukankah perjalanannya melelahkan?” Senyum Roger menular pada Owen.

“Tidak begitu paman.”

“Panggil aku Roger, kau Owen Kallias pemilik toko buku di ujung kota bukan?”

“Benar, aku Owen Kallias. Itu bukan milikku, toko buku milik ayahku aku hanya bertugas menjaganya saja.” Owen menatap Jagad disampingnya, tatapannya lurus pada air sungai yang jernih. Seolah tak ingin mengganggu percakapannya dan Roger.

“Sebenarnya aku sangat ingin tahu, apa yang membawa kalian kemari bersamaku?” Takut-takut Owen ajukan pertanyaannya. Bertanya pada Jagad sepanjang perjalanan tak dapat jawaban. Ia hanya percaya bahwa Jagad tak akan menyakitinya.

“Jari jemarimu cantik,” Seketika Owen melihat jari-jari tangannya. Tidak, ada beberapa luka sayatan yang mengering.

“Benarkah?” Owen tersenyum tipis, hatinya mendadak gelisah. Entah itu benar-benar pujian dari Roger atau hanya ucapan sarkasnya.

“Jagad,” yang dipanggil kini menengok, menatap Roger lalu diberi anggukan. Perlahan Roger menjauhkan langkahnya, berjalan disekitar pinggir sungai biarkan dua insan disana bicarakan hal yang mengganjal hati.

“Maaf tiba-tiba membawamu. Tapi bolehkah kau mempercayaiku? Apapun yang ku katakan tolong percaya.” Owen menganggukkan kepalanya pelan, kepercayaan itu muncul begitu saja bersamaan dengan sensasi hangat yang menjurus ke hatinya.

“Namaku Prabu Jagawana, namun aku dipanggil Jagad semenjak kecil.”

“Nama yang bagus,” Jagad tersenyum tipis saat rungunya mendengar gumaman Owen.

“Owen, apakah kau sudah bertemu soulmate mu?”

“Tidak. Maksudku belum, aku belum menemukannya.”

“Bagaimana jika kau tak akan pernah bertemu dengan soulmate mu?” Owen terdiam, pertanyaan yang tak ia duga.

“Aku akan bersedih dan mulai bertanya-tanya. Apakah soulmate ku sengaja memutuskan talinya, atau di masa lampau ada dosa besar yang telah ku lakukan sampai semesta tak mengizinkanku untuk bertemu soulmateku.” Kali ini Jagad yang mulai terdiam, ingin meyakinkan Owen bahwa ini bukanlah salahnya. Ini adalah salah dirinya dan jiwa-jiwa sebelumnya.

HALSTEAD; JAYWONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang